Sangat menyenangkan membaca penelitian ilmuwan beberapa tahun lalu bahwa kedudukan bulan dari tahun 2010-an hingga tahun 2020-an menguntungkan bagi penyatuan kalender Islam. Dengan posisi bulan tersebut diperkirakan hilal akan dimaknai sama antara faham hisab (perhitungan) dan rukhyat (penampakan). Sehingga hari-hari ibadah dan perayaan dalam islam dapat serentak dilaksanakan dalam satu hari satu tanggal (One Day One Date = ODOD) .
Namun ternyata perbedaan hari-hari dalam Islam tersebut tetap terjadi. Sebagai contoh hari arafah tahun 1437H/2016M, diperkirakan akan ada kebersamaan. Ternyata ada tiga hari yang berbeda dalam melaksanakan ibadah Arafah, yaitu tanggal 10, 11 dan 12 September 2016. Seratus sembilan negara didunia menetapkan Arafah jatuh pada minggu 11 September 2016, lima negara menetapkan sehari lebih cepat dan tiga negara menetapkan sehari lebih lambat. Hal ini tentu mengusik kita karena dengan perbedaan ini berarti ada umat Islam yang berpuasa pada hari yang diharam. Dan sebagai perbandingan perbedaan ini berikut diagram perbedaan hari Raya Idul Adha 1437 H/2016 M.
Untuk menjaga persatuan dan kesatuan umat, tentunya kita wajib menghormati perbedaan tersebut. Namun sebagai umat yang dibekali akal, tentu kita tidak akan berhenti berikhtiar dan bangga hanya pada kata saling menghormati perbedaan( Lihat Tulisan Benci Kata Hormati Perbedaan 1 Syawal) karena masih terdapat 313 Cara untuk Menyatukan Kalender Islam Dunia (Hijriah).
Kita tentu mengetahui banyak ilmuwan yang telah meneliti metode dan kriteria yang dikembangkan untuk Menyatukan Kalender Islam Dunia baik hisab maupun rukhyat. Dan Masing-masing telah bercabang menghasilkan banyak kriteria yang diyakini mampu mempersatukan Kalender Islam Dunia (Hijriah). Namun ternyata hingga saat ini keyakinan itu belum terwujud. Bahkan tidak jarang diantara kita sudah memvonis dan pesimis bahwa Kalender Islam Dunia (Hijriah) tidak dapat dipersatukan seperti halnya kalender masehi.
Oleh Karenanya, di tahun 2016 penulis telah membuat konsep untuk membangun Kalender Hijriah yang berlaku secara mendunia atau global. Konsep itu dituangkan dalam buku Palingkan Wajahmu kearah Masjidil Haram untuk Menyatukan Kalender Islam Dunia. Setelah setahun dicoba melalui penerapan kalender perbulan yang telah diterbitkan (Lihat tulisan : Kalender Islam Dunia perbulan contoh penetapan bulan safar dll), dan saat ini Insya Allah konsep 313 semakin matang untuk mempersatukan kalender Hijriah di dunia.
Memang sama kita ketahui bahwa Kalender Islam (Hijriah) adalah sebuah kalender yang unik. Selain berfungsi sebagai kalender akhirat (ibadah) juga berfungsi sebagai kalender duniawi (sipil). Kalender ibadah yang disusun berdasarkan peredaran bulan (komariah) harus sejalan dengan fungsinya sebagai kalender sipil yang disusun berdasarkan kalender matahari (Syamsiah). Tidak heran jika untuk menyatukan kepentingan ibadah dan sipil, kalender yahudi merupakan campuran kalender bulan dan matahari (campuran Kalender komariah dan syamsiah). Dan sementara Kalender Nashrani menyatukan kepentingan ibadahnya ke dalam kalender sipil yang berdasarkan peredaran matahari kemudian kita kenal dengan kalender Masehi (Kalender Syamsiah).
Kalender syamsiah dianggap lebih stabil untuk jangka panjang untuk jadwal kehidupan sehari-hari dan duniawi dibandingkan kalender komariah. Kalender komariah dianggap tidak pasti dan selalu berubah-ubah setiap bulannya karena tergantung penampakan hilal. Namun begitupun, umat islam harus tetap fokus dengan kalender komariahnya. Karena justeru kalender komariah memberikan kepastian suatu ibadah tepat pada suatu hari.
Hal ini pula yang dicontohkan dan diperintahkan Nabi Muhammad SAW dalam menetapkan untuk menetapkan suatu ibadah seperti menyatukan hari mulai puasa Ramadhan. Dulu umat islam dapat bersama puasanya dianggap karena umat islam masih terkonsentrasi di Makkah madinah. Padahal aturan dan hukum dalam Islam berlaku secara universal, global dan sepanjang masa. Tersebarnya umat Islam diseluruh belahan bumi tidak menjadi halangan bagi umat islam untuk beribadah puasa, hari raya dan lainnya pada hari dan tanggal yang sama.
