Anda yang sering mendengar ceramah tentang lailatul qadar tentu mengetahui banyak perbedaan pendapat tentang kapan terjadinya. Begitu juga anda yang sudah membaca tulisan tentang Lailatul Qadar terjadi pada 10 akhir ramadlan tentu mengetahui bahwa banyak sekali hadits yang menyatakan tentang lailatul qadar. dan satu sama lain malah saling berbeda yang terkadang membuat kita bingung mana yang benar.
Sebagai orang yang beriman, perbedaan tidak menjadikan kita ragu, justru menjadikan kita semangat untuk menggali hikmahnya. Dalam tulisan sebelumnya telah dijelaskan perbedaan pendapat tersebut berkaitan dengan diangkatnya pemberitaan tentang penjelasan lailatul qadar.
Oleh karenanya pada kesempatan ini, akan disampaikan salah satu alasan lain yang melatarbelakangi terjadinya perbedaan pendapat tentang lailatul qadar. Bahwa tanggal terrjadi Malam lailatul qadar berubah-ubah setiap tahunnya disekitar 10 malam akhir ramadlan. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata; "Malam lailatul qodar itu berpindah-pindah pada sepuluh hari terakhir." (HR. At Tirmidhi 722)
Semoga hadits ini dapat memberikan penjelasan mengapa terjadi perbedaan pendapat tentang terjadinya malam lailatul qadar.
Adapun hadits tentang Malam lailatul qodar itu berpindah-pindah pada sepuluh hari terakhir secara lengkapa adalah sebagai berikut :
HR. At Tirmidhi 722. Telah menceritakan kepada kami Harun bin Ishaq Al Hamdani telah menceritakan kepada kami 'Abdah bin Sulaiman dari Hisyam bin 'Urwah dari Ayahnya dari 'Aisyah berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam senantiasa ber'itikaf pada sepuluh hari terakhir Ramadlan dan beliau bersabda: 'Raihlah malam lailatul Qodar pada sepuluh hari terakhir'." Hadits semakna diriwayatkan dari Umar, Ubay bin Ka'ab, Jabir bin Samurah, Jabir bin Abdullah, Ibnu Umar, Al Falatan bin 'Ashim, Anas, Abu Sa'id, Abdullah bin Unais, Abu Bakrah, Ibnu Abbas, Bilal, dan Ubadah bin Shamit. Abu 'Isa berkata; "Hadits 'Aisyah merupakan hadits hasan shahih, dan arti dari perkataan berliau "yujawiru" yaitu ber'itikaf. Kebanyakan riwayat dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam hal memakai lafazh: "Raihlah Lailatul Qodar pada sepuluh malam terakhir di malam yang ganjil". Diriwayatkan juga dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahwa lailatul qodar diraih pada malam dua puluh satu, dua puluh tiga, dua puluh lima, dua puluh tujuh dan dua puluh sembilan serta malam terakhir bulan Ramadlan. Abu 'Isa berkata; "Syafi'i berkata; 'Itu hanya pendapatku. Allah lebih tahu. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab pertanyaan kami seperti yang sebelumnya. Beliau akan menjawab sebagaimana yang pertama. Ditanyakan kepada beliau, yang bisa mencarinya pada malam yang demikian". Lalu beliau kabarkan: "Carilah pada malam yang sekian". Syafi'i berkata; riwayat yang paling kuat menurutku ialah riwayat malam ke dua puluh satu." Abu 'Isa berkata; "Diriwayatkan juga dari Ubay bin Ka'ab. Dia bersumpah bahwa lailatul Qodar diraih pada malam ke dua puluh tujuh. Dia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengabari kami tanda-tandanya lalu kami hapalkan." Diriwayatkan dari Abu Qilabah bahwa beliau berkata; "Malam lailatul qodar itu berpindah-pindah pada sepuluh hari terakhir." Telah menceritakan kepadaku Abdu bin Humaid telah mengabarkan kepada kami Abdurrazzaq dari Ma'mar dari Ayyub dari Abu Qilabah.
Posting Komentar
Posting Komentar