Puasa sehari setara setahun, shalat satu malam setara lailatul qadar


Ada satu waktu lain selain di Bulan ramadhan yang memiliki keutamaan yaitu bulan dzul hijjah. 10 hari pertamanya mempunyai nilai keutamaan yaitu puasa satu harinya nilai setara dengan malam Lailatul Qadar dan puasa satu harinya setara dengan setahun berpuasa.

Hadits yang menyatakan hal tersebut adalah sebagai berikut :

Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Nafi' Al Bashri telah menceritakan kepada kami Mas'ud bin Washil dari Nahhas bin Qahm dari Qatadah dari Sa'id bin Al Musayyib dari Abu Hurairah dari Nabi Shallallaahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: " Tidak ada hari-hari yang lebih Allah sukai untuk beribadah selain sepuluh hari pertama bulan Dzul Hijjah, satu hari berpuasa didalamnya setara dengan setahun berpuasa dan satu malam mendirikan shalat malam setara dengan shalat pada malam lailatul qadar." Abu 'Isa berkata, ini adalah hadits gharib yang tidak kami ketahui kecuali dari hadits Mas'ud bin Washil dari Nahhas. Dia berkata, saya bertanya kepada Muhammad tentang hadits ini, namun dia tidak mengetahuinya selain dari jalur ini, dia juga berkata, Qotadah telah meriwayatkan hadits ini dari Sa'id bin Al Musayyib dari Nabi Shallallaahu 'alaihi wasallam secara mursal dan Yahya bin Sa'id telah mencela Nahhas bin Qahm dari segi hapalannya. (HR. At Tirmidhi 689.)


Telah menceritakan kepada kami Umar bin Syabbah bin Abidah berkata, telah menceritakan kepada kami Mas'ud bin Washil dari Nahhas bin Qahm dari Qatadah dari Sa'id bin Al Musayyab dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak ada hari-hari di dunia ini yang paling Allah sukai untuk beribadah kepada-Nya selain sepuluh hari (di bulan Dzul hijjah). Berpuasa satu hari pada hari itu sebanding dengan puasa satu tahun, dan satu malam pada saat itu menyerupai malam lailatul qadar. " (HR. Sunan Ibnu Madja 1718)

Namun kedua hadits ini dinilai dhaif oleh Nashiruddin Al albani dan Darussalam. karenanya ada periwayat didalamnya yang dinilai dha'if. Oleh karenanya masih boleh diamalkan untuk keutamaan namun tidak meyakini keshahihannya. 
Bang  Afdoli
Bukan Siapa siapa bisa jadi siapa siapa untuk siapa siapa berbagi untuk kebaikan bersama

Related Posts

Posting Komentar