Kisah Heroik Ja’far Bin Abi Thalib Mempertahankan Bendera Tauhid

Arti sebuah bendera bagi umat Islam dapat dilihat melalui peperangan. Salah satunya adalah Perang mu’tah yang dipicu oleh pembunuhan terhadap Al Harits bin umair yang ditugaskan Rasulullah sebagai utusan mengantar surat kepada pemimpin bushra. Perang terjadi di daerah yang dikenal dengan nama mu’tah yaitu nama sebuah dusun sebelum memasuki negeri syam tempat masjidil aqsa berada. 

Tidak seperti perang lainnya, Rasulullah Shallallahu ‘ailahi wasallam menunjuk tiga komandan perang dengan bendera putih kepada Zaid bin Haritsah. Dan berpesan: “Jika Zaid gugur, penggantinya adalah Ja’far bin Abi Thalib. Apabila ja’far gugur, penggantinya adalah Abdullah bin Rawahah. 
Kisah Heroik Ja’far Bin Abi Thalib Mempertahankan Bendera Tauhid

Dan ternyata perang di mu’tah ini 3.000 pasukan Muslim harus berhadapan dengan 200.000 pasukan Romawi. Sebuah peperangan diluar logika namun pasukan muslim mampu menghadapi pasukan romawi dengan jumlah korban hanya dua belas orang di pihak muslim. 

Namun diantara korban dipihak muslim adalah tiga komandan perang pemegang bendera yang telah ditunjuk Rasulullah Shallallahu ‘ailahi wasallam. Dimana Ja’far bin abi Thalib memegang bendera setelah zaid bin gugur. Dan setelah Ja’far gugur bendera komando diambil oleh rawahah walaupun ia juga gugur. 

Dan Luka yang didapat Ja’far bin Abi Thalib menggambarkan bagaimana perjuangannya mempertahankan bendera panji Islam. Ibnu umar menceritakan bahwa “aku berada ditengah-tengah pasukan dalam peperangan itu. Lantas kami mencari-cari Ja'far bin Abu Thalib, dan kami temukan ia diantara para prajurit yang terbunuh dan kudapati di tubuhnya ada sekitar sembilan puluh lebih luka karena tikaman dan panah.” (Shahih Al Bukhari 3928) 

Sembilan puluh lebih luka memperlihatkan bagaimana ja’far begitu gagah dan heroik mempertahankan bendera tauhid. Dan diceritakan dalam sirah nabawiyah bahwa 

Ketika Bendera di ambil alih oleh Ja’far bin Abi Thalib. Dia bertempur dengan gagah berani, jarang ada bandingnya. Ketika pertempuran semakin seru, dia terlempar dari kudanya dan kudanya terkena senjata. Kemudian dia terus bertempur hingga tangan kanannya putus terkena senjata lawan. Bendera dia alihkan ke tangan kiri dan terus bertempur hingga tangan kirinya pun putus terkena senjata lawan. Bendera itu dia lilitkan di lengan bagian atas yang masih menyisa dan terus berusaha mengibarkan bendera hingga dia gugur di tangan musuh. Ada yang berkata tentang dirinya,”sesungguhnya seorang prajurit Romawi membabatkan pedang ke tubuhnya hingga terbelah menjadi dua bagian.” 

Pengorbanan Ja’far, zaid dan rawahah tidak sia-sia karena selanjutnya bendera di pegang oleh Khalid bin walid. Komando perang dibawah kepemimpinan khalid bin walid berhasil menghadapi dua ratus ribu pasukan Romawi. Hingga masing-masing pasukan baik pasukan romawi dan pasukan muslim mengundurkan diri dari medan perang. Keberhasilan perang mut’ah menghadapi romawi menjadikan banyak kabilah yang sebelumnya memerangi umat islam berubah menjadi tunduk kepada umat islam. Bahkan banyak khabilah yang masuk Islam karena simpati dengan perjuangan umat Islam. 

Dibalik kisah perang mu’tah ini terdapat sebuah kisah dalam hadits yang menceritakan bahwa Nabi Shallallahu ‘ailahi wasallam telah mengetahui bahwa tiga komandan pasukan pembawa bendera gugur sebelum berita perang dari syam datang ke madinah. 

dari Anas radliyallahu 'anhu bahwa 

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَعَى زَيْدًا وَجَعْفَرًا وَابْنَ رَوَاحَةَ لِلنَّاسِ قَبْلَ أَنْ يَأْتِيَهُمْ خَبَرُهُمْ فَقَالَ أَخَذَ الرَّايَةَ زَيْدٌ فَأُصِيبَ ثُمَّ أَخَذَ جَعْفَرٌ فَأُصِيبَ ثُمَّ أَخَذَ ابْنُ رَوَاحَةَ فَأُصِيبَ وَعَيْنَاهُ تَذْرِفَانِ حَتَّى أَخَذَ سَيْفٌ مِنْ سُيُوفِ اللَّهِ حَتَّى فَتَحَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ 
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berbela sungkawa atas Zaid, Ja'far dan Ibnu Rawahah di hadapan orang banyak sebelum berita tentang mereka sampai kepada khalayak. Beliau bersabda: "Semula bendera komando perang dipegang oleh Zaid lalu dia gugur kemudian bendera itu dipegang oleh Ja'far lalu dia pun gugur kemudian bendera itu dipegang oleh 'Abdullah bin Rawahah namun dia pun gugur pula." Kedua mata beliau menitikkan air mata. Akhirnya bendera itu diambil oleh Sayf (pedang) diantara pedang-pedangnya Allah (maksudnya Khalid bin Al Walid) hingga Allah memberi kemenangan kepada mereka." Shahih Bukhari 3474 
Semoga Allah selalu melimpahkan kesejahteraan dan keselamatan bagi syuhada-syuhada dan orang mukmin.
Bang  Afdoli
Bukan Siapa siapa bisa jadi siapa siapa untuk siapa siapa berbagi untuk kebaikan bersama

Related Posts

Posting Komentar