Ketika bulan sya’ban, sebagian kita mungkin langsung teringat dengan malam nisfu sya’ban. Yaitu malam pertengahan bulan sya’ban yang didalamnya terdapat malam kemuliaan. Banyak amalan ibadah yang disampaikan kepada kita untuk dilakukan untuk mengisi malam nisfu sya’ban (Khusus sya’ban memang telah dibuat dalam tulisan Meluruskan Pemahaman Sya'ban dalam 7 seri namun amalan yasinan 3x memang belum dibahas karena belum ketemu hadit sebagi dalil khususnya). Dan semoga fokus pada nisfu sya’ban tidak menjadikan kita lalai bahwa bulan sya’ban adalah bulan berpuasa selain bulan Ramadhan. Puasa Bulan sya’ban memang sunnah namun didalamnya juga terdapat kewajiban minimal berpuasa 3 hari.
Disamping itu ternyata malam nisfu (pertengahan) sya’ban juga mengandung hikmah. Bahwa malam nisfu sya’ban mengungkap fakta bahwa permulaan hari adalah siang bukan malam. Kog bisa ? Mari sama kita bahas.
Bahwa untuk kalender Hijriah atau kalender berdasarkan peredaran bulan, jumlah harinya adalah 29 dan 30 hari. Dalam hal ini baik dunia Islam maupun dunia sains sepakat dan tidak perbedaan. Oleh karenanya rata-rata jumlah hari dalam sebulan adalah 29,5 hari. Hal ini sejalan dengan rata-rata peredaran bulan mengelilingi bumi selama 29,5 hari dalam satu putaran. Dan yang disebut malam Nisfu (pertengahan) adalah malam tanggal 15. Oleh karena ini pemahaman agama dengan saintis seiring dan sejalan.
Namun baru terjadi perbedaan pendapat ketika menetapkan kapan sebuah bulan berusia 29 hari atau 30 hari. Hal ini yang telah ditulis dalam buku Palingkan Wajahmu Ke Masjidil Haram Untuk Menyatukan Kalender Islam Dunia. Terdapat beberapa syarat yang diperlukan untuk mewujudkannya. Dan salah satunya adalah membenarkan bahwa permulaan hari adalah siang bukan malam.
fakta bagi yang menganut paham permulaan hari adalah malam.
Pertengahan bulan bermakna malam tanggal 15 adalah milik tanggal 15(awal hari), dan keesokan siangnya tanggal 15 juga milik tanggal 15 (akhir hari). Dari sini dapat dinyatakan bahwa pertengahan bulan adalah tanggal 15, sehingga akhir bulannya konstan. Padahal kita ketahui bahwa rata-rata hari dalam sebulan kalender bulan (hijriah) adalah 29,5 hari. Dengan pemahaman permulaan hari adalah malam ini berarti mengabaikan fakta bahwa bulan memiliki jumlah hari 29 atau 30.
Fakta Berbeda dengan paham permulaan hari adalah siang.
Pertengahan bulan bermakna malam tanggal 15 adalah milik tanggal 14 (akhir hari), dan keesokan siangnya tanggal 15 adalah milik tanggal 15 (awal hari). Oleh karenanya yang dimaksud dengan pertengahan bulan dalam paham ini adalah waktu diantara tanggal 14 dan 15. Sehingga paham permulaan hari adalah siang sejalan/sesuai dengan fakta bahwa jumlah hari dalam sebulan adalah 29 atau 30 hari, dengan rata-rata hari dalam sebulan 29,5 hari.
Hal ini didukung fakta bahwa dalam setahun malam bulan purnama (penuh) selalu berubah dalam dua kelompok tanggal yaitu 13, 14, 15 dan 14, 15, 16. Kedua kelompok tanggal ini, selama satu tahun masing-masing terjadi 6 kali (bulan). Dengan pemahaman siang sebagai awal hari, maka malam nisfu tetap berada ditengah. Dan yaumul bidh (hari pertengahan/putih) tetap terakomodir dalam dua tanggal yaitu 14 dan 15. (Lihat Tulisan Hikmah Mudahnya Kalender Hijriah ). Hal tentu memperkuat bahwa Permulaan hari adalah siang yang diitandai dengan terbitnya fajar.
Demikian tulisan hikmah Malam Nisfu Sya’ban membuka fakta bahwa permulaan hari adalah siang. Hal ini menjadikan fakta bahwa ajaran Islam sejalan dengan dunia sains (ilmu pengetahuan). Sekaligus mengingatkan bahwa Islam adalah ajaran yang dapat dimaknai secara logika dan Iman. Semoga kita termasuk orang yang dapat menyatukan hati dan akalnya dalam memahami kebenaran dengan secara komprehensif.
Tulisan terkait
Tulisan terkait
Posting Komentar
Posting Komentar