Lima hal yang diberikan kepada umat islam dan tidak diberikan kepada umat sebelumnya pada bulan Ramadlan yaitu :
- bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah dari pada minyak misik,
- para malaikat memintakan ampunan untuk mereka hingga berbuka,
- setiap harinya Allah Azza Wa Jalla menghiasi syurga mereka, dan orang yang shalih dihindarkan dari kepayahan dan gangguan dan berjalan kepada surga.' dan
- di dalam bulan ramadlan para setan dibelenggu sehingga mereka tidak bebas menggoda orang yang berpuasa sebagaimana mereka bebas mengganggu selainnya, dan
- di akhir malam bulan Ramadlan dosa-dosa orang yang berpuasa akan diampuni .
Adapun hadit yang menyatakan ini adalah
HR. Ahmad 7576. Telah menceritakan kepada kami Yazid telah mengabarkan kepada kami Hisyam bin Abi Hisyam dari Muhammad bin Al Aswad dari Abu Salamah bin Abdurrahman dari Abu Hurairah, dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Umatku diberi lima hal yang tidak diberikan kepada umat sebelumnya pada bulan Ramadlan; bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah dari pada minyak misik, para malaikat memintakan ampunan untuk mereka hingga berbuka, dan pada setiap harinya Allah Azza Wa Jalla menghiasi syurga mereka, kemudian Allah berfirman: 'hampir saja para hamba-Ku yang shalih dihindarkan dari kepayahan dan gangguan dan berjalan kepadamu (surga).' dan di dalam bulan ramadlan para setan dibelenggu hingga mereka tidak bebas menggoda orang yang berpuasa sebagaimana mereka bebas mengganggu selainnya, dan akan diampuni dosa-dosa mereka (orang yang berpuasa) di akhir malam bulan Ramadlan." Para sahabat bertanya; "Wahai Rasulullah apakah itu lailatul qodar?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak, akan tetapi seorang yang beramal akan ditepati pahalanya jika telah selesai melaksanakan amalannya."
Namun sayang sanad haditsnya dinilai dha'if oleh syu'aib al arnauth. Oleh karenanya masih dapat diamalkan namun tidak boleh diyakini sepenuhnya kesahihannya. dan memang terkait keutamaan di bulan Ramdahan terdapat beberapa hadits populer di tengah-tengah umat namun keshahihannya diragukan, bahkan haditsya maudhu (palsu).
Namun sayang sanad haditsnya dinilai dha'if oleh syu'aib al arnauth. Oleh karenanya masih dapat diamalkan namun tidak boleh diyakini sepenuhnya kesahihannya. dan memang terkait keutamaan di bulan Ramdahan terdapat beberapa hadits populer di tengah-tengah umat namun keshahihannya diragukan, bahkan haditsya maudhu (palsu).
Posting Komentar
Posting Komentar