Surat AtTaubah ayat 108 serta asbab dan tafsir depag RI




لَا تَقُمۡ فِيهِ أَبَدٗاۚ لَّمَسۡجِدٌ أُسِّسَ عَلَى ٱلتَّقۡوَىٰ مِنۡ أَوَّلِ يَوۡمٍ أَحَقُّ أَن تَقُومَ فِيهِۚ فِيهِ رِجَالٞ يُحِبُّونَ أَن يَتَطَهَّرُواْۚ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلۡمُطَّهِّرِينَ ١٠٨ 


Artinya

(QS. 9:108) Janganlah kamu bersembahyang dalam mesjid itu selama-lamanya. Sesungguh- nya mesjid yang didirikan atas dasar taqwa (mesjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. Di dalamnya mesjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih.
ilmu 31  Surat AtTaubah ayat 108 serta asbab dan tafsir depag RI


Asbabun Nuzul


Ketika mereka telah selesai membangun mesjid, lalu mereka datang kepada Nabi saw. dan mengatakan kepada beliau, "Sesungguhnya kami baru saja selesai dari membangun mesjid kami, maka kami sangat senang sekali engkau melakukan salat di dalamnya." Ketika itu juga Allah menurunkan firman-Nya, "Janganlah kamu salat dalam mesjid itu selama-lamanya..." (Q.S. At-Taubah 108). 

Al-Wahidi mengetengahkan sebuah hadis melalui Saad bin Abu Waqqash yang menceritakan bahwa sesungguhnya orang-orang munafik akan membangun mesjidnya sendiri guna menyaingi mesjid Quba, lalu mereka menawarkan kepada Abu Amir supaya ia menjadi imam mereka bilamana telah datang (dari Kaisar). Tetapi ketika mereka selesai dari membangunnya, mereka mendatangi Rasulullah saw. seraya meminta kepadanya, "Sesungguhnya kami telah membangun sebuah mesjid, maka kami memohon supaya engkau mau salat di dalamnya." Lalu turunlah firman-Nya, "Janganlah kamu salat dalam mesjid itu selama-lamanya..." (Q.S. At-Taubah 108). 

Imam Tirmizi mengetengahkan sebuah hadis melalui Abu Hurairah r.a. yang menceritakan, bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan para jemaah mesjid Quba, yaitu firman-Nya, "Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan Allah menyukai orang-orang yang bersih." (Q.S. At-Taubah 108). 

Ia mengatakan, bahwa para jemaah mesjid Quba itu, mereka selalu membersihkan diri dengan memakai air, lalu turunlah ayat ini berkenaan dengan sikap mereka itu. Umar bin Syaibah di dalam kitab Akhbarul Madinahnya mengetengahkan sebuah hadis melalui jalur Walid bin Abu Sandar Al-Aslami dari Yahya bin Sahal Al-Anshari dari ayahnya yang menceritakan, bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan para jemaah mesjid Quba, mereka biasa memakai air untuk bersuci dari buang air besar, lalu turunlah firman-Nya, "Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri..." (Q.S. At-Taubah 108). 

Ibnu Jarir mengetengahkan sebuah hadis melalui Atha yang menceritakan, bahwa kaum yang pertama kali melakukan wudu dengan air adalah jemaah mesjid Quba, maka turunlah firman-Nya sehubungan dengan sikap mereka ini, yaitu, "Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan Allah menyukai orang-orang yang bersih." (Q.S. At-Taubah 108).



Tafsir Depag RI


Karena adanya maksud-maksud jahat kaum munafik yang mendirikan bangunan itu, maka Allah swt. melarang Rasul-Nya selama-lamanya untuk salat di tempat itu karena apabila Rasulullah salat di sana bersama orang-orang munafik itu maka hal tersebut akan berarti beliau telah merestui usaha mereka dalam mendirikan bangunan itu. 

Selanjutnya Allah swt. menegaskan kepada Rasul-Nya, bahwa mesjid yang dibangun sejak semula atas dasar ketakwaan kepada Allah swt. adalah lebih baik untuk dijadikan tempat ibadat bersama-sama serta mempersatukan kaum Muslimin semuanya dalam segala hal yang diridai-Nya, yaitu saling mengenal dan bergotong-royong dalam berbuat kebajikan dan ketakwaan. 

Yang dimaksud dengan mesjid yang didirikan atas dasar ketakwaan sejak hari pertama yang disebutkan dalam ayat ini adalah "mesjid Quba" atau "Mesjid Nabi" yang ada di kota Madinah, sebab kedua mesjid itu adalah dibangun oleh Nabi dan kaum Muslimin atas dasar ketakwaan sejak pertama ia didirikan. 

Selanjutnya dalam ayat ini Allah swt. menerangkan alasan mengapa mesjid tersebut lebih utama dari mesjid lainnya yang sengaja didirikan bukan atas dasar ketakwaan ialah karena di mesjid tersebut terdapat orang-orang yang suka membersihkan dirinya dari segala dosa. Artinya mereka memakmurkan mesjid dengan mendirikan salat serta berzikir dan bertasbih kepada Allah, dan dengan ibadah-ibadah tersebut mereka ingin menyucikan diri dari segala dosa yang melekat pada diri mereka sebagaimana orang-orang yang mangkir dari peperangan kemudian mereka menginsafi kesalahan mereka, lalu berusaha menyucikan diri dari dosa tersebut dengan cara bertobat, bersedekah dan memperbanyak amal saleh lainnya. 

Melakukan ibadah salat berarti menyucikan diri lahir dan batin karena untuk melakukan salat disyaratkan sucinya badan, pakaian dan tempat, ikut sertanya hati dan pikiran yang dihadapkan kepada Allah semata-mata. 

Pada akhir ayat ini Allah swt. menegaskan bahwa Dia menyukai orang-orang yang sangat menjaga kebersihan jiwa dan jasmaninya, karena mereka menganggap bahwa kesempurnaan manusia terletak pada kesuciannya lahir batin. Oleh sebab itu mereka sangat membenci kekotoran lahiriah, seperti kotoran pada badan, pakaian dan tempat, maupun kotoran batin yang timbul karena perbuatan maksiat terus-menerus, serta budi pekerti yang buruk, misalnya rasa riya dalam beramal, atau pun kekikiran dalam menyumbangkan harta benda untuk memperoleh keridaan Allah swt. 

Kecintaan Allah pada orang-orang yang suka menyucikan diri adalah salah satu dari sifat-sifat kesempurnaan-Nya, Dia suka kepada kebaikan, kesempurnaan, kesucian dan kebenaran. Sebaliknya, Dia benci kepada sifat-sifat yang berlawanan dengan itu.
Bang  Afdoli
Bukan Siapa siapa bisa jadi siapa siapa untuk siapa siapa berbagi untuk kebaikan bersama

Related Posts

Posting Komentar