Mecca Mean Time (MMT) memang bukanlah wacana baru. Pada awal pembangunan Mecca Royal Clock (MRC) jam besar di Kota Mekkah sudah diwacanakan sebagai pengganti Greenwich Mean Time (GMT) inggris. Dengan perubahan ini, maka titik 0 ⁰ yang selama ini berada GMT akan diubah menjadi di MMT.
Wacana ini terus menggema dari pembangunan jam raksasa atau yang disebut Mecca Royal Clock (MRC).Diberbagai pertemuan dan seminar lintas tokoh dan ilmuwan muslim membahas tentang membahas kemungkinan menjadikan MMT sebagai acuan waktu Islam. Termasuk di Indonesia pada Tahun 2013 juga pernah dilakukan Halaqah Nasional tentang waktu Makkah (MMT) bertempat di Gedung MUI Pusat, Jakarta. Acara ini dihadiri utusan dari kedubes Arab Saudi Dr.Mas’ud bin Sa’ad Al-Khomidi, Peneliti Senior Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Prof.Dr.Thomas Djamluddin serta sejumlah pengurus pusat MUI antara lain, Tengku Zulkarnain, MA, Prof. Dr. Muhammad Amin dan Dr. H. Ahmad Izzudin, M.Ag.
Dan pendapat para tokoh dan ilmuwan dalam Halaqah tersebut berpendapat gagasan besar yang tidak mudah untuk dilaksanakan, butuh kesepakatan berbagai pihak dan pembicaraan lintas Negara. Demikian juga pakar astronomi ITB Moedji Raharto menyarankan agar MMT nantinya dijadikan jam hijriyah terlebih dahulu. Hal ini mengingat belum adanya konsep yang jelas tentang penyeragaman waktu hijriah ini. Lihat tulisan liputan halaqah MUI Dukung Jam Raksasa Makkah Gantikan GMT
Namun kini saatnya Mecca Mean Time (MMT) bukan sekedar wacana namun harus mampu diaplikasikan sebagai pengganti GMT bagi Umat Islam. Dalam Kajian Buku Masjidil Haram menyatukan kalender Islam telah dibahas bagaimana MMT dapat diterapkan. Pembahasan Buku tersebut, meliputi dalil-dalil Alquran dan hadits diikuti dengan penjelasan fakta-fakta yang mendukung bahwa MMT sangat layak untuk diterapkan.
Dengan menjadikan Mecca Mean Time (MMT) sebagai acuan waktu dan kalender Islam, maka akan membawa dampak diantaranya :
- Akan terwujudnya kalender Hijriah yang mapan dan menyatukan umat Islam seluruh dunia yaitu Kalender satu hari satu tanggal (One Day One Date).
- Umat Islam akan memiliki Waktu sendiri yang mandiri yaitu lebih cepat dari waktu standard waktu dunia. Baca Saatnya Islam menjadikan Jam 01.00 Dinihari sebagai awal waktu pergantian Hari
- Mecca Royal Clock (MRC) dapat dimanfaatkan simbol pemersatu waktu islam
- Umat Islam seluruh dunia akan bersatu dalam pelaksanaan ibadah puasa, hari raya, arafah secara bersama-sama dalam Satu hari
- Pelaksanaan Ibadah shalat tarawih bulan ramadhan dan takbir hari raya idul fitri dan idul adha sesuai dengan waktu yang dicontohkan Rasul dan sahabat.
- Menghindarkan umat Islam dari bertasyabbuh atau menyerupai Yahudi
Hal ini dapat diwujudkan karena Alquran dan Hadits telah memberikan dalil yang cukup untuk menjadikan Mekkah sebagai pusat bumi. Oleh karenanya tidaklah pantas sebagai ummat Islam menyepakati sesuatu yang ada dalil yang mengaturnya. Kecuali memang terjadi perbedaan didalamnya yang memerlukan kesepakatan bersama. Dalam kaitan menjadi Mekah sebagai pusat atau MMT, kajian buku menyebutkan kita sebagai umat Islam tinggal menyepakati beberapa hal dan dapat langsung dilaksanakan dan diselaraskan dengan waktu yang telah ada.
Semoga Umat islam siap untuk memiliki waktu sendiri dan mandiri.
Posting Komentar
Posting Komentar