3 kelompok hadits penanda waktu sahur

3 kelompok hadits penanda waktu sahur

Bahwa berdasarkan hadits yang dikumpul tentang waktu yang berkaitan dengan adzan, didapatkan pengelompokan hadits atas 3 kelompok pendapat. Adapun ketiga kelompok tersebut adalah sebagai berikut :

Kelompok pertama hadits yang meriwayatkan bahwa waktu sahur dimulai ketika adzan yang dilakukan oleh bilal saat fajar pertama / fajar Al Mustathil / Fajar Kazib (saat cahaya fajar masih memanjang) dan tidak bermaksud memberitahukan masuknya waktu fajar shubuh atau Fajar Al Mu'taridl (cahaya fajar yang menyebar/merata di ufuk). Hadits yang mendukung ini yaitu sebagai berikut :

1. Dari riwayat Anas yang menyatakan Adzan bilal sebagai awal sahur dan tidak menghalangi makan minum HR. An Nasa’i 2138; HR. Ahmad 11978

1) Anas mengantarkan kurma dan wadah yang berisi air sebagai sahur Rasulullah setelah Bilal Adzan Telah mengabarkan kepada kami Ishaq bin Ibrahim dia berkata; telah memberitakan kepada kami 'Abdurrazzaq dia berkata; telah memberitakan kepada kami Ma'mar dari Qatadah dari Anas dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda -ketika sahur-: "Wahai Anas, aku ingin berpuasa, berilah sedikit makanan." Lalu aku datang dengan membawa kurma dan wadah yang berisi air -yaitu setelah Bilal adzan-. Lalu beliau bersabda: "Wahai Anas, lihatlah seorang yang -mau- makan bersamaku." Maka aku memanggil Zaid bin Tsabit, lalu ia datang dan berkata; "Aku sudah minum seteguk minuman yang terbuat dari tepung dan aku ingin berpuasa." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Aku juga ingin berpuasa." Lalu beliau sahur bersamanya, kemudian berdiri lalu shalat dua rakaat, kemudian keluar untuk melaksanakan shalat." HR. An Nasa’i 2138.

2) Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Bisyr berkata, telah menceritakan kepada kami Sa'id dari Qatadah dari Anas ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah kalian terhalangi untuk makan sahur karena adzan yang dikumandangkan oleh Bilal, karena mata Bilal ada yang nggak beres." HR. Ahmad 11978.



2. 9 Hadits yang diriwayatkan Abdullah bin Mas’ud yang mengungkapkan bahwa Adzan yang dilakukan bilal sebagai awal Sahur. Adzan Bilal dilakukan masih fajar Al Mustathil (saat cahaya fajar masih memanjang) dan tidak bermaksud memberitahukan masuknya waktu fajar shubuh atau Fajar Al Mu'taridl (cahaya fajar yang menyebar/merata), Mengingatkan orang yang shalat malam/ Qiyamul lail / tahajud untuk pulang membangunkan orang yang masih tidur dan tidak menjadi penghalang orang untuk makan sahurnya. HR. Bukhari 586, 6706, 4887; HR. Muslim 1830; HR. Abu Daud 2000; HR. Ahmad 3472, 3533; HR. Ibnu Madja 1686

1) Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Yunus berkata, telah menceritakan kepada kami Zuhair berkata, telah menceritakan kepada kami Sulaiman At Taimi dari Abu 'Utsman Al Hindi dari 'Abdullah bin Mas'ud dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Adzannya Bilal tidaklah menghalangi seorang dari kalian, atau seseorang dari makan sahurnya, karena dia mengumandangkan adzan saat masih malam supaya orang yang masih shalat malam dapat pulang untuk mengingatkan mereka yang masih tidur. Dan Bilal adzan tidak bermaksud memberitahukan masuknya waktu fajar atau shubuh." Beliau berkata dengan isyarat jarinya, beliau angkat ke atas dan menurunkannya kembali hingga berkata seperti ini." Zuhair menyebutkan, "Beliau berisyarat dengan kedua jari telunjuknya, salah satu jarinya beliau letakkan di atas yang lainnya, kemudian membentangkannya ke kanan dan kirinya." HR. Bukhari 586.

