Dua Amalan Mudah Kesurga, Namun Sedikit Yang Mengamalkan

Tulisan Dua Amalan Mudah Kesurga, Namun Sedikit Yang Mengamalkan merupakan lanjutan tulisan sebelumnya yaitu Hapuskan Dosa Kejelekan Ketika Shalat Dan Tidur Dengan Tasbih. Hal ini perlu karena dibahas karena keduanya berasal dari hadits yang sejenis dan hampir sama, namun maknanya berbeda. Bahkan dapat disebutkan kedua haditsnya saling bertentangan, sehingga menjadi penting sebagai salah satu contoh kaidah menyatukan perbedaan dalam Islam.
 Dua Amalan Mudah Kesurga, Namun Sedikit Yang Mengamalkan

Dalam tulisan Hapuskan Dosa Kejelekan Ketika Shalat Dan Tidur Dengan Tasbih menggunakan dalil hadits Sunan Nasa'i 1331. Sedangkan dalam tulisan ini menggunakan dalil hadits Musnad Ahmad 6616 sebagai berikut 

عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ خَصْلَتَانِ أَوْ خَلَّتَانِ لَا يُحَافِظُ عَلَيْهِمَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ إِلَّا دَخَلَ الْجَنَّةَ هُمَا يَسِيرٌ وَمَنْ يَعْمَلُ بِهِمَا قَلِيلٌ تُسَبِّحُ اللَّهَ عَشْرًا وَتَحْمَدُ اللَّهَ عَشْرًا وَتُكَبِّرُ اللَّهَ عَشْرًا فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ فَذَلِكَ مِائَةٌ وَخَمْسُونَ بِاللِّسَانِ وَأَلْفٌ وَخَمْسُ مِائَةٍ فِي الْمِيزَانِ وَتُسَبِّحُ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَتَحْمَدُ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَتُكَبِّرُ أَرْبَعًا وَثَلَاثِينَ عَطَاءٌ لَا يَدْرِي أَيَّتُهُنَّ أَرْبَعٌ وَثَلَاثُونَ إِذَا أَخَذَ مَضْجَعَهُ فَذَلِكَ مِائَةٌ بِاللِّسَانِ وَأَلْفٌ فِي الْمِيزَانِ فَأَيُّكُمْ يَعْمَلُ فِي الْيَوْمِ أَلْفَيْنِ وَخَمْسَ مِائَةِ سَيِّئَةٍ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ كَيْفَ هُمَا يَسِيرٌ وَمَنْ يَعْمَلُ بِهِمَا قَلِيلٌ قَالَ يَأْتِي أَحَدَكُمْ الشَّيْطَانُ إِذَا فَرَغَ مِنْ صَلَاتِهِ فَيُذَكِّرُهُ حَاجَةَ كَذَا وَكَذَا فَيَقُومُ وَلَا يَقُولُهَا فَإِذَا اضْطَجَعَ يَأْتِيهِ الشَّيْطَانُ فَيُنَوِّمُهُ قَبْلَ أَنْ يَقُولَهَا فَلَقَدْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْقِدُهُنَّ فِي يَدِهِ

Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam, bahwa beliau bersabda: "Dua hal yang tidaklah seorang muslim selalu menjaga kecuali ia akan masuk surga, keduanya mudah untuk dikerjakan, namun sedikit orang yang mengamalannya: engkau bertasbih kepada Allah sepuluh kali, bertahmid kepada Allah sepuluh kali, dan bertakbir sepuluh kali pada setiap penghujung shalat. Maka genaplah seratus lima puluh dengan amalan lisan, dan seribu lima ratus dalam timbangan amal. Dan hendaklah bertasbih sebanyak tiga puluh tiga, bertahmid tiga puluh tiga, dan bertakbir tiga puluh empat" -Atho` tidak tahu manakah yang harus dibaca sebanyak tiga puluh empat-, "jika hendak merebahkan badannya untuk tidur, maka genaplah seratus dengan amalan lisan, dan seribu dalam hitungan mizan (timbangan pahala). Maka siapakah di antara kalian yang melakukan dosa sebanyak dua ribu lima ratus dalam sehari?" Mereka berkata: "Wahai Rasulullah, bagaimana keduanya mudah untuk dikerjakan, namun sedikit orang yang mengamalannya." Beliau bersabda, "Setan mendatangi kalian pada setiap habis shalat seraya mengingatkan dengan keperluan ini dan ini, kemudian salah seorang dari kalian berdiri dan tidak sempat membacanya lagi. Jika ia ingin tidur Setan akan menidurkannya dan dia tidak sempat lagi untuk membacanya." Dan sungguh aku melihat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam menggenggam erat di tangannya (selalu mengamalkan)." (Musnad Ahmad 6616; hasan Al Arnauth)

Secara sanad atau jalur periwayatan, kedua hadits sama-sama bersumber Abdullah bin 'Amru berlanjut kepada As Sa`ib bin Malik berlanjut ke'Atho` bin As Sa`ib. Dan haditsnya juga sama-sama dinyatakan shahih. Perbedaan terjadi pada perawi selanjutnya setelah Atho’. Musnad Ahmad 6616 dilanjutkan oleh Syu’bah dan Muhammad Ja’far. Sedangkan dalam hadits An Nasa’i 1331 setelah Atho’ dilanjutkan oleh Hammad bin Zaid dan Yahya bin Habib bin 'Arabi. 

