Mereka Lebih Baik daripada Aku



Siapa tidak kenal dengan Abdurrahman bin auf?
Seorang sahabat yang ditakdirkan menjadi orang kaya di zaman Rasulullah. Seorang dari Muhajirin yang datang ke Madinah tanpa harta. Begitu datang ke Madinah ia ditawari satu isterinya dan setengah kekayaannya oleh Sa'd bin Rabi Alnshari. Namun ditolaknya, ia hanya minta ditunjuk pasar di madinah dan ia ingin berusaha sendiri. Dan hasilnya dalam beberapa hari saja ia sudah dapat menikahi seorang wanita anshor dengan mahar sekitar 1 ons emas ( sekitar 700 juta).

Meskipun ia seorang yg kaya raya, namun ilmu agama dan kesalihannya juga sangat  baik. Ia termasuk sahabat yang ikut perang badar. Setidaknya ada 97 hadits diriwayatkan darinya. Ia juga pernah menjadi imam pengganti Nabi Muhammad Shallallhu 'alaihi wasallam ketika perang tabuk.

Ilmu dan kekayaan yang dimilikinya tidak menjadikannya ia merasa lebih baik dari yang lain. Ia mengatakan shabat lain  yang meninggal tanpa bisa dibungkus kain kafan yang cukup lebih baik darinya.

Hal ini disebutkan dalam hadits dari Sa'ad bin Ibrahim dari bapaknya Ibrahim bahwa; "Pada suatu hari 'Abdurrahman bin 'Auf dihidangkan makanan kepadanya saat itu ia sedang berpuasa. Lalu ia berkata, Mus'ab bin Umair telah terbunuh. Ia adalah orang yang lebih baik dariku, namun saat (hendak dikafani) tidak ada kain kafan yang bisa membungkusnya kecuali hanyalah burdah (kain bergaris) yang apabila kepalanya akan ditutup, kakinya terbuka (karena kain yang pendek) dan bila kakinya yang hendak ditutup kepalanyalah yang terbuka.
Dan aku melihat dia berkata, pula; "Hamzah pun atau orang lain yang lebih baik dariku telah terbunuh.
Kemudian setelah itu dunia telah dibukakan buat kami atau katanya kami telah diberi kenikmatan dunia dan sungguh kami khawatir bila kebaikan-kebaikan kami disegerakan balasannya buat kami (berupa kenikmatan dunia). Lalu ia pun mulai menangis. Shahih Al Bukhari 1196

Diujung hadits juga disebutkan bahwa abdurrahman menangis atas nikmat dunia yang diterimanya. Beliau khawatir balasan kekayaan duniawi yanpg diterimanya.
Hikmah yang diambil dari kisah ini bahwa kelebihan yang kita miliki tidak menjadikan diri kita merasa lebih baik dari orang lain. Hal ini dapat menjauhkan kita dari sifat sombonga

Bang  Afdoli
Bukan Siapa siapa bisa jadi siapa siapa untuk siapa siapa berbagi untuk kebaikan bersama

Related Posts

Posting Komentar