2) Telah menceritakan kepada kami Musaddad dari Yahya dari At Taimi dari Abu Utsman dari Ibn Mas'ud berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah adzan bilal mencegah kalian dari makan sahur, sebab dia adzan -atau ia katakan dengan redaksi 'memanggil'- agar orang yang shalat malam pulang, dan yang tidur agar bangun, fajar itu bukan, beliau katakan begini -Yahya mendemontrasikannya dengan menyatukan kedua telapak tangannya-hingga beliau katakan begini -Yahya mendemontrasikannya dengan merenggangkan kedua jarinya, telunjuk dan jari tengah." HR. Bukhari 6706.

3) Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Maslamah Telah menceritakan kepada kami Yazid bin Zurai' dari Sulaiman At Taimi dari Abu Utsman dari Abdullah bin Mas'ud radliallahu 'anhu, ia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah sekali-laki adzan Bilal menghalangi kalian untuk makan dan minum." Atau beliau bersabda: "Adzan Bilal pada waktu sahur. Sesungguhnya ia adzan hanya untuk membangunkan kalian." Al Laits berkata; Telah menceritakan kepadaku Ja'far bin Rabi'ah dari Abdurrahman bin Hurmuz Aku mendengar Abu Hurairah berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Perumpamaan orang yang bakhil dengan orang yang suka berinfak adalah seperti dua orang yang padanya terdapat selendang besi yang terbalut dari dada hingga tulang selangkanya. Maka bagi suka berinfak, tidaklah ia berinfak kecuali besi itu akan semakin longgar dari kulitnya hingga dan menutupi kulit serta menghapus bekasnya. Adapun yang bakhil, maka ia tidaklah ia mau berinfak kecuali selendang besi itu akan semakin menempel pada hampir semua bagian lehernya. Ia berusaha meluaskannya, namun juga tidak bisa lapang." Beliau memberi isyarat dengan jarinya ke arah lehernya. HR. Bukhari 4887.

4) Telah menceritakan kepada kami Zuhair bin Harb telah menceritakan kepada kami Isma'il bin Ibrahim dari Sulaiman At Taimi dari Abu Utsman dari Ibnu Mas'ud radliallahu 'anhu, ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah kamu terhalang dari makan sahur karena adzan Bilal; sebab, ia menyeru -atau- mengumandangkan adzan di tengah malam, sehingga orang-orang yang qiyamullail segera pulang dan orang-orang yang masih tidur segera bangun." Dan beliau bersabda: "Dan tidaklah ia mengucapkan seperti ini dan ini." Beliau merendahkan tangannya dan mengangkatnya hingga beliau mengatakan seperti ini. -beliau merenggangkan antara jari-jari tangannya.- Dan Telah menceritakan kepada kami Ibnu Numair Telah menceritakan kepada kami Abu Khalid yakni Al Ahmar, dari Sulaiman At Taimi dengan isnad ini, hanya saja menyebutkan; "Sesungguhnya waktu fajar adalah ketika ia tidak mengatakan seperti ini." Beliau menyatukan jari-jemarinya lalu membalikkannya ke tanah. Beliau melanjutkan: "Akan tetapi (waktu Fajar itu) adalah saat ia mengatakan seperti ini." Beliau meletakkan jari telunjuk di atas jari telunjuk dan menjulurkan kedua tangannya. Dan telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah Telah menceritakan kepada kami Mu'tamir bin Sulaiman -Dalam riwayat lain- Dan Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ibrahim Telah menceritakan kepada kami Jarir dan Al Mu'tamir bin Sulaiman keduanya dari Sulaiman At Taimi dengan isnad ini. Dan hadits Al Mu'tamir berhenti pada pada ungkapan beliau: "Untuk membangunkan orang-orang yang masih tidur di antara kalian dan agar orang-orang qiyamullail kembali (bersiap-siap untuk menyambut fajar)." Dan Ishaq berkata; Jarir berkata di dalam haditsnya terkat dengan sabda beliau: "(Waktu fajar) bukanlah saat Bilal mengatakan seperti ini, akan tetapi ketika ia mengatakan seperti ini." Maksudnya adalah waktu Fajar adalah Al Mu'taridl (cahaya fajar yang menyebar/merata) dan bukanlah Al Mustathil (saat cayahaya fajar masih memanjang). HR. Muslim 1830.

