Janganlah Mencela Sahabat Rasul, Tidak cukup Hartamu Mengimbanginya

Janganlah Mencela Sahabat Rasul, Tidak cukup Hartamu Mengimbanginya

Ada beberapa hadits yang mengingatkan untuk tidak mencela sahabat Rasulullah SAW. Diantaranya yaitu :

صحيح البخاري ٣٣٩٧: حدثنا ادم بن ابي اياس حدثنا شعبة عن الاعمش قال سمعت ذكوان يحدث عن ابي سعيد الخدري رضي الله عنه قال

قال النبي صلى الله عليه وسلم لا تسبوا اصحابي فلو ان احدكم انفق مثل احد ذهبا ما بلغ مد احدهم ولا نصيفه

تابعه جرير وعبد الله بن داود وابو معاوية ومحاضر عن الاعمش


Telah bercerita kepada kami Adam bin Abu Iyas telah bercerita kepada kami Syu'bah dari Al A'masy berkata: aku mendengar Dzakwan bercerita dari Abu Sa'id Al Khudriy radliallahu 'anhu yang berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Janganlah kalian mencela sahabat-sahabatku. Seandainya salah seorang dari kalian menginfaqkan emas sebanyak bukit uhud, tidak akan ada yang menyamai satu timbangan (pahala) seorangpun dari mereka, juga tidak akan sampai setengahnya". Hadits ini diikuti pula oleh Jarir, Abdullah bin Daud, Abu Mu'awiyah dan Muhadlir dari Al A'masy. (Shahih Bukhari 3397)


مسند احمد ١١١٨٠: حدثنا هاشم حدثنا شعبة عن الاعمش عن ذكوان عن ابي سعيد

عن النبي صلى الله عليه وسلم قال لا تسبوا اصحابي فلو ان احدكم انفق مثل احد ذهبا ما بلغ مد احدهم ولا نصيفه

Telah menceritakan kepada kami Hasyim berkata: telah menceritakan kepada kami Syu'bah Al A'masy dari Dzakwan dari Abu Sa'id dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Janganlah kalian mencela sahabatku, sekiranya salah seorang dari kalian mensedekahkan emas sebesar gunung Uhud, sungguh hal itu tidak akan menyamai sedekah mereka satu mud atau bahkan setengahnya." (Musnad Ahmad 11180)

Dari hadits diatas dapat dinyatakan bahwa tidaklah pantas bagi kita kita untuk mencela sahabat nabi. Karena orang yang kita cela tersebut mempunyai timbangan pahala yang besar yang tidak dapat dibandingkan. Disebutkan bahwa jika kita menginfak harta kita sebesar gunung uhud tidak mampu menyamai infak mereka satu mud atau setengahnya. Sebuah perbandingan yang tidak dapat kita bayangkan bagaimana kemuliaan akhlak dan ketaatan para sahabat.

Kata mencela sesuai kamus bahasa Indonesia berarti mengatakan bahwa ada celanya; mencacat; mengecam; mengkritik; menghina. Dan perbuatan mencela ini dapat dialamatkan kepada orangnya baik secara fisik, perbuatannya maupun perkataannya. Oleh karenanya mengecam, mengkritik ataupun menghina amalan atau perbuatan para sahabat Nabi juga termasuk mencela para sahabat.

Tidak jarang celaan terjadi ketika ada pandangan dan pendapat yang berbeda dengan yang disampaikan oleh para sahabat. Memang ada kemungkinan bahwa hadits-hadits yang disampaikan tersebut dhaif atau bahkan palsu. Namun alangkah lebih baik kita berbaik sangka sehingga tidak sampai kita pada perbuatan mencela. Terlebih kita belum mempelajarinya secara utuh, mencela perkataan mereka bisa jadi malah meruntuhkan keyakinan kita kepada perkataan Nabi.

Kembali kepada hadits larangan untuk mencela sahabat Rasulullah SAW. Bahwa jika celaan kepada para sahabat saja perbandingan sudah seperti gunung uhud dengan setengah mud. Bagaimana jika celaan yang dilakukan terhadap isteri dan keluarga Rasulullah SAW? Termasuk juga jika kita mencela Rasulullah SAW. Tidak terbayang seperti apa lagi perbandingannya. 

Karena kadang kita secara tidak sadar telah mencela Rasul dan sahabatnya. Bisa jadi anda tidak suka seseorang atau sebuah kelompok. Namun karena yang anda cela adalah sunnah yang mereka lakukan, maka bisa jadi yang kita melihat orang menjalankan sunnah nabi, orang yang telah membuat dan menyampai sunnah yaitu Rasulullah SAW dan para sahabat. Kalau memang kita belum bisa menjalankan sunnah minimal tidak sampai mencela orang yang menjalankan sunnah. 

Semoga kita terhindar dari perbuatan tercela seperti ini. Apalagi perbuatan ini dilakukan hanya untuk membela seseorang yang belum tentu mampu memberikan kemanfaatan kepada kita dunia dan akhirat. Islam agama rahmatan lil alamin yang mengajarkan menghargai perbedaan.

Tulisan terkait dengan Keutamaan dan Hukum Membaca Al Fatiha dalam Shalat Berjamaah
Bang  Afdoli
Bukan Siapa siapa bisa jadi siapa siapa untuk siapa siapa berbagi untuk kebaikan bersama

Related Posts

Posting Komentar