Judul tulisan Mukmin yang Tidak Serakah dan Kafir yang tidak putus Asa dengan Surga ini diangkat dari hadits dari riwayat Abu Hurairah. Sabda Rasulullah SAW yang menggambarkan bagaimana perbandingan mukmin dan kafir dalam hubungannya dengan kehidupan akhir, surga dan neraka. Hadits ini juga menggambarkan Ilmu Manajemen
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَوْ يَعْلَمُ الْمُؤْمِنُ مَا عِنْدَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ الْعُقُوبَةِ مَا طَمِعَ بِالْجَنَّةِ أَحَدٌ وَلَوْ يَعْلَمُ الْكَافِرُ مَا عِنْدَ اللَّهِ مِنْ الرَّحْمَةِ مَا قَنَطَ مِنْ الْجَنَّةِ أَحَدٌ خَلَقَ اللَّهُ مِائَةَ رَحْمَةٍ فَوَضَعَ وَاحِدَةً بَيْنَ خَلْقِهِ يَتَرَاحَمُونَ بِهَا وَعِنْدَ اللَّهِ تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ رَحْمَةً
Dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Seandainya orang mukmin tahu siksa yang ada di sisi Allah niscaya tidak akan ada seorang pun yang tamak berkeinginan keras terhadap surga, dan seandainya orang kafir tahu rahmat yang ada di sisi Allah niscaya tidak akan ada yang berputus asa dengan surga, Allah menciptakan seratus rahmat, lalu Dia meletakkan satu rahmat-Nya di antara makhluq-Nya, dengan rahmat tersebut mereka saling berkasih sayang, sedangkan di sisi Allah masih ada sembilan puluh sembilan rahmat." (Musnad Ahmad 9890)
Hadits ini masih hampir sama dengan hadits shahih muslim
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda: "Seandainya orang mukmin mengetahui siksa Allah Subhanahu wa Ta'ala, niscaya tidak ada seorang mukmin pun yang menginginkan surga-Nya. Dan seandainya orang kafir itu mengetahui rahmat Allah, maka niscaya tidak ada seorang kafir pun yang berputus asa untuk mengharapkan surga-Nya." (Shahih Muslim 4948)
Hadits diatas memiliki beberapa poin pokok diantaranya
- Seandainya orang mukmin tahu siksa Allah niscaya tidak ada ingin surgaNya.
- seandainya orang kafir tahu rahmat Allah niscaya tidak ada yang putus asa berharap surga,
- Allah menciptakan seratus rahmat, lalu Dia meletakkan satu rahmat-Nya di antara makhluk-Nya, dengan rahmat tersebut mereka saling berkasih sayang, sedangkan di sisi Allah masih ada sembilan puluh sembilan rahmat.
Sebelum membahas hadits tersebut, Anda dapat membaca seperti apa perbandingan siksa neraka dan nikmat surga yang paling rendah dan siapa penghuninya?
Digambarkan bahwa Siksa Neraka yang paling rendah disebutkan air neraka menggenangi penghuninya hingga semata kaki, namun mampu mendidihkan otak di kepala. Dan dengan kondisi manusia sebagai mahluk yang tidak luput dari salah dan dosa. Maka Mukmin yang mengetahui siksa neraka tersebut akan bersyukur sekalipun hanya mendapat surga paling rendah, asalkan tidak disiksa dalam neraka walaupun hanya sehari. Bahkan Mukmin tersebut akan hilang ketamakannya dan tidak menginginkan surgaNya.
Dan nikmat surga yang paling rendah adalah seperti kenikmatan didunia yang dapat dibayangkan seseorang dan masih ditambahkan padanya sepuluh kali dunia. Maka jika orang kafir mengetahui ini, maka ia tidak akan berputus asa dengan rahmat Allah. Hal ini karena surga terendah tersebut tetap diberikan walaupun orang tersebut hanya berkata LA ILAHA ILLALLAH (tidak ada ilah kecuali Allah) dan didalam hatinya terdapat kebaikan walau hanya sebiji gandum.
Allah memiliki seratus rahmat, dengan itu menjadikan surgaNya bertingkat-tingkat sebanyak seratus derajat. dan hanya dengan satu rahmatNya telah diberikan kepada mahkluknya ketika didunia. Dengan rahmatNya manusia dan dan seluruh mahkluk dibumi diberikan kehidupan dan saling berkasih sayang.
Diakhirat satu rahmat itu diberikan kepada setiap penghuni surga terendah dan bahkan dilipatkan menjadi sepuluh kali (10x) dari nikmat dunia. Dan ini diberikan untuk melengkapi nikmat yang mampu dibayangkannya ketika di dunia. Bisa jadi ketika di dunia, ia membayangkan seperti jika menjadi seorang raja yang kaya raya, bisa keliling dunia mengunjungi tempat-tempat yang indah dan dilayani bak seorang putri dan pangeran. Itu akan didapakan di surga terendah dan masih ditambah sepuluh kali lipat dunia.
Demikian bahasan sebuah hadits yang menggambarkan bahwa Islam membangun konsep takut dan motivasi ditambah dengan harapan secara bersama-sama. Dalam ilmu manajemen, hal ini dikenal dengan reward (hadiah) dan funishment (hukuman) untuk meningkatkan etos kerja karyawan. Dan dalam Islam takut neraka bersatu dengan motivasi mendapatkan surga ditambah harapan mendapatkan rahmatNya yang tinggi serta cinta kepada Allah menjadikan umat Islam yang beriman, beramal shaleh dan bertaqwa.
Subhanaka Allahumma Wa Bihamdika Asyhadu Alla Ilaaha Illa Anta Astaghfiruka Wa Atubu Ilaik
Posting Komentar
Posting Komentar