5) Telah menceritakan kepada kami Musaddad, telah menceritakan kepada kami Yahya dari At Taimi, dan telah diriwayatkan dari jalur yang lain: Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Yunus, telah menceritakan kepada kami Zuhair, telah menceritakan kepada kami Sulaiman At Taimi dari Abu Utsman dari Abdullah bin Mas'ud, ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah Adzan Bilal menghalangi salah seorang dari kalian dari makan sahurnya, karena ia mengumandangkan adzan -atau beliau mengatakan; menyeru- agar orang yang melakukan shalat kembali dan orang yang tidur terjaga. Fajar tidaklah seperti ini." Musaddad berkata; Yahya menggabungkan kedua telapak tangannya hingga berkata; seperti ini. Dan Yahya membentangkan kedua jari telunjuknya. HR. Abu Daud 2000.

6) Telah menceritakan kepada kami Yahya dari At Taimi dari Abu Utsman dari Ibnu Mas'ud ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah seorang dari kalian melarang adzan Bilal pada waktu sahur, karena ia (hanya) memberitahukan, atau ia berkata; Memanggil siapa dari kalian yang bertahajjud agar kembali dan mengingatkan yang tidur bukan untuk mengatakan begini." Beliau mengepalkan tangannya dan mengangkatnya, "Tetapi hingga mengatakan begini." Yahya merenggangkan antara kedua ibu jarinya. Abu Abdurrahman berkata; Aku tidak mendengar hadits ini dari seorang pun. HR. Ahmad 3472.

7) Telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Adi dari Sulaiman dari Abu Utsman dari Ibnu Mas'ud bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah salah seorang dari kalian mencegah adzan Bilal pada waktu sahurnya, karena ia hanya memanggil." Atau beliau bersabda: "Mengabarkan kepada orang yang shalat malam untuk pulang dan mengingatkan orang tidur di antara kalian." Ia tidak mengatakan seperti ini tetapi hingga seperti ini, Ibnu Abu Adi yakni Abu Amru menggenggam jari-jarinya dan membenarkannya, dan ia membuka antara jari-jarinya dengan kedua ibu jari yakni (adzan) Fajar. HR. Ahmad 3533.

8) Telah menceritakan kepada kami Isma'il dari Sulaiman dari Abu Utsman dari Ibnu Mas'ud ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah adzan Bilal mencegah kalian dari (sahur)." Atau beliau bersabda: "Panggilan Bilal pada waktu sahur, karena ia (hanya) memberitahukan." atau beliau bersabda: "Memanggil siapa dari kalian yang bertahajjud agar kembali dan mengingatkan yang tidur. Kemudian ia tidak untuk mengatakan begini atau berkata begini hingga mengatakan begini." HR. Ahmad 3933.

9) Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Hakim berkata, telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id dan Ibnu Abu Adi dari Sulaiman At Taimi dari Abu Utsman An Nahdi dari Abdullah bin Mas'ud bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah salah seorang dari kalian terhalang dengan adzannya Bilal untuk makan sahur. Sebab ia adzan untuk membangunkan kalian dan mengembalikan orang yang shalat (untuk berdiri saat duduk istirahat). Dan fajar itu bukan dengan mengatakan seperti ini, tetapi seperti ini -sambil menunjuk pada arah ufuk langit-. " HR. Ibnu Madja 1686.



