Sertakan Kalimat Insya allah dalam sumpah dan janji untuk Terhindar dari dosa

Barangsiapa bersumpah atas suatu perkara, lalu ia mengatakan Insyaallah, maka ia tidak berdosa

Dalam sumpah jabatan saat pelantikan mungkin ada beberapa orang yang tidak ikut bersumpah. Mereka lebih memilih tidak berkata mengikuti sumpah, atau setidaknya mereka hanya berkomat-kamit tidak jelas dan berbeda dengan apa diucapkan pimpinan sumpah. Jika ditanyakan tentunya alasannyapun beragam. Ada yang menyebut sumpahnya terlalu ngeri hampir tidak ada celah orang berbuat khilaf, sumpah demi Allah dan dibawah Alquran terlalu berat untuk berat, Beban kerja yang tidak sesuai. Mungkin masih banyak lagi alasan pembenarnya.

Sesungguhnya tidak perlu menghindari untuk mengucap sumpah, karena kita takut tidak dapat memenuhi sumpah, karena manusia memang mhaluk yang lemah tempatnya salah dan khilaf. Oleh karenanya sertakan Allah yang maha berkehendak dalam sumpah kita, sehingga jikapun sumpah tersebut tidak sepenuhnya dapat dijalankan tidak menjadi dosa bagi kita. 

dari Ibnu Umar bahwa

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ حَلَفَ عَلَى يَمِينٍ فَقَالَ إِنْ شَاءَ اللَّهُ فَلَا حِنْثَ عَلَيْهِ

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa bersumpah atas suatu perkara, lalu ia mengatakan 'Insyaallah', maka ia tidak berdosa (jika tidak terlaksanakan)." Sunan Tirmidzi 1451

Dalam hadits lain juga dari Ibnu Umar, ia berkata:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ حَلَفَ فَاسْتَثْنَى فَإِنْ شَاءَ رَجَعَ وَإِنْ شَاءَ تَرَكَ غَيْرَ حِنْثٍ

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Barangsiapa yang bersumpah dan mengucapkan insya Allah, apabila ia menghendaki maka ia kembali dan apabila ia menghendaki maka ia meninggalkannya tanpa berdosa." Sunan Abu Daud 2839

Dalam hadits yang mengkisahkan tentang Nabi Sulaiman yang berkeendak untuk menggilir seratus isterinya dalam satu malam. Disebutkan dari Abu Hurairah, dia berkata:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ سُلَيْمَانُ بْنُ دَاوُدَ لَأَطُوفَنَّ اللَّيْلَةَ بِمِائَةِ امْرَأَةٍ تَلِدُ كُلُّ امْرَأَةٍ مِنْهُنَّ غُلَامًا يُقَاتِلُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ وَنَسِيَ أَنْ يَقُولَ إِنْ شَاءَ اللَّهُ فَأَطَافَ بِهِنَّ قَالَ فَلَمْ تَلِدْ مِنْهُنَّ إِلَّا وَاحِدَةٌ نِصْفَ إِنْسَانٍ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَوْ قَالَ إِنْ شَاءَ اللَّهُ لَمْ يَحْنَثْ وَكَانَ دَرَكًا لِحَاجَتِهِ

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Sulaiman bin Dawud pernah berkata: 'Sungguh aku akan berkeliling (untuk bersetubuh, pent) dengan seratus istriku, setiap dari mereka akan melahirkan seorang anak laki-laki yang akan berperang di jalan Allah, ' tetapi ia lupa mengucakan insya Allah, lalu ia mengelilingi istri-istrinya." 

Beliau bersabda: "dan tidak ada yang terlahir dari istri-istrinya kecuali satu orang dan dalam kondisi cacat." 

Lalu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Sekiranya ia mengucapkan InsyaAllah dia tidak akan berdosa, dan itu adalah jalan untuk mendapatkan apa yang ia inginkan." Musnad Ahmad 7390

Dan hal ini tidak hanya dalam sumpah jabatan saja, hal ini dapat diterapkan dalam ikrar, janji dan lainnya. 

Misal ada undangan seorang sahabat yang tidak dapat kita hadiri karena ada acara keluarga yang sudah ditetapkan sebelumnya. Namun karena kedekatan dengan pengundang atau lainnya, kita tetap berjanji untuk menghadiri undangan tersebut dan dengan kalimat Insya Allah bisa saja Allah berkehendak keduanya bisa anda hadiri baik undangan sahabat maupun acara keluarga. Atau anda tidak dapat menghadiri undangan tersebut, maka itu tidak menjadikan dosa kita kepada Allah.
Bang  Afdoli
Bukan Siapa siapa bisa jadi siapa siapa untuk siapa siapa berbagi untuk kebaikan bersama

Related Posts

Posting Komentar