Oleh karena itu, terdapat tiga tugas besar kita sebagai umat islam saat ini untuk mewujudkan hal tersebut yaitu
- Bagaimana menjadikan kalender komariah (Hijriah) dapat menyatukan kalender ibadah bagi umat Islam? Sehingga suatu ibadah (Puasa, Hari raya dan lainnya) dapat dilakukan bersama oleh umat muslim diseluruh dunia secara bersama dalam satu hari.
- Bagaimana menjadikan kalender komariah (Hijriah) dapat menyatukan kalender Sipil bagi umat Islam? Sehingga terwujud satu kalender jangka panjang yang dapat dijadikan panduan umat Islam melakukan aktifitas duniawi secara berkesinambungan.
- Bagaimana menjadikan kepentingan ibadah dan sipil umat islam tersebut dalam satu Kalender Islam Dunia (Hijriah)?
Dan untuk mewujudkan ketiga tugas tersebut, maka berikut disampaikan konsep 313 Cara Menyatukan Kalender Islam Dunia (Hijriah) yaitu :
- Jadikan Masjidil Haram (Makkah) sebagai pusat manusia dan bumi. Alquran Al Maidah ayat 97. maka Makkah berfungsi sebagai Makkah Median Time (MMT) dalam kalender Islam.
- Jadikan Bumi sebagai satu kesatuan wilayah (matla’) dengan Ujung batas Barat dan Timur sesuai dengan perjalanan dzulkarnain sebagaimana disebutkan dalam Surat Al Kahfi ayat 86-90.
- Jadikan siang (subuh-maghrib) sebagai awal hari dan malam sebagai penutup hari. Hadits
- Jadikan metode hisab, rukhyat atau imkanu rukhyat beserta kriteria-kriteria turunan secara tepat sesuai tujuan kalender.
Sebagian konsep ini telah dituliskan dalam buku Palingkan Wajahmu kearah Masjidil Haram untuk Menyatukan Kalender Islam Dunia dan web Hikmah 313 ini, sebagiannya lagi Insya Allah akan dipaparkan dalam tulisan-tulisan selanjutnya.
Apakah mungkin dengan empat konsep tersebut dapat menyatukan Kalender Islam Dunia (Hijriah)? Sementara penelitian, diskusi, seminar, kongres baik lokal maupun Internasional telah lama dilakukan oleh para tokoh, pakar ilmu dan ulama. Namun hasilnya hingga saat ini masih dalam perdebatan panjang dan belum mencapai titik temu dan belum mampu menyatukan Kalender Islam Dunia.
Jawabannya Insya Allah dapat terwujudkan dengan ikhtiar dan do’a kita bersama. Konsep 313 Cara Menyatukan Kalender Islam Dunia (Hijriah) ini bukanlah sesuatu yang baru. Secara umum banyak tersebar diberbagai hasil penelitian,diskusi, dan kongres tersebut. Namun diramu dan disatukan dalam satu bingkai pemahaman keinginan untuk menyatukan kalender Islam Dunia.
Konsep-konsep yang ditawarkan sebelumnya sudah banyak dan hampir seluruhnya benar. Namun untuk implementasi tentu memerlukan kesabaran, kebersan hati, mau saling menerima, dan mau untuk saling berdiskusi. Ego pribadi dan kepentingan kelompok tentu mempengaruhi pemilihan satu kebenaran yang diantara berbagai kebenaran untuk disatukan dalam konsep yang diakui dan diyakini bersama. Dan jauh diatas itu semua, tentunya Kalender yang dibangun harus sesuai dengan dalil alquran dan hadits.
Hari Arafah dan Hari Idul Adha 1438H/2017M dapat menjadi pembuktian apakah konsep 313 ini dapat Menyatukan Kalender Islam Dunia (Hijriah). Caranya mungkin cukup mudah, namun butuh kebesaran hati dan pengorbanan diri yaitu : masing-masing Negara di dunia termasuk Indonesia sebagai negara umat muslim terbesar dunia dan Ormas-ormas Islamnya agar menetapkan Hari Arafah dan Hari Raya Idul Adha 1438H/2017M mengikuti hasil Rukhyat masjidil Haram, Makkah.
Insya Allah dengan ikhtiar dan doa kita bersama maka Ibadah puasa dan wukuf hari Arafah pada tahun 2017 ini akan dilaksanakan pada hari dan tanggal yang sama. Demikian juga untuk Idul Adha 1438H.
Catatan :
- Dengan cara 313 ini dapat menghemat tenaga, pikiran dan anggaran terutama beberapa negara seperti Indonesia, India, Pakistan, USA dan negara lainnya. hemat karena tidak perlu melakukan rukhyat sendiri. Cukup hanya menunggu dan mengumumkan ketetapan rukhyat Mekkah melalui Majelis pengadilan Tinggi Arab saudi pada 29 Dzulqi’idah.
- Arafah dan idul Adha berjarak 9 dan 10 dari awal penetapan rukhyat Makkah, sehingga umat Islam diseluruh dunia berkesempatan menyesuaikan waktu badah puasa Arafah dan Shalat Idul Adha.
- Dalil, Konsep, diskusi, saran, kritik dan pertanyaan tentang perbedaan yang ada dapat disampaikan melalui komentar postingan ini
Posting Komentar
Posting Komentar