Islam adalah agama kebenaran yang bersumber dari sebenar-benarnya perkataan Alquran. kitab al hikmah yang diwahyukan melalui Rasulullah SAW dan membenarkan kitab-kitab sebelumnya. Taurat diturunkan kepada Nabi Musa AS, Injil kepada Nabi Isa AS dan Zabur kepada nabi Daud AS. Dan Alquran diturunkan sepanjang dakwah Rasulullah SAW selama 22 Tahun 2 bulan 22 hari mengajarkan islam Rahmatan Lil Alamin. Agama yang memberikan rahmat manfaat bagi seluruh kehidupan alam baik manusia maupun mahluk lainnya.
Oleh karenanya untuk menjalankan perintah Allah melalui Alquran, tersedia sebaik-sebaik petunjuk yaitu Sunnah Rasullah SAW melalui hadits. Sunnah yang hadir sebagai catatan perjalanan perkataan, sikap dan perbuatan Rasulullah SAW. Hal ini yang diteruskan dan diwariskan oleh para sahabat Rasulullah SAW dan tabi’i dan tabi’in.
Dengan perjalanan perkembangan islam tersebut, tentu menjadi hal yang wajar akan memunculkan perbedaan-perbedaan. Baik perbedaan antara Islam dengan agama-agama lainya maupun perbedaan antar paham-paham dalam agama Islam sendiri.
Perbedaan memang dapat memicu persinggungan dan perpecahan. Namun jika dikelola dengan baik justeru memberi berwarna dalam persatuan. Tidak heran jika islam memaknai perbedaan sebagai rahmat dalam menguatkan persatuan ditengah perbedaan manusia.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. 11:13)
Oleh karenanya ayat diatas memberikan pesan untuk saliang kenal mengenal sehingga akan melahirkan sikap saling menghargai dan menghormati. Sikap ini kemudian terwujud adalam sikap saling tenggang rasa yang kemudian kita kenal dengan kata toleran sebagai kata adopsi dari tolerance.
Menjadi sebuah keheranan jika fitnah yang menyatakan Islam adalah agama yang intoleran. padahal di dalamnya nilai-nilai Islam setidaknya mengajarkan dua bentuk toleransi yaitu toleransi keluar dan kedalam.
Pertama toleransi keluar
Toleransi keluar bermakna ajaran islam mengajarkan bagaimana umatnya bertoleransi dengan pemeluk agama lainnya. Untuk mengajarkan toleransi model keluar ini, cukup banyak nilai yang diajarkan. Bahkan dalam alqur’an memiliki satu surat khusus yang bernama al Al Kafirun. Dalam surat ini dibahas bagaimana umat Islam bersikap dengan umat lainnya.
Surat Al Kafirun dibuka ayat yang berisi perintah Allah kepada Nabi Muhammad SAW untuk menyeru orang-orang kafir. Dilanjutkan dua ayat berikutnya yang menjelaskan siapa umat Islam dan siapa yang yang bukan. Dua ayat ini ditegaskan kembali dalam dua ayat selanjutnya . Dan terakhir ayat ditutup dengan kalimat
لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ
Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku".
Kedua toleransi kedalam.
Toleransi kedalam bermakna bahwa ajaran Islam mengajarkan bagaimana umatnya saling bertoleransi dalam perbedaan-perbedaan dalam tubuh umat islam sendiri. Sebagai agama yang hidup dinamis, tentu dalam perjalanan dakwah Rasulullah dapat memunculkan perbedaan. Bukan hanya karena perbedaan pemahaman karena keterbatasan dalil, ilmu maupun informasi. Bahkan perbedaan karena motovasi yang berbeda, Umat Islam diajarkan untuk bertoleransi.
Untuk mengajarkan toleransi ini, dalam surat Yunus ayat 35-45 digambarkan darimana asal kebenaran itu, bagaimana orang-orang melenceng dan apa resikonya. Untuk orang-orang yang ragu, Allah memberikan tantangan jika mereka benar. Dan sesungguhnya mereka adalah orang mendustakan dan tidak beriman serta berbuat dzalim. Untuk hal ini Allah SWT berfirman
وَإِن كَذَّبُوكَ فَقُل لِّي عَمَلِي وَلَكُمْ عَمَلُكُمْ ۖ أَنتُم بَرِيئُونَ مِمَّا أَعْمَلُ وَأَنَا بَرِيءٌ مِّمَّا تَعْمَلُونَ
Jika mereka mendustakan kamu, maka katakanlah: "Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu berlepas diri terhadap apa yang aku kerjakan dan akupun berlepas diri terhadap apa yang kamu kerjakan". (QS. 10:41)
Dari penjelasan di atas jelas bahwa umat islam adalah umat yang setidaknya mengemban dua toleransi yaitu toleransi keluar dan kedalam. Umat Islam harus mampu menjaga keseimbangan toleransi antar umat beragama dan antara umat islam sendiri. Kedzaliman dapat timbul jika salah satunya diabaikan.
Subhanaka Allahumma Wa Bihamdika Asyhadu Alla Ilaaha Illa Anta Astaghfiruka Wa Atubu Ilaik
Posting Komentar
Posting Komentar