Kebenaran menjadi pertaruhan ketika bersentuhan dengan jabatan, karir dan pengikut. Sehingga kebenaran bukanlah monopoli yang berjabatan tinggi, bukan pula semata milik yang berpendidikan tinggi dan juga bukan mutlak milik yang pengikutnya banyak.
Kebenaran tetaplah sebuah kebenaran walaupun ditutupi seribu kebohongan. Emas tetaplah emas walaupun jatuh kedalam lumpur.
Sebagai Umat Islam, kebenaran diukur berdasarkan Alquran dengan tuntunan petunjuk Rasulullah melalui hadits. Dengan ini umat islam akan terpelihara dari penyesatan. Hal ini selalu disebutkan dalam Pembuka Khutbah Nabi SAW setelah pujian dan sanjungan kepada Allah SWT
مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلَا هَادِيَ لَهُ إِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ وَشَرُّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ وَكُلُّ ضَلَالَةٍ فِي النَّارِ
'Barangsiapa telah diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada yang bisa menyesatkannya. Barangsiapa telah disesatkan oleh Allah, maka tidak ada yang bisa memberikan petunjuk kepadanya. Sebenar-benar perkataan adalah kitabullah (Al Qur'an), sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, dan sejelek jelek perkara adalah hal-hal yang baru, setiap hal yang baru adalah bid'ah dan setiap bid'ah adalah sesat, dan setiap kesesatan di dalam neraka'. (Nasa'i 1560)
Oleh karenanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga mempertanyakan kaum yang membuat persyaratan dengan tidak berdasarkan Alquran.
مَا بَالُ أَقْوَامٍ يَشْتَرِطُونَ شُرُوطًا لَيْسَ فِي كِتَابِ اللَّهِ مَنْ اشْتَرَطَ شَرْطًا لَيْسَ فِي كِتَابِ اللَّهِ فَلَيْسَ لَهُ وَإِنْ اشْتَرَطَ مِائَةَ مَرَّةٍ
"Kenapa suatu kaum membuat persyaratan dengan syarat-syarat yang tidak ada pada Kitabullah. Barangsiapa membuat syarat yang tidak ada pada Kitabullah, maka tidak berlaku sekalipun dia membuat persyaratan seratus kali." (Shahih Bukhari 436) dan dalam Shahih Bukhari 2010 disebutkan Karena syarat yang dibuat Allah lebih hak dan lebih kokoh.
Untuk itu Rasulullah SAW memerintahkan untuk mendengarkan dan patuh sekalipun kepada seorang budak yang memerintah dengan kitabullah Alqur’an.
إِنْ أُمِّرَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ مُجَدَّعٌ حَسِبْتُهَا قَالَتْ أَسْوَدُ يَقُودُكُمْ بِكِتَابِ اللَّهِ تَعَالَى فَاسْمَعُوا لَهُ وَأَطِيعُوا
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sekalipun yang memegang kekuasaan adalah seorang budak hitam, tetapi dia memerintah dengan Kitabullah, maka dengarkan dan patuhilah dia." Shahih Muslim 2287
Hal ini mengingatkan pepatah dengarlah apa yang disampaikannya bukan lihat siapa yang menyampaikannya.
subhanaka allahumma wa bihamdika asyhadu alla ilaaha illa anta astaghfiruka wa atubu ilaik
Posting Komentar
Posting Komentar