Mana Lebih Utama Shalat tahajud atau shalat witir?

Mana Lebih Utama Shalat tahajud atau shalat witir? Sebenarnya dua ibadah yang tidak diperbandingkan karena keduanya memang sama-sama shalat malam. Keduanya disebutkan secara berpasangan dalam surat al Fajr

وَالشَّفْعِ وَالْوَتْرِ (٣)
. dan yang genap dan yang ganjil, (QS. Al Fajr ayat 3)

Karena memang tahajud termasuk shalat dengan rakaat genap dan witir adalah shalat dengan rakaat ganjil.

Terlebih ketika bulan ramadhan keduanya bergandeng dilakukan secara berjamaah. 

Namun tentunya dalam keadaan tertentu kita harus memilihi malah yang lebih baik di kerjakan. Seperti ketika dihujung malam, menjelang waktu sahr ataupun ketika akan tidur mata begitu kantuk yang menyebabkan kita memilih shalat yang mesti dilakukan.

Untuk melihat ini tentu ini kita kembalikan ke dalil

adapun dalil Shalat Tahajud disebutkan dalam surat Al Israa

وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا (٧٩)

79. dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang Terpuji. (QS. Al israa ayat 79)

Dari ayat ini jelas disebutkan bahwa Shalat tahajud adalah shalat malam sebagai ibadah tambah dengan harapan Allah akan mengangkat kita ketempat terpuji.

dan Dalil Shalat witir Malam disebutkan

dari Ibnu Umar

عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ صَلَاةُ الْمَغْرِبِ وِتْرُ النَّهَارِ فَأَوْتِرُوا صَلَاةَ اللَّيْلِ

dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Shalat Maghrib itu witirnya siang hari, maka lakukanlah witir pada shalat malam." Musnad Ahmad 4615

dari hadits ini bersifat perintah kepada umat untuk melaksanakan witir malam. Dan kedudukan hampir seperti shalat wajib karena maghrib sebagai shalat wajib disebutkan shalat witir siang.

Berdasarkan dalil diatas jelas bahwa shalat witir lebih utama dari shalat tahajud. Shalat witir malam hampir mendekati seperti maghrib atau wajib sedangkan shalat tahajud bersifat tambahan.

Keutamaan shalat witir ini juga dapat dilihat dari shalat malam keluarga Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

dari 'Aisyah berkata:

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي وَأَنَا رَاقِدَةٌ مُعْتَرِضَةً عَلَى فِرَاشِهِ فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يُوتِرَ أَيْقَظَنِي فَأَوْتَرْتُ

"Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah berdiri shalat malam sedangkan aku berbaring membentang di atas tikarnya. Apabila akan melaksanakan shalat witir, beliau membangunkan aku hingga aku pun mengerjakan shalat witir." Shahih Bukhari 942

Ketika shalat tahajud isteri beliau masih berbaring, namun ketika sudah witir beliau membangunkan dan mengajaknya shalat.

Demikian juga umatnya juga diwasiatkan untuk melakukan shalat witir malam jika mau tidur. dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu berkata:

أَوْصَانِي خَلِيلِي بِثَلَاثٍ لَا أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ صَوْمِ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَصَلَاةِ الضُّحَى وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ

"Kekasihku (Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam) telah berwasiat kepadaku dengan tiga perkara yang tidak akan pernah aku tinggalkan hingga aku meninggal dunia, yaitu shaum tiga hari pada setiap bulan, shalat Dluha dan tidur dengan shalat witir terlebih dahulu." Shahih Bukhari 1107

Shalat Witir sebelum tidur bagi yang khawatir tidak bangun diakhir malam

dari Jabir ia berkata:

سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ أَيُّكُمْ خَافَ أَنْ لَا يَقُومَ مِنْ آخِرِ اللَّيْلِ فَلْيُوتِرْ ثُمَّ لِيَرْقُدْ وَمَنْ وَثِقَ بِقِيَامٍ مِنْ اللَّيْلِ فَلْيُوتِرْ مِنْ آخِرِهِ فَإِنَّ قِرَاءَةَ آخِرِ اللَّيْلِ مَحْضُورَةٌ وَذَلِكَ أَفْضَلُ

Saya mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Siapa di antara kalian yang khawatir tidak bisa bangun di akhir malam, hendaklah ia witir dan baru kemudian tidur. Dan siapa yang yakin akan terbangun di akhir malam, hendaklah ia witir di akhir malam, karena bacaan di akhir malam dihadiri (oleh para Malaikat) dan hal itu adalah lebih utama." Shahih Muslim 1256

Bukankah lebih untuk shalat tahajud karena shalat tahajud lebih dahulu dilakukan baru witir?