3. 5 (lima) Hadits yang diriwayatkan dari Samurah bin Jundub menjelaskan bahwa adzan bilal pada saat fajar kazib tidak menghalangi makan sahur hingga cahaya putih tersebar di ufuk). HR. Muslim 1831-1833; HR. Abu Daud 1999; HR. Ahmad 19299

1)  Telah menceritakan kepada kami Syaiban bin Farrukh telah menceritakan kepada kami Abdul Warits dari Abdullah bin Sawadah Al Qusyari telah menceritakan kepadaku bapakku bahwa ia mendengar Samurah bin Jundub berkata; Saya mendengar Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah kalian terpedaya (untuk tidak makan sahur) oleh adzan Bilal di waktu sahur, dan jangan pula oleh cahaya putih ini hingga telah tersebar (cahayanya di ufuk)." HR. Muslim 1831.

2)  Telah menceritakan kepada kami Zuhair bin Harb telah menceritakan kepada kami Isma'il bin Ulayyah telah menceritakan kepadaku Abdullah bin Sawadah dari bapaknya dari Samurah bin Jundub radliallahu 'anhu, ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah kalian terhalang makan sahur dan jangan pula oleh cahaya putih ini hingga ia tersebar (cahayanya di ufuk) seperti ini." HR. Muslim 1832.

3)  Telah menceritakan kepadaku Abu Rabi' Az Zahrani telah menceritakan kepada kami Hammad yakni Ibnu Zaid, telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Sawadah Al Qusyairi dari bapaknya dari Samurah bin Jundub radliallahu 'anhu, ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah kamu terpedaya (untuk tidak makan sahur) oleh adzan yang dikumandangkan oleh Bilal di waktu sahur, dan jangan pula karena cahaya putih ini (fajar kadzib) hingga cahaya itu tersebar (cahayanya di ufuk) seperti ini." Hammad memberi isyarat dengan kedua tangannya, yaitu membentang. .HR. Muslim 1833.

4) Telah menceritakan kepada kami Musaddad telah menceritakan kepada kami Hammad bin Zaid, dari Abdullah bin Sawadah Al Qusyairi dari ayahnya, saya mendengar Samurah bin Jundab berkhutbah, ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah Adzan Bilal dan putih di ufuk yang demikian menghalangi dari sahur kalian hingga cahayanya telah menyebar dan meluas di ufuk." HR. Abu Daud 1999. 

5) Telah menceritakan kepada kami Waki', telah menceritakan kepada kami Abu Hilal dari Sawadah bin Hanzhalah dari Samurah bin Jundub dia berkata; Rasulullah Shallalahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah adzan Bilal (bin Rabah) dan terbitnya fajar yang panjang menghalangi kalian (untuk sahur) akan tetapi garis fajar di ufuk." HR. Ahmad 19299. 


4. Adzan bilal sebagai patokan awal bersahur disebutkan oleh Abu Dzar yang bermalam dan ikut shalat malam Rasulullah. Kepala Abu Dzar sampai berkali-kali membentur tembok karena lamanya shalat Rasul. Rasul mengkoreksi bilal karena telah adzan subuh padahal langit belum memperlihatkan subuh. Kemudian Rasul menyuruh Abu dzar dan Bilal bersahur serta beliaupun bersahur. HR. Ahmad 20527

Hadits yang diriwayatkan dari Abu Dzar Adzan Subuh bilal pada waktu fajar pertama

Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Ghailan telah menceritakan kepada kami Risydin -yaitu Ibnu Sa'ad- telah menceritakan kepadaku Amru bin Al Harits ia berkata; telah menceritakan kepadaku Risydin dari Salim bin Ghailan At Tujibi ia menceritakannya bahwa Sulaiman bin Abu Utsman menceritakan dari Hatim bin Adi atau Adi bin Hatim Al Himshi dari Abu Dzar ia berkata, "Aku bertanya pada Rasulullah Shallalahu 'Alaihi Wasallam, 'Aku ingin bermalam bersamamu dan shalat denganmu.' Beliau menjawab: "Engkau tidak akan mampu seperti shalatku." Lalu beliau berdiri untuk mandi dan mengenakan pakaian dan akupun berusaha mengikuti beliau dan mandi dan melakukan seperti beliau. Beliaupun shalat dan aku mengikutinya hingga kepalaku berkali-kali membentur tembok karena lamanya beliau shalat. Kemudian Bilal mengumandangkan adzan untuk shalat subuh, beliau bertanya: "Apakah engkau telah melakukannya?" Bilal menjawab, "Ya." Beliau bersabda: "Wahai Bilal, kumandangkanlah adzan di waktu subuh telah nampak di langit, dan itu bukanlah waktu subuh (shalat fajar subuh), subuh itu kalau sudah nampak.' Lalu beliau menyuruh kami untuk sahur dan beliupun sahur." HR. Ahmad 20527.


