Ketika Saya pernah Takut dengan Islam ?

Saya dilahirkan dan besar di keluarga yang beragama islam. saya tumbuh besar dilingkungan masyarakat, daerah dan negara yang mayoritas Islam. disalah satu kota kecamatan di kabupaten langkat yang mayoritas beragama islam.Sama seperti Indonesia yang mayoritas beragama islam.

Saya bertugas di kabupaten simalungun yang juga mayoritas islam, walaupun untuk wilayah kecamatan berubah kadang kala kristen yang mayoritas kadang islam yang mayoritas. Hal ini tidak lain karena Jumlah perbandingan islam dan non islam nya 60:40. berbeda dengan tempat tinggal saya di kota pematangsiantar yang jumlah penduduk islam dan non islamnya 40:60.

Dalam tulisan ini kita tidak membicarakan siapa mayoritas dan minoritas. Indahnya keberagamanya dan indahnya Islam. oleh karenanya  hanya untuk menunjukan bahwa walaupun dalam kondisi mayoritas islam, saya pernah merasakan takut dengan islam. Saya pernah malu dengan islam.
  • Berpenampilan dengan jenggot menjadi cibiran, mengucapkan assalamualaikum disebut sok islami. 
  • Saya pernah takut menyampaikan ayat almaidah 51 dan albaqarah 28 karena takut disebut tidak toleran. 
  • saya pernah takut pergi kemasjid karena takut dianggap tidak patuh pada bos.
  • Saya pernah takut melipat celana agak naik, karena takut ditegur bos.
  • saya pernah takut untuk tidak minum minuman keras, karena takut dibilang tidak gaul. Padahal mereka tahu itu haram bagi kita.
  • Saya pernah takut dan malu posting, mengomentari atau like sharing sesuatu tentang islam di sosmed, takut disebut sok islami padahal kita tahu sosmed bisa jadi ladang pahala bagi kita.

Saya sadar saya insan yang tak luput dari dosa, oleh karenanya saya harus sadar mulai sekarang bahwa saya tidak perlu malu dengan islam sebagai agamaku. Inilah saya adanya, ini agama saya. Saya harus mulai berani mengatakan apa yang salah dan benar menurut agama. Saya harus mulai berani mengatakan yang benar menurut islam.

1. Ketika orang lain sudah berani menggunakan ajaran islam sesukanya untuk kepentingannya, kenapa saya harus takut dengan islam agama sendiri. 
2. ketika orang lain sudah berani mempermainkan islam hanya untuk kepentingan politiknya, kenapa saya harus takut dengan islam agama sendiri.
3. ketika orang lain sudah berani memutarbalikan Alquran hanya untuk kepentingan nafsu syahwatnya, kenapa saya harus takut dengan islam agama sendiri. 


Apa yang salah dari Islam ? sehingga saya harus takut dengan keislamanku.

Saya harus mulai berani mengatakan saya islam, saya tidak mesti malu dengan islam agamaku, saya harus bangga dengan islam agamaku.

ini tidak lain agar 

Orang lain juga mesti tahu bahwa saya Islam, orang lain juga mesti mengerti bahwa saya Islam, dan orang lain juga memahami kalau saya islam.

Tidak perlu menunggu saya harus dimandikan agar mereka tahu bahwa saya islam ?

Tidak perlu menunggu saya harus dikafani agar mereka mengerti bahwa saya islam ?

Tidak perlu menunggu saya harus dishalatkan agar mereka memahami bahwa saya islam ?


Apakah ini terlalu keras? saya rasa tidak

umat Islam yang baik akan patuh dan taat Allah Rasulnya melalui kepatuhan pada Alquran dan hadits

Warga Negara Indonesia yang baik akan patuh pada negara melalui kepatuhan pada konstitusi dan peraturan perundang-undangan.

Oleh karenanya umat islam di nusantara ini mesti mampu menjaga keseimbangan, ketaatan dan kepatuhan terhadap Alquran dan al hadits dengan Konstitusi dan peraturan perundang-undangan.

“Bagimu Agamamu dan Bagiku Agamaku” adalah  batasan penting dalam ajaran islam sebagai dasar toleransi umat beragama.

yuk kita jaga toleransi dan demokrasi Indonesia secara bersama-sama. Islam tidak anti dengan toleransi dan demokrasi. Mari kita adil menempatkan toleransi dan demokrasi dalam kehidupan berbangsa bernegara dan bermasyarakat.

Berita terkait

  1. Apa yang salah dari Islam ? 
  2. Renungan Akhir Pekan, dibalik mendadak Islam 
  3. Belajar mengamalkan Alquran dari seorang sintua Gereja 
  4. Ketika Saya pernah Takut dengan Islam ?
Bang  Afdoli
Bukan Siapa siapa bisa jadi siapa siapa untuk siapa siapa berbagi untuk kebaikan bersama

Related Posts

Posting Komentar