Renungan Akhir Pekan, dibalik mendadak Islam

Akhir akhir ini beberapa teman tertanya kenapa postingan banyak tentang agama yaitu Islam. sebagian teman mungkin menganggap saya bukan seorang yang ahli agama karena memang bukan dididik adalam pendidikan agama secara formalnya. 

Iya memang saya dilahir dalam keluarga yang islam. Kedua orang tua sama-sama beragama islam. Islam seperti kebanyakan orang di Indonesia. namun secara mendasar tidak memiliki pendidikan agama secara formal. Jikan anak-anak ada yang sudah masuk pesantren atau sekolah keagamaan atau sekolah madrasah, saya mungkin cuma bisa mengintip lewat jendela. 
  Hikmah 313 Renungan Akhir Pekan, dibalik mendadak Islam

Proses mengaji juga didapatkan dari seorang ibu yang melahirkan ditambah seorang ibu veteran yang hidup sebatang kara. jika dibandingkan bagaimana seorang anak dididik secara agama mungkin jauh dari cukup. Karena pelajaran agama juga hanya didapat dari pelajaran agama di sekolah umum. 

Sampai perguruan tinggi, praktis pelajaran agama sebagai pembina akhlak hanya didapatkan secara pelajaran umum. Mungkin agak sedikit lebih aktif ketika kuliah di lembah manglayang, ketika kegiatan ekstra mahasiswanya ada bintal rohis (Bimbingan mental Rohani Islam). saya katakan lebih aktif karena ada sedikit pemaksaan karena ada sanksi bagi yang tidak mengikuti. Yang pada saat itu saya pikir, apa artinya untuk agama saja harus dipaksa-paksa? Bahkan gara-gara dianggap membolos pernah dapat hukuman cukup keras. Keras dalam arti ukuran organnisasi atau komunitas bintal rohis, namun itu belum apa-apa jika dibandingkan hukuman melalui komunitas atau organisasi lainnya lebih keras bahakn menjurus kejam. Tapi disitulah kisah kehidupan itu.

Otomatis belajar agama lebih pada otodidak, disitu perlu disitu dapat.penugasan didaerah terpencil dan minim muslimnya menjadikan saya mendadak ustadz. Maklum dengan jumlah muslim yang sedikit dan ilmu yang terbatas, menjadikan pendatang baru sebagai orang yang punya ilmu lebih. Tidak heran ruang masjid hanya sesekali dijadikan hamparan sujud, podium mimbar jum'atnya mau tidak mau harus dilakoni. Walaupun hanya membaca dari buku-buku khutbah jum'at.

Demikian juga selanjutnya, belajar agama lebih karena perjalanan hidup yang mengalir. Belajar agama dari kehidupan, dan belajar kehidupan dari agama. Oleh karenanya tidak heran, saya juga pernah belajar untuk mengamalkan alquran dari seorang sintua sebuah gereja. (lihat tulisan Belajar Alquran dari seorang sintua gereja)

Mungkin itu sebagian perjalanan hidup saya dalam mengenal agama islam. semoga kita dan saya pribadi dapat mengambil hikmahnya.

Bang  Afdoli
Bukan Siapa siapa bisa jadi siapa siapa untuk siapa siapa berbagi untuk kebaikan bersama

Related Posts

Posting Komentar