Bergembiralah dengan Azab yang Pedih (azab bag 1)


Umumnya kita mengetahui bahwa kata Gembira biasanya dilekatkan pada kalimat yang bermakna kesenangan, kebahagiaan dan lain sebagainya. Dalam alquran juga menyebutkan bahwa kabar gembira berupa balasan pahala yang besar bagi orang-orang mukmin yang mengerjakan amal saleh. Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih Lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar, (QS. 17:9). 

Namun ternyata Alquran memiliki gaya bahasa yang lain. Memberi gambar gembira namun yang diberikan justru azab atau siksaan. Kita tentu menyadari bahwa azab atau siksa adalah berita yang menyedihkan. Kabar azab yang pedih tersebut diberikan kepada orang yang berpaling dengan menyombongkan diri kepada ayat Alquran seakan belum mendengarnya. Dan hal ini dinyatakan dalam Surat Luqman ayat 7.
Bergembiralah dengan Azab yang Pedih hikmah 313 Surat Luqman 7

dan apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami Dia berpaling dengan menyombongkan diri seolah-olah Dia belum mendengarnya, seakan- akan ada sumbat di kedua telinganya; Maka beri kabar gembiralah Dia dengan azab yang pedih. (QS. 31:7)

Bahkan dalam ayat sebelumnya azab yang menghinakan diberikan kepada orang yang biasa menyesatkan dan mengejek. Menyesatkan manusia dari jalan Allah dengan menggunakan kata-kata sepertinya baik padahal kata-kata yang tidak berguna. Menjadikan jalan Allah sebagai ejekan dengan menjadikannya sebagai bahan olok-olokan. Hal ini dinyatakan dalam surat Luqman ayat 6 yaitu

dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan Perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan. (QS.31:6)

Berdasarkan kedua ayat tersebut dapat dijelaskan bahwa 

1. Allah memberikan azab yang menghinakan (azabun muhin) bagi orang yang perkataannya menyesatkan orang dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah sebagai bahan ejekan atau olok-olokan.

2. Allah meningkatkan azabnya menjadi azab yang pedih (azabun aliim) bagi orang yang telinganya seperti tersumbat karena berpaling dengan sombong seakan belum pernah mendengar ayat-ayatNya yang memperingatkan.

Dengan demikian azab yang kedua atau azab yang pedih (azabun aliim) adalah penegasan terhadap azab yang pertama atau azab yang menghinakan (azabun muhin). Azabun aliim diperuntukan bagi orang yang menyesatkan, mengejek juga sombong terhadap ayat-ayatNya. Ada kesan bandel bagi orang yang dalam surat Luqman ayat 7 sehingga ayatnya ditutup dengan kata kabar gembira.

Kabar gembira bagi orang yang tetap membandel dan sombong adalah penggunaan bahasa yang indah. Seorang ahli tata bahasa atau guru bahasa tentu lebih mengetahui kaidah penggunaan gaya bahasa seperti ini. Dimana sewaktu bangku sekolah, kita pernah dikenalkan pelajaran majas atau gaya bahasa. 

Semoga hal ini dapat memperkaya wawasan tentang gaya bahasa sekaligus mengingatkan tentang adab kita berkata-kata terutama dalam menggunakan sosial media. Terkhususnya saya pribadi yang masih banyak kekurangan dan kehilafan. Selamat beraktifitas dengan kreatif dan inovatif, semoga sehat dan sukses selalu. Dan selamat puasa bagai yang menjalankan, semoga barokah.

Wallahu a’lam Bishawab
Bang  Afdoli
Bukan Siapa siapa bisa jadi siapa siapa untuk siapa siapa berbagi untuk kebaikan bersama

Related Posts

Posting Komentar