أَفَمَنۡ أَسَّسَ بُنۡيَٰنَهُۥ عَلَىٰ تَقۡوَىٰ مِنَ ٱللَّهِ وَرِضۡوَٰنٍ خَيۡرٌ أَم مَّنۡ أَسَّسَ بُنۡيَٰنَهُۥ عَلَىٰ شَفَا جُرُفٍ هَارٖ فَٱنۡهَارَ بِهِۦ فِي نَارِ جَهَنَّمَۗ وَٱللَّهُ لَا يَهۡدِي ٱلۡقَوۡمَ ٱلظَّٰلِمِينَ ١٠٩
artinya
(QS.9:109) Maka apakah orang-orang yang mendirikan mesjidnya di atas dasar takwa kepada Allah dan keridhaan-(Nya) itu yang baik, ataukah orang-orang yang mendirikan bangunannya di tepi jurang yang runtuh, lalu bangunannya itu jatuh bersama-sama dengan dia ke dalam neraka Jahannam. Dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang-orang yang zalim
Tafsir Depag RI
Pada ayat ini dalam bentuk pertanyaan, Allah swt. menunjukkan perbedaan yang jelas antara orang-orang yang mendirikan bangunan mesjid atas dasar ketakwaan dan keinginan untuk mencapai rida-Nya, dan orang-orang yang mendirikan bangunan dengan maksud jahat sehingga pembangunan mesjid tersebut bahkan menambah bertumpuknya dosa-dosa mereka. Mereka yang disebut terakhir ini diumpamakan sebagai orang-orang yang mendirikan bangunan di pinggir jurang yang longsor sehingga akhirnya mereka terjerumus ke dalam neraka Jahanam.
Dari sini dapatlah dipahami, bahwa orang-orang yang mendirikan bangunan mesjid atas dasar takwa dan keinginan untuk mencapai rida Allah adalah ibarat orang-orang yang mendirikan bangunan yang kuat di atas tanah yang kuat pula, tangguh terhadap serangan angin dan badai, tak lapuk karena hujan, dan tak lekang karena panas. Ia memberikan perlindungan, keamanan, ketenteraman dan kebahagiaan kepada orang-orang yang berada di dalamnya.
Dengan kata lain dapat diungkapkan bahwa Rasulullah saw. dan kaum Muslimin yang benar-benar beriman kepada Allah. swt. senantiasa mendasarkan segala perbuatannya kepada ketakwaan dan dambaan mereka kepada rida-Nya. Mereka terang lebih baik daripada orang-orang munafik yang segala perbuatannya hanya didasarkan kepada niat yang buruk, yang menambah kekufuran dan kemunafikan, serta memecah belah antara umat Islam. Di dunia ini mereka tercela, sedang di akhirat kelak mereka ditimpa azab dan kemurkaan Allah swt.
Setelah menjelaskan keberuntungan orang-orang mukmin dan kejelekan orang-orang munafik yang lalim itu, maka pada akhir ayat tersebut Allah swt. menegaskan bahwa Dia tidak akan memberikan petunjuk kepada orang-orang yang lalim itu. Artinya, orang-orang yang lalim selamanya tidak akan beroleh petunjuk ke arah kebaikan dan keberuntungan. Oleh sebab itu, setiap langkah dan tingkah laku serta perbuatan mereka senantiasa mengalami kegagalan dan malapetaka baik di dunia maupun kelak di akhirat.
Posting Komentar
Posting Komentar