Memang mengerjakan tahajud dan witir sering didengar bahawa shalat malam itu dengan dua dua lalu ditutup witir. dari 'Abdullah bin 'Umar berkata:

سَأَلَ رَجُلٌ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ عَلَى الْمِنْبَرِ مَا تَرَى فِي صَلَاةِ اللَّيْلِ قَالَ مَثْنَى مَثْنَى فَإِذَا خَشِيَ الصُّبْحَ صَلَّى وَاحِدَةً فَأَوْتَرَتْ لَهُ مَا صَلَّى وَإِنَّهُ كَانَ يَقُولُ اجْعَلُوا آخِرَ صَلَاتِكُمْ وِتْرًا فَإِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ بِهِ

Seorang laki-laki bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang pada saat itu sedang di atas mimbar: "Bagaimana cara shalat malam?" Beliau menjawab: "Dua raka'at dua raka'at. Apabila dikhawatirkan masuk shubuh, maka shalatlah satu raka'at sebagai witir (penutup) bagi shalatnya sebelumnya." Ibnu 'Umar berkata: "Jadikanlah witir sebagai shalat terakhir kalian, karena Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan hal yang demikian." Shahih Bukhari 452

Namun tidak selamanya yang pertama lebih utama

مَا نَنْسَخْ مِنْ آيَةٍ أَوْ نُنْسِهَا نَأْتِ بِخَيْرٍ مِنْهَا أَوْ مِثْلِهَا أَلَمْ تَعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (١٠٦)

ayat mana saja yang Kami nasakhkan, atau Kami jadikan (manusia) lupa kepadanya, Kami datangkan yang lebih baik daripadanya atau yang sebanding dengannya. tidakkah kamu mengetahui bahwa Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu? (Qs. Al baqarah ayat 106)

Atau 

umat Islam umat nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah umat terakhir namun pertama dihisab, pertama masuk surga, umat yang bersaksi dan paling banyak di surga.


Dan berkaitan dengan shalat malam juga ketika Nabi shallallahu sudah menua dan gemuk melakukannya dengan memulai dengan shalat witirnya terlebih dahulu.

dari Aisyah radliallahu 'anha bahwa

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُوتِرُ بِتِسْعِ رَكَعَاتٍ ثُمَّ أَوْتَرَ بِسَبْعِ رَكَعَاتٍ وَرَكَعَ رَكْعَتَيْنِ وَهُوَ جَالِسٌ بَعْدَ الْوِتْرِ يَقْرَأُ فِيهِمَا فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَرْكَعَ قَامَ فَرَكَعَ ثُمَّ سَجَدَ

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa mengerjakan shalat witir sembilan raka'at, kemudian beliau juga mengerjakan witir tujuh raka'at dan dua raka'at setelah witir yang beliau lakukan sambil duduk, dalam kedua raka'at tersebut beliau membaca (Al Fatihah dan Surat), apabila beliau hendak ruku', maka beliau berdiri kemudian ruku' dan sujud." Sunan Abu Daud 1147

Demikianlah shalat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam hingga memasuki usia tua dan gemuk." Aisyah menyebutkan kegemukan beliau itu merupakan kehendak dari Allah…" lalu perawi melanjutkan hadits tersebut.

Cara shalat witir dan tahajud dikala suda menua dan gemuk juga meperlihatkan keutamaan witir, karena witir dilakukan dengan berdiri dan rakaatnya diperbanyak 9 atau tujuh sedangkan shalat tahajud dilakukan dengan duduk. Kita ketahui bahwa pahala shalat duduk setengah dari pahala shalat berdiri.

Karena sayang jika kita shalat malam namun meninggalkan shalat witir. Kalau ragu tidak dapat bangun malam kerjakan sebelum tidur, kalaupun malam nya terbangun tinggal mengerjakan tahajud. atau jika shalat malam tahajud dan witir terlupakan dimalam bisa dikerjakan saat siang dengan 12 rakaat

dari 'Aisyah,

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا فَاتَتْهُ الصَّلَاةُ مِنْ اللَّيْلِ مِنْ وَجَعٍ أَوْ غَيْرِهِ صَلَّى مِنْ النَّهَارِ ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً

bahwa apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ketinggalan shalat malam karena sakit atau lainnya, maka beliau melaksanakan shalat pada siangnya sebanyak dua belas rakaat. Shahih Muslim 1234

Jadi disiang ditambah 1 rakaat menjadi 12 rakaat karena siang sudah ada shalat witirnya yaitu maghrib.
allahu a'lam 



Bang  Afdoli
Bukan Siapa siapa bisa jadi siapa siapa untuk siapa siapa berbagi untuk kebaikan bersama

Related Posts

Posting Komentar