Kelompok Kedua adalah kelompok hadits yang menyatakan bahwa Adzan Ibnu Maktum sebagai awal sahur dan adzan bilal saat subuh sebagai tanda berhenti sahur serta hadits yang meragukan mana antara keduanya sebagai tanda awal dan akhir sahur. HR. Ahmad 5167, 26169; HR. Abu Daud 435

1. Adzan ibnu maktum sebagai awal sahur dan adzan bilal saat subuh sebagai tanda berhenti sahur serta yang meragukan keduanya sebagai tanda awal dan akhir sahur. Telah menceritakan kepada kami Husyaim telah menceritakan kepada kami Manshur -yakni Ibnu Zadzan- dari Hubaib bin Abdurrahman dari bibinya Unaisah binti Khubaib dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika Ibnu Ummi Maktum mengumandangkan adzan, maka makan dan minumlah kalian, namun jika Bilal mengumandangkan adzan, maka janganlah kalian makan dan minum." Ia (perawi) Berkata, "Jika ada seorang wanita masih makan sahur, maka kami mengatakan kepada Bilal, pelan-pelanlah sehingga dia selesai sahur." HR. Ahmad 26169.

2. Hadits dari Riwayat seorang wanita dari Bani Najjar yang mengatakan Bilal tidak meninggalkan satu malampun. Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Muhammad bin Ayyub telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Sa'd dari Muhammad bin Ishaq dari Muhammad bin Ja'far bin Az-Zubair dari Urwah bin Az-Zubair dari seorang wanita dari Bani Najjar dia berkata; Rumahku adalah rumah yang paling tinggi di antara rumah-rumah yang lain di sekitar Masjid, dan Bilal mengumandangkan adzan subuh di atasnya, dia datang pada waktu sahur lalu duduk di atas rumah untuk melihat fajar, apabila dia telah melihatnya, dia menggeliat kemudian berkata; Ya Allah, sesungguhnya saya memujiMu dan memohon pertolongan kepadaMu untuk kaum Quraisy, agar mereka menegakkan agamaMu. Wanita tersebut berkata; Kemudian Bilal mengumandangkan adzan. Katanya; Demi Allah, saya tidak melihat Bilal meninggalkannya satu malam pun, yakni kalimat-kalimat adzan ini. HR. Abu Daud 435.

3. Hadits dari Riwayat Ibnu Umar yang meragukan antara urutan Bilal atau Ibnu Ummi Maktum. Telah menceritakan kepada kami Affan telah menceritakan kepada kami Syu'bah berkata Abdullah bin Dinar telah mengabarkan kepadaku, dia berkata, saya mendengar Ibnu Umar berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Bilal atau Ibnu Ummi Maktum -Si perawi ragu tentang kepastian nama diantara keduanya--mengumandangkan (adzan) pada malam hari, maka makan dan minumlah kalian (sahur) sehingga Ibnu Ummi Maktum mengumandangkan (adzan)." HR. Ahmad 5167.


Kelompok ketiga adalah hadits dari riwayat Aisyah dan Bibi KHubaib yang mengklarifikasi perbedaan antara kelompok pertama dan kedua diatas. Kelompok hadits ini menyatakan bahwa Bilal dan Ibnu Ummi Maktum bergantian mengumandangkan adzan sahur dengan adzan subuh HR. Ad Darimi 1165 ; HR. Ahmad 24346, 26168. 26170

