Bahwa 𝐋𝐨𝐜𝐤𝐝𝐨𝐰𝐧 𝐆𝐨𝐭𝐨𝐧𝐠 𝐑𝐨𝐲𝐨𝐧𝐠 merupakan titik tengah antara Lockdown dan Social distance. Bisa juga disebut Soft Lockdown yang disesuaikan dengan karakter Bangsa Indonesia yakni Gotong Royong.
Bahwa hingga hari ke-22 Pasien positif mencapai 514 orang dan kematiannya 48 orang. Angka yang cukup tinggi dibandingkan negara-negara lainnya. Bahkan mengalahkan Italia sebagai negara yang termasuk parah penyebaran virusnya. Bahkan dengan tingkat kematian diatas 9,33% menjadikan Indonesia tertinggi di dunia. Kejadian yang cukup memperihatinkan.
Bahwa ditengah desakan berbagai pihak elemen masyarakat termasuk Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sebagai garda terdepan dalam penanganan wabah virus corona ikut menyarankan Lockdown. Dan Pemerintah tetap mempertahankan sikap untuk Social distance (Physical distance).
Bahwa Lockdown yang artinya mengunci seluruh wilayah sehingga tidak ada pergerakan dari masyarakat baik dari luar maupun kedalam. Hal ini efektif telah terbukti dilakukan di china, italia, spanyol dan malaysia. Dan opsi ini telah diatur dalam UU no 6 tahun 2018 Kekarantinaan Kesehatan. Namun pilihan ini akan menjadikan Pemerintah bertanggung jawab atas kebutuhan seluruh masyarakat dalam masa lockdown. Hal ini yang dikhawatirkan pemerintah dan pelaku ekonomi bahwa ekonomi tidak akan baik.
Bahwa Ini menjadi dasar Pemerintah mengambil pilihan sosial distance. Dan berita 24 Maret 2020 bahwa dalam rapat terbatas dengan 34 gubernur, Presiden kembali menekankan tidak akan melakukan lockdown. Presiden kembali menekankan physical distancing yaitu pembatasan jarak antara manusia. Model ini yang dilakukan oleh korea selatan. Dan ini harus didukung displin, kesadaran dan kemampuan seluruh masyarakat. Namun pertanyaannya : Sanggupkah ekonomi masyarakat menopangnya, mereka harus bekerja memenuhi kebutuhan hidup? Sanggupkah masyarakat indonesia yang tinggi keguyubannya meninggalkan kebiasaan berkumpulnya seperti pesta, arisan termasuk ibadah didalamnya? Belum termasuk karakter cuek dan santuynya?
Bahwa pilihan lockdown atau social distance menjadikan seperti pertarungan antara pilihan menyelamatkan nyawa rakyat atau menyelamatkan ekonomi? Atau ketika datang perampok pilih nyawa atau harta? Dan Pemerintah ingin menyelamatkan keduanya? Bisakah? Namun hingga hari Rabu 25 Maret 2020, ekonomi indonesia cukup berat dimana dollar berada dititik Rp. 16.102 dan pasien positif menjadi 686 orang dan 55 kematian. Dan karenanya perlu cara yang lebih efektif untuk mengatasinya?
Bahwa untuk itu, berikut ditawarkan konsep 𝐋𝐨𝐜𝐤𝐝𝐨𝐰𝐧 𝐆𝐨𝐭𝐨𝐧𝐠 𝐑𝐨𝐲𝐨𝐧𝐠 sebagai solusi menyelamatkan keduanya dan memutus mata rantai penyebaran virus corona yaitu:
1. Lockdown bersifat kedaerahan oleh Kepala daerah dan Kepala Desa sesuai dengan perkembangan penularan virus dan Presiden mnedelegasikan kewenangannya.
2. Lockdown dibagi atas dua bagian yaitu Daerah Terpapar Virus (DTV) dan Daerah Bebas Virus (DBV).
3. Lockdown Daerah Terpapar Virus (DTV) dilakukan oleh Gubernur bersama pemerintah dengan sistem Up Down, sedangkan Lockdown Daerah Bebas Virus (DBV) dikoordinir oleh Lurah/Kepala Desa bersama masyarakat dipandu Pemerintah Kabupaten/kecamatan dengan sistem Bottom Up.
Bahwa Konsep 𝐋𝐨𝐜𝐤𝐝𝐨𝐰𝐧 𝐆𝐨𝐭𝐨𝐧𝐠 𝐑𝐨𝐲𝐨𝐧𝐠 berpijak pada konsep bahwa tidak boleh mencampur masyarakat yang sakit dengan masyarakat yang sehat. Hal ini menghindarkan sikap saling curiga dan memperkuat saling percaya dan saling membantu. Jihad kemanusiaan, harta dan ribath rakyat juga akan dapat lebih efektif membantu pemerintah dalam mengatasi wabah virus.
