Sama Berpuasa tapi Beda Rasa hingga beda hukum

Sama berpuasa tapi beda rasa adalah ungkapan untuk kondisi mukmin yang sama-sama berpuasa pada hari yang sama namun dengan beda rasa karena niatnya berbeda. Kondisi ini dapat terjadi dikala terjadi perbedaan hari mengawali ramadhan. Umat islam memulai berpuasa dalam dua, tiga atau empat hari yang berbeda. Sebagian masih berada di bulan sya’ban dan sebagian lainnya sudah memasuki bulan ramadhan.

Contohnya hari ini Kamis, 28 sya’ban 1438 H atau 25 Mei 2017 sebagian umat Islam berpuasa akhir sya’ban. Namun bagi Kelompok Tarekat Naqsabandi hari ini justeru hari pertama puasa ramadhan. Oleh karena pada hari yang sama terdapat dua rasa puasa. satu golongan berpuasa sya’ban dan golongan lainnya berpuasa ramadhan. 

Dengan kondisi ini, maka akan mengakibatkan perbedaan hukum berpuasa. Bagi yang berpuasa sya’ban, besok adalah hari dilarang berpuasa ( lihat tulisan hari syak dilarang berpuasa). Namun bagi kelompok Naqsabandi, besok adalah hari kedua wajib berpuasa ramadhan. 

Sehingga bagi berpuasa sya’ban akan menganggap kelompok Naqsabandi berpuasa pada hari syak, hari yang dilarang berpuasa. Dan hukum ini akan terjadi sebaliknya. Kelompok yang hari ini berpuasa sya’ban dianggap kelompok Naqsabandi akan berpuasa pada hari lebaran, hari yang dilarang berpuasa. Hal ini karena Hari raya Idul Fitri kelompok Naqsabandi akan jatuh pada saat yang lain masih berpuasa ramadhan.

Lalu bagaimana Umat islam bersikap ?

لَنَا أَعْمَالُنَا وَلَكُمْ أَعْمَالُكُمْ ۖ لَا حُجَّةَ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ ۖ اللَّهُ يَجْمَعُ بَيْنَنَا ۖ وَإِلَيْهِ الْمَصِيرُ
Bagi kami amal-amal kami dan bagi kamu amal-amal kamu. Tidak ada pertengkaran antara kami dan kamu, Allah mengumpulkan antara kita dan kepada-Nya-lah kembali (kita)". (QS. 42:15)

Ayat diatas menggambarkan bagaimana umat Islam hidup dapat perbedaan. Walaupun demikian kontras perbedaan, Alhamdulillah... Umat Islam selalu dapat saling menjaga, saling menghormati dan saling menghargai. Inilah salah satu wujud toleransi umat Islam yang selama ini terpelihara. Sehingga menjadi aneh jika beberapa tahun belakangan, umat islam seperti dikesankan sebagai umat yang intoleran. 

Namun semoga umat islam tidak berpuas diri dengan sikap toleransi. Ayat di atas merupakan bagian dari suraat Ash Shura yang mengingatkan bahwa penetapan awal ramadhan dan syawal perlu terus di musyawarahkan. Dari sisi dalil, ilmu dan teori serta praktek dampaknya harus selalu didiskusikan sehingga tercipta hari yang disepakati bersama. Karena umat akan lebih baik jika dapat berjamaah dalam beribadah.

Semoga Ramadhan 1438 H ini menjadi berkah bagi kita.
Bang  Afdoli
Bukan Siapa siapa bisa jadi siapa siapa untuk siapa siapa berbagi untuk kebaikan bersama

Related Posts

Posting Komentar