Bahwa di hari kiamat saat yaumul hisab manusia akan terbagi empat golongan yaitu
1) 70 Ribu umat masuk surga tanpa hisab
2) Umat dengan hisab yang ringan
3) Umat yang dihisab
4) Umat yang masuk neraka tanpa hisab
Tujuan utama seorang muslim tentulah menjadi umat yang masuk surga tanpa hisab. Namun tentunya tidak semua memiliki kesempatan tersebut, oleh karenanya masuk surga dengan hisab yang ringan juga merupakan pilihan yang baik.
Hisab yang ringan memiliki keutamaan bahwa kitab amalan tersebut hanya dipaparkan. Mereka tidak dihisab dan di azab di yaumul hisab.
dari Ibnu Abu Mulaikah menceritakan bahwa
أَنَّ عَائِشَةَ زَوْجَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَتْ لَا تَسْمَعُ شَيْئًا لَا تَعْرِفُهُ إِلَّا رَاجَعَتْ فِيهِ حَتَّى تَعْرِفَهُ وَأَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ حُوسِبَ عُذِّبَ قَالَتْ عَائِشَةُ فَقُلْتُ أَوَلَيْسَ يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى { فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيرًا } قَالَتْ فَقَالَ إِنَّمَا ذَلِكِ الْعَرْضُ وَلَكِنْ مَنْ نُوقِشَ الْحِسَابَ يَهْلِكْ
Aisyah istri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidaklah mendengar sesuatu yang tidak dia mengerti kecuali menanyakannya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sampai dia mengerti, dan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda: "Siapa yang dihisab berarti dia disiksa" Aisyah berkata: maka aku bertanya kepada Nabi: "Bukankah Allah Ta'ala berfirman: "Kelak dia akan dihisab dengan hisab yang ringan" Aisyah berkata: Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya yang dimaksud itu adalah Al 'Ardhu atau pemaparan amalan. Akan tetapi barangsiapa yang didebat hisabnya pasti celaka." Shahih Bukhari 100
Dan terdapat satu do’a sebagai salah satu amalan orang-orang yang masuk surga dengan hisab yang ringan. yaitu Doa dimudahkan hisab dibaca Rasulullah dalam sebagian shalatnya,
disebutkan dari Aisyah Radliyallahu 'anha, dia berkata: Aku pernah mendengar
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ فِي بَعْضِ صَلَاتِهِ: «اللَّهُمَّ حَاسِبْنِي حِسَابًا يَسِيرًا» فَلَمَّا انْصَرَفَ قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَا الْحِسَابُ، قَالَ: «يُنْظَرُ فِي كِتَابِهِ وَيُتَجَاوَزُ عَنْهُ، إِنَّهُ مَنْ نُوقِشَ الْحِسَابَ يَوْمَئِذٍ يَا عَائِشَةُ هَلَكَ، وَكُلُّ مَا يُصِيبُ الْمُؤْمِنَ يُلْقِي اللَّهُ عَنْهُ حَتَّى الشَّوْكَةَ تَشُوكُهُ» .
Rasulullah berdoa dalam sebagian shalatnya, “Allahumma hasibnii hisabaan Yasiiraan"(Ya Allah, hisablah aku dengan hisab yang ringan)” Ketika beliau telah selesai, aku bertanya, ”Wahai Rasulullah, apakah hisab itu?” Beliau menjawab, ”Dia akan melihat buku catatan (hamba)-Nya dan mengampuninya. Wahai Aisyah, sesungguhnya orang yang buku catatannya diinterogasi dengan hisab pada hari itu maka dia akan celaka, dan setiap yang menimpa seorang mukmin maka Allah akan membuangnya (memaafkannya), bahkan duri sekalipun yang menimpanya." Al Mustadrak 190
Hadits diatas menjelaskan bahwa doa tersebut dibaca dalam waktu shalat. Dimana setidaknya terdapat empat waktu dalam shalat yang dapat digunakan untuk berdo’a, yaitu :
Ø Setelah membaca al fatiha sebelum membaca Aamiin
Ø Saat i’tidal yaitu Setelah mengucapkan sami'allahu liman hamidah, sebelum sujud
Ø Ketika sujud terakhir
Ø Ketika tasyahud akhir sebelum salam
semoga kita termasuk umat yang dimudahkan dan diringankan hisabnya pada hari kiamat.
Posting Komentar
Posting Komentar