1. Hadits dari Riwayat Aisyah RA.

1) Telah mengabarkan kepada kami Ishaq telah menceritakan kepada kami 'Abdah telah mengabarkan kepada kami 'Ubaidullah dari Nafi' dari Ibnu Umar dari Al Qasim dari Aisyah ia berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memiliki dua orang mu`adzdzin, Bilal dan Ibnu Ummi Maktum, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda: "Sesungguhnya Bilal mengumandangkan adzan pada malam hari, maka makan dan minumlah (untuk sahur) hingga kalian mendengar adzan (yang dikumandangkan oleh) Ibnu Ummi Maktum." Al Qasim berkata, "Dan tidaklah di antara mereka berdua, kecuali (bergantian) yang ini turun dan yang itu naik (tidak terlalu lama)." HR. Ad Darimi 1165. 

2) Telah menceritakan kepada kami Ismail bin Umar dia berkata; telah menceritakan kepada kami Yunus dari Abu Ishaq dari Al Aswad bin Yazid berkata; saya berkata kepada Aisyah, ummul mukminin; "Pada waktu apa kamu melakukan witir?" Ia berkata; "Saya tidak melakukan witir hingga mereka mengumandangkan adzan, dan mereka tidak mengumandangkan adzan hingga terbit fajar." Dia berkata; "Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam mempunyai dua orang muadzzin, yaitu Bilal dan Amru bin Ummi Maktum." Beliau bersabda: "Apabila Amru mengumandangkan adzan, maka makan dan minumlah. Sesungguhnya dia adalah lelaki yang buta. Dan, apabila Bilal mengumandangkian adzan maka sudahi lah sahur kalian, karena sesungguhnya Bilal tidak adzan seperti ini". Beliau bersabda: "Hingga subuh." HR. Ahmad 24346.

2. Hadits dari Riwayat Bibi Khubaib 

1) Telah menceritakan kepada kami Affan telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Hubaib berkata, saya mendengar bibiku berkata -saat itu ia sedang berhaji bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam-, dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Ibnu Ummi Maktum mengumandangkan adzan pada malam hari, maka makan dan minumlah kalian sehingga Bilal mengumandangkan adzan, atau sesungguhnya Bilal mengumandangkan adzan di malam hari, maka makan dan minumlah kalian sehingga Ibnu Ummi Maktum mengumandangkan adzan. Terkadang yang ini naik dan yang lain turun, maka kita berpegangan padanya, kami mengatakan sebagaimana kamu sehingga kami makan sahur." HR. Ahmad 26168. 

2) Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja'far telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Khubaib bin Abdurrahman dari bibinya dia berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Ibnu Ummi Maktum atau Bilal menyerukan adzan di malam hari, maka makan dan minumlah kalian sehingga Bilal atau Ibnu Ummi Maktum mengumandangkan (adzan)." Maka tidaklah salah seorang dari keduanya adzan melainkan yang lainnya akan naik, maka kami menarik tangannya dan berkata sebagaimana kamu, sehingga kami selesai makan sahur." HR. Ahmad 26170.

Demikian tiga kelompok hadits berkaitan adzan pertama dan kedua sebagai penanda waktu sahur. dan dapat dilihat bahwa hadits pada kelompok pertama seperti bertentangan atau dilemahkan oleh hadits pada kelompok kedua, namun dengan adanya hadits kelompok ketiga mempertegas bahwa hadits kelompok satu dan dua saling melengkapi. Untuk itu dapat disimpulkan bahwa

1. Adzan pertama ( kita fahami saat ini sebagai imsak) saat fajar pertama / fajar Al Mustathil / Fajar Kazib (saat cahaya fajar masih memanjang a) sebagai tanda awal waktu sahur. 

2. Dan Adzan Kedua (Adzan Subuh) saat masuknya waktu fajar shubuh atau Fajar Al Mu'taridl (cahaya fajar yang menyebar/merata di ufuk)sebagai tanda akhir waktu sahur. 

3. Rasulullah memerintahkan bersahur memberikan contoh bersahur diantara kedua waktu tersebut.

Bang  Afdoli
Bukan Siapa siapa bisa jadi siapa siapa untuk siapa siapa berbagi untuk kebaikan bersama

Related Posts

Posting Komentar