Anda yang mengikuti penetapan awal ramadhan dan lebaran setiap tahunnya selalu diwarnai pembicaraan metode mana yang benar? Masing-masing mengklaim kebenarannya. Perdebatan Rukhyat atau Hisab tidak hanya pada tataran dalil, namun banyak cabangnya. Begitu banyaknya hingga sriyatin dalam penelitiannya disebutkn tercatat lebih 60 model yang berkembang di Indonesia. Ini baru jumlah model yang di Indonesia san sudah mengingatkan 73 golongan umat Islam.
Serunya perdebatan rukhyat dan hisab mengikuti penetapan awal ramadhan dan lebaran menjadikan sebuah dalil terlupakan. Padahal dalil tersebut merupakan prinsip untuk mengawali puasa dan lebaran. Dalil hadits dari At Tirmidhi ini menyatakan untuk berpuasa dilakukan mengikuti hari mayoritas umat Islam berpuasa. Demikian juga untuk berhari raya idul fitri dan idul adha.
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الصَّوْمُ يَوْمَ تَصُومُونَ وَالْفِطْرُ يَوْمَ تُفْطِرُونَ وَالْأَضْحَى يَوْمَ تُضَحُّونَ
Nabi SAW Bersabda "Berpuasa itu pada hari kalian berpuasa dan berbuka itu pada hari dimana kalian semua berbuka, demikian juga dengan Iedul Adlha, yaitu pada hari kalian semuanya berkurban." (Sunan Tirmidzi 633)
Hadits ini sering digunakan untuk mengajak kelompok umat yang sering berbeda dengan penetapan pemerintah. Namun penerapannya terkesan seperti menghakimi minoritas umat Islam yang berbeda pilihan. Ada beberapa organisasi keumatan yang sering berbeda diantaranya Muhammadiyah, HTI, Tarekat , dan lainnya. Namun yang lebih sering muncul kepermukaan menunjukan perbedaan adalah Muhammadiyah.
Kelompok-kelompok keumatan seperti NU, MU, HTI, Tarekat dan lainnya, semuanya menyadari perlunya kebersamaan umat dalam berpuasa dan berlebaran. Bahkan semua kelompok umat merindukan adanya kesatuan hari mengawali Ramadhan dan lebaran pada tingkat Dunia.
Oleh karenanya untuk menyelesaikan perbedaan hari mengawali Ramadhan dan lebaran di tanah air, harus mampu memberikan rasa adil bagi semua pihak. Win win solution adalah pilihan terbaik ketika pihak-pihak yang berhadapan berdiri diatas dalil dan alasan yang sama-sama benar. Hal ini dapat dijadikan pegangan pemerintah dalam menengahi perbedaan penetapan awal bulan Ramadhan dan lebaran yang berulang setiap tahun.
Dan dalam tulisan sebelumnya telah disebutkan peluang untuk mempersatukan awal bulan Ramadhan dan lebaran pada tingkat dunia adalah dengan mengikuti mayoritas umat Islam dunia berpuasa dan berlebaran. Yaitu mengikuti penetapan yang dilakukan oleh Pemerintah Arab Saudi melalui keputusan Dewan Hakim Tinggi.
Oleh karenanya, jika pemerintah Indonesia mengambil langkah untuk mengikuti hasil penetapan Arab Saudi, Insya Allah terdapat beberapa hikmah yang dapat diperoleh diantaranya yaitu :
- Dapat menyatukan awal bulan Ramadhan, syawal dan dzul hijjah sehingga umat islam Indonesia dapat secara bersama-sama dalam berpuasa dan berlebaran
- Dapat mendamaikan perbedaan/perdebatan metode yang digunakan oleh kelompok dan ormas Islam di indonesia seperti MU, NU, HTI, Tarekat, dan ormas lainnya.
- Dapat meningkatkan kekhusukkan umat dalam berpuasa tanpa rasa was-was berpuasa pada hari haram berpuasa.
- Dapat menghemat anggaran, energi dan pikiran dengan kegiatan rutin berupa sidang itsbat.
- Dapat memotivasi umat untuk lebih berkonsentrasi dan berpartipasi dalam mendukung visi misi dan program pemerintah.
- Dapat mendorong Indonesia tampil sebagai pemersatu kebersamaan umat islam dunia dalam berpuasa dan lebaran
Demikian sekilas Hikmah mengikuti hari awal Ramadhan dan lebaran yang ditetapkan Arab saudi. Semoga harapan dan hikmah dibaliknya dapat bermanfaat bagi kemaslahatan umat yang sekagus akan mendorong Indonesia untuk bangkit.
Posting Komentar
Posting Komentar