Hikmah Isra’ Mi’raj (1) Imani dulu Pelajari kemudian

Peristiwa Isra’ Mi’raj adalah sebuah peristiwa yang luar biasa. Seorang manusia bisa diperjalankan dari masjidil haram Makkah ke Masjidil Aqsa di palestina dan Naik kelangit ke tujuh hanya dalam satu malam. Wajar jika orang-orang dahulu tidak mempercayai kecuali orang-orang yang beriman karena bertentangn dengan akal dan logika para manusia pada zaman itu. 

Berbeda halnya dengan orang-orang yang hidup pada zaman modren ini. Orang yang tidak diperjalankan saja, mampu berpindah dengan cepat dari mekkah ke palestina dengan pesawat terbang. Dan dengan roket, manusia sekarang sudah bisa mencapai bulan yang notabene masih dilangit pertama. 

Oleh karenanya tentu perkara yang mudah bagi Allah untuk memperjalankan hambanya menuju langit ketujuh. Sesuatu yang dianggap tidak mungkin secara logika dan akal orang-orang dahulu, kecuali orang-orang yang beriman. Hal ini disebutkan dalam Alquran pada surat Al isra’

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS.17:1)

Dari peristiwa ini dapat kita ambil hikmah bahwa Imani dulu pelajari kemudian. Orang quraisy Makkah yang tidak beriman kepada Allah dan Rasulullah SAW tidak akan mempercayai peristiwa ini. Sehingga mereka tidak mendapatkan nikmatnya ilmu, iman dan kebenaran Islam. 

Hal ini sekaligus menjawab tudingan sebagian pihak yang menilai bahwa orang-orang beriman adalah orang-orang bodoh. Mereka beranggapan bahwa akal logikanya yang harus dikedepankan. Ukuran kebenaran dan kebaikan diukur berdasarkan ukuran mereka sendiri. Anggapan ini seperti pandangan liberal yang menganggap semua agama sama. Tidak heran jika kelompok ini sering kali menggunakan sebagian ayat/dalil yang dianggap sesuai dengan logika mereka dan membuang ayat yang lain sebaliknya.

Berbeda dengan orang-orang beriman, mereka mempercayai terlebih dahulu baru menggunakan akal logika. Hal ini karena Alquran adalah petunjuk dan berita gembira bagi orang-orang yang beriman.

طس ۚ تِلْكَ آيَاتُ الْقُرْآنِ وَكِتَابٍ مُّبِينٍ
هُدًى وَبُشْرَىٰ لِلْمُؤْمِنِينَ
Thaa Siin (Surat) ini adalah ayat-ayat Al Quran, dan (ayat-ayat) Kitab yang menjelaskan, ( 1 ) untuk menjadi petunjuk dan berita gembira untuk orang-orang yang beriman ( 2 ) 

Oleh karenanya mukmin yang baik akan selalu mempercayai ayat-ayat Alquran walaupun terdapat beberapa ayat yang mungkin belum dapat dijelaskan secara utuh. Dan ketika ada ayat-ayat yang terbukti kebenarannya, akan menjadikan iman orang mukmin semakin kuat.

Secara analogi, apa yang dapat kita dapatkan, ketika tidak percaya kepada guru yang memberikan ilmu kepada kita? Dan kesehatan seperti apa yang diharapkan, ketika kita tidak percaya kepada dokter atau orang mengobati kita?

Oleh karenanya sebagai umat Islam tentunya kita harus mengimani Alquran dan hadits dulu dan terus menggali ilmu dan kebenarannya. Sehingga kita termasuk orang yang merugi yang terbelalak ketika kebenaran sudah didepan mata dan kita tidak bisa memutar lagi waktu untuk berulang. Seperti halnya penyesalan orang-orang kafir di akhirat.

رُّبَمَا يَوَدُّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْ كَانُوا مُسْلِمِينَ
Orang-orang yang kafir itu seringkali (nanti di akhirat) menginginkan, kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang muslim. (QS. 15:2)

Demikianlah halnya juga dikisahkan orang-orang quraisy banyak yang mendustakan Nabi SAW ketika diceritakan kisah Isra’ Mi’raj kepada mereka. Jika mereka hidup diabad sekarang mungkin mereka akan menjadi orang terdepan yang percaya kepada kisah Nabi SAW tersebut
ikmah Isra’ Mi’raj (1) Imani dulu pelajari kemudian

Semoga kita termasuk orang-orang yang beriman dan mempercayai Alquran dan Hadits sebagai tuntunan hidup sehingga kita dapat mengambil ilmu, pengetahuan dan hikmah.

subhanaka allahumma wa bihamdika asyhadu alla ilaaha illa anta astaghfiruka wa atubu ilaik
Bang  Afdoli
Bukan Siapa siapa bisa jadi siapa siapa untuk siapa siapa berbagi untuk kebaikan bersama

Related Posts

Posting Komentar