Bulan Haji : Lebih Baik Pemerintah Mengikuti Waktu Makkah


Bulan Haji : Lebih Baik Pemerintah Mengikuti Waktu Makkah


Tulisan berkaitan dengan kebingungan ummat antara Puasa Arafah ikut Pemerintah atau Mekkah? 

Dalam tulisan sebelumnya Bersama tapi tidak sama dalam puasa Arafah telah disampaikan besar kemungkinan terjadi perbedaan awal hari bulan dzul-hijjah antara Makkah dengan Indonesia. Secara garis besar dapat digambarkan kemungkinan perbedaan yang terjadi dalam tabel sebagai berikut :

No
Momen dan dasarnya
Kemungkinan Waktu Bulan Haji
Makkah (Arab Saudi)
Indonesia
1
1 dzulhijjah
Jum’at, 2 September 2016
Sabtu, 3 September 2016
2
Wukuf / Puasa arafah 9 Dzulhijjah
Sabtu, 10 September 2016
Ahad, 11 September 2016
3
Hari Raya Haji 10 Dzulhijjah
Sabtu, 11 September 2016
Ahad, 12 September 2016
4
Hari Tasyrik 11-13 Dzulhijjah
12- 14 September 2016
Ahad, 13-15 September 2016
5
Dasar / Metode Hisab
Kalender Ummul Quraa dengan Maulidan Hilal
Kalender Umum
Kalender Hijriah Global dengan Imkanu Rukhyat
6
Rukhyat Hilal
Kemungkinan dapat terlihat
Kemungkinan tidak terlihat


Jika ini terjadi tentu akan membingungkan Ummat Islam di Indonesia. Apakah akan mengikuti ketetapan Pemerintah Indonesia (kementrian agama) atau Pemerintah Arab Saudi ? 

Kita lihat dari satu contohnya yaitu puasa arafah. 
Ibadah puasa yang sangat sayang untuk dilewatkan, begitu besar manfaat bagi yang melaksanakannya yakni dihapuskan dosa tahun kemarin dan dosa tahun depan.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Puasa tiga hari setiap bulan, puasa dari Ramadlan ke Ramadlan sama dengan puasa setahun penuh. Sedangkan puasa pada hari Arafah, aku memohon pula kepada Allah, agar puasa itu bisa menghapus dosa setahun setahun penuh sebelumnya dan setahun sesudahnya. Adapun puasa pada hari 'Asyura`, aku memohon kepada Allah agar puasa tersebut bisa menghapus dosa setahun sebelumnya." HR. Muslim 1976.

Namun jika terjadi perbedaan waktu hari antara mekkah dan Indonesia, tentu menjadi dilema tersendiri bagi kita ummat Islam di Indonesia. Ibarat pepatah makan buah simalakama.

Jika mengikuti ketetapan pemerintah maka kita ummat islam Indonesia berpuasa akan berpuasa Arafah tanggal 11 September 2016. Berarti berbeda dengan waktu wukuf para jemaah haji di Mekkah yang jatuh tanggal 10 September 2016. Bahkan jika kita berpuasa pada tanggal sesuai di Indonesia, hukumnya bisa jatuh haram karena dalam waktu yang bersamaan di Mekkah adalah waktu hari raya Idul Adha. Dimana idul adhha adalah termasuk waktu yang dilarang berpuasa.

dari Abu Sa'id radliallahu 'anhu berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melarang berpuasa pada hari Raya 'Iedul Fithri dan 'Iedul 'Adhha dan juga melarang berkerudung dengan satu helai kain (berselimut sehingga seluruh bagian badannya tertutup) dan juga melarang seseorang duduk dengan memeluk lututnya hingga mengenai pundaknya dan menutupnya dengan selembar kain dan melarang pula shalat setelah Shubuh dan 'Ashar". HR. Bukhari 1855. Dan dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu disebutkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah melarang berpuasa pada dua hari, yaitu pada hari Iedul Adlha dan Iedul Fithr. HR.Muslim 1921

Namun sebaliknya Jika mengikuti waktu mekkah yang ditetapkan melalui Dewan Hakim Tertinggi Arab Saudi yaitu Majlis al-Qada’ al-A‘la Arab Saudi berarti mengabaikan patuh dan taat kepada ulil amri atau pemimpin negeri sendiri

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنكُمْ ۖ فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS. 4:59)


dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Barang siapa mentaatiku sungguh dia telah mentaati Allah, dan barangsiapa bermaksiat kepadaku maka dia telah bermaksiat kepada Allah. Barangsiapa metaati seorang pemimpin sungguh dia telah mentaatiku, dan siapa saja bermaksiat kepada seorang pemimpin maka dia telah bermaksiat kepadaku." HR. Muslim 3417.

Kejadian ini tentu akan mengulangi kejadian beberapa tahun yang lalu. Ummat Islam terbelah ada yang mengikuti keputusan Pemerintah Arab Saudi dan sebagian mengikuti Pemerintah Indonesia. Lalu adakah solusi agar ummat Islam di Indonesia tidak bingung?

