Manusia dalam keraguan akan dibangkitkan kembali, maka tidak heran jika ada pemahaman bahwa alam kubur disebut sebagai rumah masa depan. Karena bagi orang kafir tidak meyakini bahwa mereka akan dibangkitkan kembali dari alam kubur.
وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَئِذَا كُنَّا تُرَابًا وَآبَاؤُنَا أَئِنَّا لَمُخْرَجُونَ (٦٧)
berkatalah orang-orang yang kafir: "Apakah setelah kita menjadi tanah dan (begitu pula) bapak-bapak kita; Apakah Sesungguhnya kita akan dikeluarkan (dari kubur)? (QS. An Naml ayat 67)
Mereka ragu kalau alam kubur bukanlah akhir dari kehidupan. Bahkan mereka juga mengingkari dengan menyatakan bahwa kematian hanya terjadi di dunia.
إِنَّ هَؤُلاءِ لَيَقُولُونَ (٣٤)إِنْ هِيَ إِلا مَوْتَتُنَا الأولَى وَمَا نَحْنُ بِمُنْشَرِينَ (٣٥)فَأْتُوا بِآبَائِنَا إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (٣٦)
34. Sesungguhnya mereka (kaum musyrik) itu benar-benar berkata, 35. "tidak ada kematian selain kematian di dunia ini. dan Kami sekali-kali tidak akan dibangkitkan, 36. Maka datangkanlah (kembali) bapak-bapak Kami jika kamu memang orang-orang yang benar". (QS. Ad Dukhan ayat 34-36)
Padahal sesungguhnya alam kubur adalah alam transisi dari alam dunia ke alam mahsyar dan masih ada alam lainnya lagi yaitu alam akhirat. Mereka masih akan dibangkitkan kembali.
Alam kubur atau barzakh disebut juga alam kematian karena untuk memasuki dunia ini dilalui dengan kematian.
Setiap Manusia Akan Merasakan Kematian.
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ثُمَّ إِلَيْنَا تُرْجَعُونَ (٥٧)
tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan. (QS. Al ‘Ankabuut ayat 57)
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلا يَسْتَقْدِمُونَ (٣٤)
tiap-tiap umat mempunyai batas waktu (ajal); Maka apabila telah datang waktu (ajal) nya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya. (QS. Al A’raaf ayat 34)
Allah Memegang Jiwa Ketika Matinya Dan Tidurnya Seseorang
اللَّهُ يَتَوَفَّى الأنْفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي مَنَامِهَا فَيُمْسِكُ الَّتِي قَضَى عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ الأخْرَى إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ (٤٢)
Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; Maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda- tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir. (QS. Az Zumar ayat 42)
Kematian seorang Mukmin Ditandai dengan Keringat di Dahinya
Dari Buraidah bin Al hashib bahwasanya
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَوْتُ الْمُؤْمِنِ بِعَرَقِ الْجَبِينِ
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "(Tanda) wafat seorang mukmin adalah dengan keringat -yang ada-di dahi." Sunan Nasa'i 1805
Dalam hadits lain disebutkan bahwa
كَانَ بِخُرَاسَانَ فَعَادَ أَخًا لَهُ وَهُوَ مَرِيضٌ فَوَجَدَهُ بِالْمَوْتِ وَإِذَا هُوَ يَعْرَقُ جَبِينُهُ فَقَالَ اللَّهُ أَكْبَرُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَوْتُ الْمُؤْمِنِ بِعَرَقِ الْجَبِينِ
ia berada di Khurasan, ia menjenguk saudaranya yang sakit, ia menemuinya tengah sekarat dan dahinya berkeringat, ia berkata: Allaahu Akbar, aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Orang mu`min meninggal dunia dengan (mengeluarkan) keringat didahinya." Musnad Ahmad 21944
Mata Terbelalak Menyaksikan Ruh Keluar Dari Jasad
Abu Hurairah berkata:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَلَمْ تَرَوْا الْإِنْسَانَ إِذَا مَاتَ شَخَصَ بَصَرُهُ قَالُوا بَلَى قَالَ فَذَلِكَ حِينَ يَتْبَعُ بَصَرُهُ نَفْسَهُ
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Bukankah kalian telah menyaksikan bahwa jika seseorang meninggal dunia matanya akan terbelalak?" Para sahabat menjawab, "Ya, kami telah menyaksikan." Beliau bersabda: "Itu terjadi sa'at pandangan matanya mengikuti ruhnya (yang keluar dari jasad-pent)." Shahih Muslim 1529
Mayat Senantiasa Dinaungi Malaikat Hingga Ia Diangkat
Jabir bin 'Abdullah radliyallahu 'anha berkata:
لَمَّا قُتِلَ أَبِي جَعَلْتُ أَكْشِفُ الثَّوْبَ عَنْ وَجْهِهِ أَبْكِي وَيَنْهَوْنِي عَنْهُ وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَنْهَانِي فَجَعَلَتْ عَمَّتِي فَاطِمَةُ تَبْكِي فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَبْكِينَ أَوْ لَا تَبْكِينَ مَا زَالَتْ الْمَلَائِكَةُ تُظِلُّهُ بِأَجْنِحَتِهَا حَتَّى رَفَعْتُمُوهُ
تَابَعَهُ ابْنُ جُرَيْجٍ أَخْبَرَنِي مُحَمَّدُ بْنُ الْمُنْكَدِرِ سَمِعَ جَابِرًا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
Ketika bapakku meninggal dunia aku menyingkap kain penutup wajahnya, maka aku menangis namun orang-orang melarangku menangis sedangkan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidak melarangku. Hal ini membuat bibiku Fathimah ikut menangis. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Dia menangis atau tidak menangis, malaikat senantiasa akan tetap menaunginya sampai kalian mengangkatnya". Shahih Bukhari 1167
Posting Komentar
Posting Komentar