Niat Sahur memperkuat Siang Awal hari yang Sebenarnya

Bahwa ternyata siang sebagai awal sebuah hari diperkuatkan dengan niat berpuasa. Terdapat sebuah niat bersahur biasa kita baca ketika bersahur yaitu :
Nawaitu shouma ghodin ‘an adaa-i fardhi syahri romadhoona haadzihis sanati lillaahi ta ‘aala.
Artinya, “Aku berniat puasa esok hari menunaikan kewajiban Ramadhan tahun ini karena Allah Taala.”

Bahkan dibeberapa daerah niat bersahur ini dibaca bersama ketika selesai melaksanakan shalat tarawih dan witir berjamaah. Niat ini dibaca bersama agar ketika terlupa membacanya ketika sahur, puasanya tetap sah. 

Namun dalam hal ini terdapat perbedaan pendapat dikalangan ulama. Bahkan ada yang berpendapat bahwa perbuatan ini termasuk bid'ah, karena tidak pernah dicontohkan Rasulullah. Dan niat itu terletak dihati. sehingga ada yang berpendapat bahwa lafazh niat tersebut cukup dinyatakan dalam hati.

Hal itu terkait hukum sekitar niat sahur. Dan pada kesempatan ini kita akan membahas bahwa niat bersahur tersebut justeru memperkuat bahwa hari itu dimulai saat siang bukan malam. Hal ini disampaikan Bang aly dari Makassar, terima kasih atas masukannya bang.

Kita ketahui bahwa secara umum, kita melaksanakan Shalat Tarawih dan Witir pada malam sebelum berpuasa. kebiasaan ini karena faham yang menjadikan malam sebagai awal sebuah hari. Dan biasanya setelah shalat secara berjamaah membaca niat berpuasa. Namun uniknya niat berpuasa tersebut justeru memperkuat pendapat bahwa hari dimulai saat siang dan ditutup malam.
Niat Sahur memperkuat Siang Awal hari yang Sebenarnya

Dalam niat disebutkan "aku berpuasa esok hari... Hal ini berarti niat diucapkan pada waktu hari berbeda dengan waktu hari berpuasa. Padahal pemahaman malam sebagai awal hari menyatakan kedua waktu tersebut dalam satu hari. Hal ini menyebabkan banyak kontradiksi dalam pelaksanaan ibadah kita.

Demikian juga walaupun niat tersebut dibaca ketika bersahur. Niat bersahur itu juga tetap memperkuat bahwa siang adalah permulaan hari. Hal ini karena waktu sahur berdasarkan kajian buku Masjidil Haram menyatukan kalender Islam adalah waktu penghujung malam atau penghujung hari. Oleh karenanya niat tersebut lebih tepat digunakan untuk hari yang dimulai siang. 

Benar halnya ketika kita mengikuti petunjuk diluar dari petunjukNya akan membuat kita tersesat dari jalan lurus. Hal ini telah diingatkan Allah ketika mengeluarkan Nabi Adam AS dan Hawa dari Surga

قَالَ اهْبِطَا مِنْهَا جَمِيعًا ۖ بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ ۖ فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُم مِّنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقَىٰ
Allah berfirman: "Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka (QS. 20:123)
Semoga hal ini dapat menjadi perhatian kita bersama ummat dan ulama serta umaro.
Wallahu a’lam
Bang  Afdoli
Bukan Siapa siapa bisa jadi siapa siapa untuk siapa siapa berbagi untuk kebaikan bersama

Related Posts

Posting Komentar