Bahwa Adapun Keuntungan dari Konsep 𝐋𝐨𝐜𝐤𝐝𝐨𝐰𝐧 𝐆𝐨𝐭𝐨𝐧𝐠 𝐑𝐨𝐲𝐨𝐧𝐠 antara lain :
1, Wilayah NKRI dapat dipetakan secara jelas mana Daerah Terpapar Virus (DTV) berat, sedang, ringan dan Daerah Bebas Virus (DBV).
2, Untuk Daerah Bebas Virus (DBV) masyarakat akan bebas bergerak, melakukan aktivitas sosial ekonomi dan lainnya dan termasuk ibadah tanpa rasa was-was. Sehingga masyarakat dapat lebih aktif membantu lockdown Daerah Bebas Virus (DBV) sehingga dapat berjalan efektif dan manusiawi.
3, Pemerintah bersama Pemerintah Propinsi dapat lebih fokus mengatasi korban dan wilayah dampak virus corona di Daerah Terpapar Virus (DTV).
4, Aparat keamanan dan pelaku ekonomi dan lainnya dapat melihat dan bergerak aktif di daerah-daerah sesuai tingkat perkembangannya.
Bahwa Adapun Peluang keberhasilan 𝐋𝐨𝐜𝐤𝐝𝐨𝐰𝐧 𝐆𝐨𝐭𝐨𝐧𝐠 𝐑𝐨𝐲𝐨𝐧𝐠 dapat dilakukan yaitu :
1. Semangat Gotong Royong masyarakat indonesia akan memudahkan pelaksanaan lockdown di wilayah dusun/lingkungan di desa/kelurahan.
2 Tersedianya sarana parasarana kesehatan dan tenaga kesehatan hingga tingkat Desa/ Kelurahan.
3. Tersedianya dana Desa/Kelurahan yang dapat digunakan untuk menyelenggarakan lockdown Desa/kelurahan. Dibantu APBD serata dipandu Pemerintah Kabupaten/Kota/Kecamatan maka lockdown dapat ditingkatkan menjadi lockdown Kecamatan, kabupaten kota dan propinsi.
4. Tersedianya alat tes virus corona yang mudah dan cepat, dimana hasilnya akan dapat diketahui melalui air ludah dan dalam waktu 15 menit. Dan Pemerintah Turki telah menawarkannya kepada pemerintah Indonesia. Tentunya hal ini akan melengkapi Rapid test yang telah diadakan oleh Pemerintah Indonesia.
Bahwa 𝐋𝐨𝐜𝐤𝐝𝐨𝐰𝐧 𝐆𝐨𝐭𝐨𝐧𝐠 𝐑𝐨𝐲𝐨𝐧𝐠 juga menjadi penting dan harus cepat kita siapkan karena di China sendiri telah muncul virus corona jenis baru yang bisa mematikan dalam hitungan jam. Dan Insya Allah dengan 𝐋𝐨𝐜𝐤𝐝𝐨𝐰𝐧 𝐆𝐨𝐭𝐨𝐧𝐠 𝐑𝐨𝐲𝐨𝐧𝐠 penyebaran virus corona dapat kita atasi dalam waktu dekat.
Demikian disampaikan kepada Bapak Presiden Republik Indonesia untuk menjadi urusan selanjutnya. Untuk itu diucapkan terima kasih.
Hormat kami,
An. Penanggungjawab Konsep,
(Afdoli, AP., M.Si.)
ASN Pemkab Simalungun
Ahli Pemerintahan STPDN Angkt. 07
Magister Adminitrasi Pemda Angkt. 05
𝐓𝐞𝐦𝐛𝐮𝐬𝐚𝐧 𝐝𝐢𝐬𝐚𝐦𝐩𝐚𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐘𝐚𝐧𝐠 𝐓𝐞𝐫𝐡𝐨𝐫𝐦𝐚𝐭 ::
1. Ketua DPR-RI di Jakarta
2. Para Gubenur di Seluruh Indonesia
3. Para Bupati/Walikota di Seluruh Indonesia
4. Para Camat di Seluruh Indonesia
5. Para Kepala Desa/Geuchik/Pangulu/ Lurah di seluruh Indonesia
6. Seluruh Rakyat Indonesia dimanapun berada
https://youtu.be/25EhlkxyJB4
Posting Komentar
Posting Komentar