Memahami Perjalanan Hidup setelah mati dari sistem seleksi atau eliminasi.

Anda tentu memahami testing atau ujian masuk kerja. Apa saja masuk masuk PNS, TNI, POLRI, Sekolah kedinasan termasuk kerja sebagai pegawai swasta dan lainnya. Ujian biasanya bertahap. Jika awalnya pendaftar 3 ribu orang, setelah ujian pertama bisa jadi tinggal 300 orang, kemudian ujian kedua tinggal 30 orang dan ujian terakhir wawancara, yang diterima ternyata cuma tiga orang. 

Demikian juga untuk surga juga ada sistem seleksi dan eleminasi. Bahakn jauh lebih ketat dan dijamin tidak ada KKNnya. Karena itu sudah janji Allah
“Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. “ (Qs. 21:47). 

Dan salah satu gambaran perjalanan hidup sesudah mati dapat kita lihat dari hadits yang bersumber dari Anas bin Malik sahabat dan sekaligus pembantu Nabi SAW. Bahwa ada tiga tempat kita akan bertemu Nabi Muhammad SAW pada hari kiamat yaitu Sirath (jembatan diatas neraka), Mizan ( Timbangan amal), Haudl (Telaga Nabi).

Oleh karenanya gambaran seleksi orang masuk adalah sebagai berikut : 

1. Jika tidak bertemu dengan Nabi SAW di atas jembatan (sirath), berarti dua kemungkinannya. Kita akan bertemu beliau di mizan atau kita sudah duluan terjatuh/dijatuhkan dari jembatan hingga masuk ke neraka jahanam.

2. Jika tidak bertemu dengan Nabi SAW dekat Mizan, berarti dua kemungkinannya. Kita akan bertemu dengan beliau di telaga Al Kautsar atau kita sudah terpeleset ke neraka.

3. Dan ketika di telaga Kautsar, juga ada dua kemungkinannya. Kita minum air telaga sehingga tidak akan pernah kehausan hingga masuk surga atau kita tertolak atau diusir menjauh dari telaga karena telah merubah agama dan perintah .

Namun tidak perlu berkecil hati jika kita tidak terpilih dalam seleksi. Kita dapat mengikuti ujian penerimaan selanjutnya. Begitu juga agama islam juga mengajarkan bagaimana kita tetap dapat masuk surga, sekalipun telah kalah seleksi. Hal ini dapat dilihat dalam hadits berikut ini :
dari Anas bin Malik radhiyallahu'anhu berkata: saya memohon Nabiyullah Shallallahu'alaihi wasallam untuk memberiku syafaat pada hari kiamat, Anas bin Malik radhiyallahu'anhu berkata: Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam menjawab: "saya melakukannya untuk mereka ", Anas bin Malik radhiyallahu'anhu berkata: dimana saya mencarimu pada hari kiamat kelak wahai Nabiyullah?, Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda: " carilah saya pada tempat pertama kamu memintaku, yaitu diatas shirath ", Anas bin Malik radhiyallahu'anhu berkata: saya bertanya lagi, dan jika saya tidak menemukan tuan di atas shirath, Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda: " maka saya berada di mizan (tempat ditimbangnya amal manusia) ", Anas bin Malik radhiyallahu'anhu bertanya lagi: jika saya tidak menemukan tuan di Mizan, Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda: "kalau begitu saya berada di haudl (sebuah telaga yang dianugerahkan kepada Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam), saya tidak akan berada di selain ketiga tempat ini pada hari kiamat ". Musnad Ahmad 12360: Shahih Al Arnauth

Hadits di atas menggambarkan bahwa kita dapat memohon pertolongan atau syafaat dari rasulullah SAW. Syafaat untuk keluar dari nerka sehingga dapat bergabung menjadi penduduk surga. Hal ini juga disebutkan dalam hadits lain yaitu
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ada sekelompok kaum yang keluar dari neraka karena mendapat syafaat?" (Shahih Bukhari 6073)
Subhanaka Allahumma Wa Bihamdika Asyhadu Alla Ilaaha Illa Anta Astaghfiruka Wa Atubu Ilaik
Bang  Afdoli
Bukan Siapa siapa bisa jadi siapa siapa untuk siapa siapa berbagi untuk kebaikan bersama

Related Posts

Posting Komentar