Seperti dalam gambar di atas sebagai usul dari penulis adalah lebih baik pemerintah Indonesia mengikuti Waktu Mekkah yang ditetapkan melalui Dewan Hakim Tertinggi Arab Saudi yaitu Majlis al-Qada’ al-A‘la Arab Saudi. Dengan demikian Ummat Islam menjadi lebih senang, tenang dan khusyuk beribadah dengan mengikuti pemerintah di Indonesia sekaligus mengikuti waktu Mekkah. 

Jika pun hal tersebut tidak dilakukan tentunya pemerintah tentu memiliki pilihan yang lebih baik untuk mengayomi kepentingan umat islam. Karena seorang pemimpin juga memiliki beban tanggung jawab sendiri.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak seorang pemimpin pun yang mengurusi perkara kaum muslimin, kemudian dia tidak bersungguh-sungguh bekerja untuk mereka dan menasihatinya, kecuali ia pasti tidak akan masuk surga bersama mereka'." HR. Muslim 205, 3410

Namun demikian, untuk memperkuat pilihan yang yang ditawarkan penulis, berikut disampaikan faktor-faktor pendukung dapat menguatkan keputusan yang akan diambil nantinya.

Adapun faktor pendukung yang dapat menguatkan pemerintah dalam mengambil sikap untuk mengikuti waktu Makkah sebagai panduan waktu beribadah pada bulan dzul hijjah 1437 H adalah sebagai berikut:

1) Kalender Ummul Qura menggunakan metode Maulidan Hilal mirip dengan yang digunakan Muhammadiyah telah menetapkan Jum’at, 2 September 2016 sebagai awal bulan Dzul hijjah 1437 H.

2) Kalender Hijriah Global dengan metode Imkanu Rukhyat dan baru disepakati dalam konferensi di Turki 28-30 Mei 2016 juga telah menetapkan Jum’at, 2 September 2016 sebagai awal bulan Dzul hijjah 1437 H. Kalender ini merupakan keputusan yang juga dihadiri tiga perwakilan dari Indonesia yaitu Majelis Ulama Indonesia (MUI), Muhammadiyah (MU) dan Nahdlatul Ulama (NU).

Dari sisi manfaat, jika pemerintah RI mengikuti waktu Makkah dalam ibadah bulan haji 1437 H diantaranya yaitu :

1) Menghindarkan ummat islam di Indonesia dari kebingungan dalam memilih waktu mengikuti pemerintah atau waktu makkah.

2) Lebih memudahkan dengan tidak melakukan rukhyatul hilal sendiri dan sidang itsbat untuk menetapkan hari dalam bulan dzulhijjah.

3) Lebih efektif karena hanya cukup mengumumkan waktu yang sesuai dengan waktu Mekkah.

Jika pemerintah RI mengikuti waktu Makkah dalam ibadah bulan haji 1437 H maka secara ilmiah ini dapat membenarkan bahwa 

1) Bumi menjadi satu kesatuan, satu hari tanggal dalam kalender Islam. 

2) Menegaskan bahwa posisi Indonesia lebih cepat 4-6 jam dari waktu Makkah karena berada di sebelah timur Mekkah.

Semoga melalui pertimbangan ini dapat menjadi sikap pemerintah untuk mengikuti waktu makkah dalam ibadah haji 1437 H, sehingga pemerintah dan umat Islam Indonesia dapat senang dan tenang serta khusyuk menjalankan ibadah di bulan haji.
Bang  Afdoli
Bukan Siapa siapa bisa jadi siapa siapa untuk siapa siapa berbagi untuk kebaikan bersama

Related Posts

2 komentar

  1. Apa yg dilakukan pemerintah adalah betul dan benar. Apa yg menjadi amalan kita sekarang adalah kerana mengikut garisan tarikh antarabangsa ciptaan barat lalu menjadikan tarikh dan masa kita lebih awal awal dari mekah. Ini yang salah. Lalu kita puasa dan raya lebih dulu dari mekah. Mendahului imam. Sepatutnya kita mengikuti garisan tarikh antarabangsa islam yg mesti bermula di mekah. Anak bulan harus nampak di mekah dahulu baharulah kita mengikutinya. Jika mengikut garisan tarikh antarabangsa islam, jika 1 zulhijjah berlaku di mekah, 19 jam kemudian barulah 1 zulhijjah bermula di negara kita. Jika ikut garisan tarikh antarabangsa ciptaan barat, jika 1 zulhijjah berlaku hari jumaat di mekah maka 19 jam kemudian berlakulah 1 zulhijjah di negara ini iaitu pada hari sabtu. Ini kebenarannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Apakah tidak lebih jika mendudukan Mekkah sebagai pusat manusia Almaidah 97.
      http://31.ayobai.org/2017/08/makkah-mean-time-mmt-dalam-waktu-islam.html

      Insya Allah dapat menyatukan bumi sebagai satu kesatuan

      Hapus

Posting Komentar