Malam dan siang dalam alquran banyak disebutkan baik secara sendiri maupun berpasangan. Dan setidaknya terdapat 46 ayat dalam 31 surat Alquran yang menyebutkan malam siang secara berpasangan.
22 ayat diantaranya yang dapat kita bagi dalam 9 kelompok berdasarkan kata yang mengiringinya. Kelompok kata tersebut dapat dalam gambar yang dicuplik dari buku masjidil Haram Menyatukan Kalender Islam.
Berdasarkan 9 kelompok kata pengiringnya tersebut terdapat delapan kata yang bersifat netral. Kata yang dilekatkan tersebut tidak memberikan isyarat bahwa kata yang disebutkan duluan tidak berarti yang pertama hadir.
Dan untuk memudahkannya, ayat yang berkaitan dengan malam dan siang dapat dibagi atas tiga kelompok yaitu :
Pertama adalah Kelompok yang kata pengiringnya merupakan kata netral. Dengan pengertian tidak dapat memberikan kepastian apakah malam atau siang lebih duluan. Kata-kata yang termasuk disini adalah pergantian, mempergantikan, silih berganti, hapuskan dan lepaskan serta memutar. Sebagai contoh pada kelompok pertama ada lima ayat yaitu 2:164, 3:190, 10:6, 23:80, 45:5. Kata yang mengiringi malam atau siang adalah pergantian وَاخْتِلَافِ atau alternation. Kata ini tidak dapat memberikan kepastian apakah malam atau siang yang lebih duluan. Demikian juga dengan empat kata lain yang yaitu
Kedua adalah kelompok kata yang dapat memberi penegasan malam atau siang lebih duluan namun kata tersebut digunakan bergantian pada malam dan siang. Oleh karenanya kata ini juga tidak dapat memberi ketegasan mana yang lebih duluan. Kata disini adalah memasukan atau تُولِجُ (to Enter). Sebagaimana disebutkan dalam Alquran surat Ali Imran
تُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَتُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ ۖ وَتُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَتُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ ۖ وَتَرْزُقُ مَن تَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ
Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rezeki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)". (QS. 3:27)
Ketiga adalah kelompok kata yang dapat memberi penegasan bahwa kata yang dikuti adalah yang terakhir yaitu kata menutupkan يُغْشِي atau covers. Kata ini konsisten dalam mengiringi kata malam, sehingga memberi isyarat bahwa ia lebih belakangan. Bahkan konsistensinya tetap terlihat walapun siang dan malam diletakan dalam dalam dua ayat yang terpisah. Konsistensinya dapat dilihat dalam tiga posisi kata menutupkan يُغْشِي atau covers pada kata malam :
1. Dalam surat Al A’raaf (tempat tertinggi) ayat 54 dan Ar Rad (guruh) ayat 3 malam dan siang diebutkan dalam satu ayat. Dan kata “ menutupkan يُغْشِي atau covers” disematkan pada kata malam.
2. Dalam Surat Asy-Syams (matahari) kata siang lebih dulu disebutkan dalam ayat ketiga. dan kata malam disebutkan dengan mengikutkan kata “ menutupkan يُغْشِي atau covers” dalam ayat keempat.
3. Dalam Surat Al-Lail (malam) kata malam disebut lebih dulu dalam ayat pertama, dan kata siang disebutkan dalam ayat kedua. Namun kata “ menutupkan يُغْشِي atau covers” tetap mengiringi kata malam.
Berdasarkan kajian ayat-ayat tentang kedudukan malam dan siang yang tersebar di 31 surat Alquran dapat ditarik kesimpulan :
bahwa benar judul tulisan Malam atau Siang lebih dulu ? Disebut duluan tidak mesti yang pertama dapat dijawab. Dan pertanyaan Malam dan Siang lebih dulu ? terjawab bahwa hari sesuai petunjuk Alquran dimulai siang dan ditutup dengan malam.
Hal ini mengingatkan seperti hubungan dalam keluarga. Anak pertama tidak mesti anak yang di duluankan. Ketika anak masih satu, ya jelas dialah yang pertama dan selamanya. Tapi ketika sudah lahir adiknya adan adiknya, tentu kata mengalahlah, sabarlah tentu menjadi kata ampuh buat yang anda yang lahir duluan. Bahkan kadang justeru anak yang paling akhir (anak bontot) yang sering di duluankan mendapat prioritas dan perhatian lebih. Namun jelas bahwa walaupun semua anak sama kedudukannya sebagai orang tua akan punya perhatian yang lebih terhadap anaknya yang paling baik, patuh terhadapnya. Bagaimana dengan anda ?
Semoga tulisan ini dapat mencerahkan, bahwa sudah saatnya umat Islam melalui para ulama untuk mendefenisikan kembali waktu-waktu dalam Islam. Dalam hal ini penulis memberi masukan agar umatIslam menjadikan Siang sebagai awal hari. Banyak keutamaan dan kebaikan yang akan diperoleh umat baca tulisan : Keutamaan menjadikan Siang sebagai awal hari
Semoga bermanfaat.
Wallahu A’lam Bisshawab
Posting Komentar
Posting Komentar