Jadikan Musibah dan Bencana sebagai Berkah dan Ujian

Bencana beruntun terjadi bumi dinegeri tercinta Indonesia. Belum kering Air Mata lombok di Nusa Tenggara Barat (NTB), Isak tangis kembali terdengar dari Palu, Sigi dan Donggala di Sulawesi Tengah (Sulteng). Bahkan bencana terakhir lebih dahsyat dari sebelumnya. 

Gempa bumi juga di ikuti pergerakan tanah dan tsunami yang mencapai hingga 5 meter lebih. Jauh melebihi prediksi. Banyak jatuh korban, sekitar 5000-an laporan kehilangan anggota keluarga, dan lebih 1945 korban jiwa telah ditemukan. Kehancuran fasilitas yang parah terjadi dimana-dimana, hingga masih terdapat wilayah yang belum tersentuh bantuan. Dan bahkan ada jatuh korban meninggal karena kelaparan karena tidak mendapat bantuan. 
Jadikan Musibah dan Bencana sebagai Berkah dan Ujian

Itulah fenomena Musibah atau bencana yang selalu terjadi mengiringi kehidupan. Semua yang terjadi atas izin Allah dan telah tercatat jauh sebelum bumi dan langit diciptakan. 

مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الأرْضِ وَلا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ (٢٢) 
tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (QS. Al Hadid ayat 22) 

Orang-orang beriman tidak akan larut dalam kesedihan dan kekhawatiran. Siapa pun dapat mendapatkan musibah atau bencana. Musibah berbeda dengan azab. 

وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنْتَ فِيهِمْ وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ (٣٣) 
dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun (QS. Al Anfaal ayat 33) 

Lalu Kenapa Musibah atau Bencana bisa menjadi keberkahan dan ujian? Musibah menjadi keberkahan bagi yang meninggal dan yang hidup sedangkan musibah menjadi ujian bagi yang hidup. 

Musibah menjadi keberkahan bagi mati karena telah selesai tugas mereka di dunia. Tentunya kebanyakan korban jiwa adalah mereka yang tertimpa karena gempa dan mati tenggelam karena tsunami. Adalah syahid bagi mereka yang beriman meninggal karena tertimpa atau tenggelam. 

dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu berkata 

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الشُّهَدَاءُ خَمْسَةٌ الْمَطْعُونُ وَالْمَبْطُونُ وَالْغَرِقُ وَصَاحِبُ الْهَدْمِ وَالشَّهِيدُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ 
bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Syuhada' (orang yang mati syahid) ada lima: yaitu orang yang terkena wabah penyakit Tha'un, orang yang terkena penyakit perut, orang yang tenggelam, orang yang tertimpa reruntuhan bangunan dan yang mati syahid di jalan Allah." Shahih Bukhari 2617 

Keberkahan bagi yang hidup adanya keberkahan yang muncul setelah musibah. Dapat kita lihat berapa banyak daerah yang menjadi subur dan makmur setelah terjadinya bencana. 

Musibah juga menjadi ujian bagi yang orang-orang selamat dari kejadian bencana atau mereka yang tidak ditimpa bencana. 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاةِ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ (١٥٣)وَلا تَقُولُوا لِمَنْ يُقْتَلُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتٌ بَلْ أَحْيَاءٌ وَلَكِنْ لا تَشْعُرُونَ (١٥٤)وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الأمْوَالِ وَالأنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ (١٥٥) 

153. Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. 154. dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu ) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup , tetapi kamu tidak menyadarinya. 155. dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (QS. Al Baqarah 153-155) 

Oleh karenanya bergembiralah orang-orang yang diberikan kesabaran ketika diberikan musibah. Karena dengan itu menjadi ujian untuk naiknya derajat mereka. 

Musibah juga menjadi ujian bagi mereka yang kebetulan tidak ditimpa musibah. Bagaimana sikap mereka terhadap para korban bencana? Apakah mereka hanya berdiam diri? Ataukah mereka justeru berpamerdiri dengan kemewahan dan kemegahan sementara saudara-saudara hidup kedinginan dengan pakaian seadanya! Ataukan mereka justeru berpesta pora ria sementara disekitarnya justru disekitarnya orang-orang sedang kelaparan! 

Banyak dalil yang menyatakan keutamaan untuk memberikan makan kepada yang membutuhkan. 

Terdapat tiga pertanyaan di akhirat kepada kita kenapa tidak menjenguk mereka yang sakit, kenapa tidak memberi minum mereka yang sedang kehausan dan kenapa tidak memberi makan kepada mereka yang meminta makan. Disebutkan dalam Shahih Ibnu Hibban 269 atau dapat dilihat dalam buku Jejak Perjalanan Akhirat dan syafaat. Dan bahkan termasuk orang fasik sekalian ia orang yang melakukan shalat jika ia enggan memberi bantuan. 
Jadikan Musibah dan Bencana sebagai Berkah dan Ujian

Karena ujian ini bukan hanya bagi mereka para pejabat pemerintahan yang bertanggungjawab, namun juga bagi kita semua secara pribadi. Bersyukur bagi saudara-saudar kita yang mampu terjun langsung membantu korban musibah. Semoga kita yang lainnya dapat berlaku setidaknya memberikan bantuan dana atau materi lainnya melalui mereka aktif membantu korban bencana. Atau setidaknya mendoakan merekaterdampak musibah dapat diberikan kesabaran dan ketabahan dalam menjalani musibah dalam nikmat iman.
Bang  Afdoli
Bukan Siapa siapa bisa jadi siapa siapa untuk siapa siapa berbagi untuk kebaikan bersama

Related Posts

Posting Komentar