Dan secara matan atau isinya, kedua hadits yang juga hampir sama secara kata. Hingga Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda: 'Siapakah diantara kalian yang berbuat dua ribu lima ratus kejelekan setiap siang dan malam hari? kedua hadits dapat dikatakan sama. Perbedaan terjadi setelah hadits An Nasa’i 1331 “Lalu beliau Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam ditanya, 'Wahai Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam, bagaimana kami tidak menghitungnya? ' Beliau Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam menjawab: 'Syetan mendatangi kalian yang sedang shalat sambil membisikkan, "Ingatlah ini dan ingatlah itu". Syetan juga datang ketika tidurnya dan membiusnya." Hal ini tentu dapat memberikan makna bahwa dalam shalat dan tidur bisa terjadi 2500 kejelekan (dosa) dalam sehari semalam. Kejelekan ini disebabkan oleh didatangi dan digoda syetan ketika dalam shalat dan tidur. Dan untuk menghapus kejelekan tersebut, ditutupi dengan Tasbih tahmid takbir masing 10 kali setelah shalat dan sebelum tidur masing-masing 33 kali kecuali takbirnya dibaca 34 kali.

Sementara dalam hadits Musnad Ahmad 6616 yang digunakan sebagai dalil dalam tulisan ini, menekankan pada bagaimana mungkin Dua Amalan yang Mudah menuju surga, Namun Sedikit Yang Mengamalkan? Rasulullah SAW menjelaskan bahwa hal ini dapat terjadi karena didatangi dan digoda syetan ketika selesai shalat dan sebelum tidur, sehingga lupa membaca Tasbih tahmid takbir. Padahal kita ketahui bahwa untuk membaca tasbih (Subhaanallah), membaca tahmid (Alhamdulillah) dan membaca takbir (Allahu Akbar) sebanyak 10 kali dan 33 kali atau 34 kali tidak membutuh waktu yang lama. 

Dari perbandingan kedua hadits tersebut jelas sekali perbedaannya. Yang satu dapat ditafsir ada 2500 kejelekan sehari semalam karena didatangi dan digoda syetan dalam shalat dan tidur. Yang satunya lagi dapat ditafsir bahwa 2500 adalah malan tersendiri yang sering dilupakan karena digoda syetan setelah shalat dan sebelum tidur.

Untuk memaknai perbedaan hadits tersebut tentu kita berprinsip perlu bahwa Islam itu adalah satu, tidak bercerai berai sebagaimana disebutkan dalam surah al Imran

وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِن بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ ۚ وَأُولَٰئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ

Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat, (QS. 3:105)

Sehingga makna kedua hadits tersebut dapat diselaraskan. Tidak perlu diperbesar bahwa yang dimaksud 2500 itu dosa (kejelekan) atau pahala yang didapatkan. Yang terpenting adalah lakukan kedua amalan tersebut. Bacalah tasbih (Subhaanallah), membaca tahmid (Alhamdulillah) dan membaca takbir (Allahu Akbar) masing sebanyak 10 kali setelah shalat. Dan bacalah tasbih dan tahmid sebanyak 33 kali serta takbir 34 kali sebelum tidur. Sedangkan permasalahan amalan itu untuk menutup dosa kejelekan atau pahala tersendiri kita serahkan kepada Allah. Karena kekuasaan menaikan dan menurunkan timbangan amalan ada pada Allah sebagaimana dalam hadits berikut :
sesungguhnya Allah tidak tidur, dan tidak layak bagi-Nya untuk tidur. Dia mengangkat dan menurunkan timbangan mizan, dan amal manusia pada siang hari diangkat kepada-Nya pada malam hari, dan amal manusia pada malam hari diangkat kepadanya pada siang hari." (Shahih Muslim 264)

Subhanaka Allahumma Wa Bihamdika Asyhadu Alla Ilaaha Illa Anta Astaghfiruka Wa Atubu Ilaik
Bang  Afdoli
Bukan Siapa siapa bisa jadi siapa siapa untuk siapa siapa berbagi untuk kebaikan bersama

Related Posts

Posting Komentar