Shalat Malam Rasulullah SAW bersama keluarga, Isteri dan Sahabat di Bulan Ramadhan

Shalat Malam Rasulullah SAW bersama keluarga, Isteri dan Sahabat di Bulan Ramadhan berakhir saat waktu sahur alfalah

Berdasarkan hadits tentang shalat malam yang dilakukan Rasulullah bersama Keluarga, Isteri dan Sahabat pada bulan Ramadhan bahwa terdapat Tiga waktu shalat . Adapun ketiga waktu Shalat Malam Rasulullah bersama sahabat dan keluarga pada bulan ramadhan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Rasulullah SAW shalat malam bersama sahabat hingga sepertiga malam (malam Ke-23)

2. Rasulullah SAW shalat malam bersama sahabat hingga lewat tengah malam (malam ke -25)

3. Rasulullah SAW shalat malam bersama keluarga dan istri-istri serta sahabat hingga waktu al falah (waktu Sahur atau kemenangan). (malam ke-27)

Waktu shalat malam Rasulullah bersama sahabat dan keluarga pada bulan ramadhan ini diriwayatkan oleh Abu dzar dan Nu'man bin Basyir.

1. Adapun Hadits Shalat Malam Rasulullah SAW di Bulan Ramadhan yang berasal dari riwayat Abu Dzar yaitu HR. At Tirmidhi 734; HR. An Nasa’i 1347, 1587; HR. Ad Darimi 1712; HR. Ahmad 20450, 20474; HR. Ibnu Madja 1317 dengan secara lengkap haditsnya adalah sebagai berikut :

1) Telah menceritakan kepada kami Hannad telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Fudlail dari Daud bin Abu Hind dari Al Walid bin Abdurrahman Al Jurasyi dari Jubair bin Nufair dari Abu Dzar berkata; "Kami berpuasa Ramadlan bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, namun beliau tidak shalat malam bersama kami sampai tersisa tujuh hari dari Ramadhan. Lalu beliau shalat bersama kami hingga sepertiga malam. Kemudian beliau tidak shalat bersama kami pada malam ke dua puluh enam. Beliau shalat bersama kami pada malam ke dua puluh lima, hingga lewat tengah malam. Kami berkata kepada beliau: 'Seandainya anda jadikan sisa malam ini untuk kami melakukan shalat nafilah.' Beliau bersabda: 'Barangsiapa yang shalat fardlu bersama imam, hingga selesai diberikan baginya pahala shalat satu malam.' Kemudian Nabi tidak shalat lagi bersama kami hingga tersisa tiga malam dari bulan Ramadlan. Beliau shalat bersama kami untuk ketiga kalinya, dengan mengajak keluarga dan istri-istri beliau. Lalu beliau shalat hingga kami takut akan ketinggalan al falah. (Jubair) bertanya; 'Apakah artinya al falah? ' Dia menjawab; 'Sahur'." Abu 'Isa berkata; "Ini merupakan hadits hasan shahih. Para ulama berbeda pendapat mengenai jumlah rakaat shalat malam bulan Ramadlan. Sebagian dan mereka lebih memilih empat puluh satu rakaat dengan witir. Ini adalah pendapat penduduk Madinah, mereka mempraktekkannya di Madinah. Sebagian besar ulama berpendapat dengan berdasarkan riwayat dari 'Umar, Ali dan lainnya dari kalangan sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memilih dua puluh rakaat. Ini adalah pendapat Ats Tsauri, Ibnu Al Mubarak dan Syafi'i. Syafi'i berkata; "Demikian juga kami dapati penduduk kota Makkah, mereka shalat sebanyak dua puluh rakaat." Ahmad berkata; "Ada banyak riwayat dalam masalah ini." Ahmad tidak menentukan mana yang dia pilih. Ishaq berkata; "Kami lebih memilih empat puluh satu rakaat. Berdasarkan riwayat dari Ubay bin Ka'ab. Ibnul Mubarak, Ahmad dan Ishaq lebih memilih shalat malam bulan Ramadlan berjamaah bersama imam, sedangkan Syafi'i memilih seorang laki-laki sendirian jika dia bisa membaca Al Qur'an. Hadits semakna diriwayatkan dari 'Aisyah, Nu'man bin Basyir dan Ibnu Abbas. HR. At Tirmidhi 734.

2) Telah mengabarkan kepada kami Isma'il bin Mas'ud dia berkata; telah menceritakan kepada kami Bisyr bin Al Mufadhdhal dia berkata; telah menceritakan kepada kami Dawud bin Abu Hind dari Al Walid bin 'Abdurrahman dari Jubair bin Nufair dari Abu Dzarr dia berkata; "Kami puasa Ramadlan bersama Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam. Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam tidak bangun (shalat malam) bersama kami hingga tinggal tujuh hari dari bulan Ramadhan, lalu beliau bangun bersama kami hingga sepertiga malam. Kemudian pada malam keenam akhir Ramadhan, beliau tidak bangun (shalat malam). Setelah malam kelima beliau bangun (shalat malam) bersama kami hingga hampir lewat separuh malam. Lalu kami berkata kepada beliau, 'Wahai Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam, bagaimana jika engkau ikut shalat sunah bersama kami malam ini? ' Beliau menjawab, "Jika seseorang shalat bersama imam hingga usai, berarti ia telah menegakkan shalat malam." Ia berkata lagi, "Pada malam keempat (menjelang berakhirnya Ramadhan) beliau tidak bangun (shalat malam) bersama kami. Setelah tinggal sepertiga dari bulan (Ramadhan) beliau mengutus seseorang kepada anak-anak perempuannya dan para istrinya, serta mengumpulkan orang-orang, lalu beliau shalat bersama kami hingga kami khawatir kehilangan waktu falah. Beliau tidak melakukan itu lagi pada bulan Ramadhan." Daud berkata; aku bertanya, apakah yang di maksud dengan falah? Al Walid menjawab; yaitu waktu sahur. HR. An Nasa’i 1347.

3) Telah mengabarkan kepada kami 'Ubaidullah bin Sa'id dia berkata; telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Fudhail dari Dawud bin Abu Hind dari Al Walid bin 'Abdurrahman dari Jubair bin Nufair dari Abu Dzarr dia berkata; "Kami puasa Ramadlan bersama Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam, dan beliau tidak bangun (shalat malam) bersama kami hingga tinggal tujuh hari dari bulan Ramadlan. Lalu beliau bangun bersama kami hingga lewat sepertiga malam, kemudian pada malam keenam menjelang akhir Ramadhan beliau tidak bangun (malam)! Maka setelah malam kelima, beliau bangun bersama kami hingga hampir lewat separuh malam. Kami berkata kepada beliau, 'Wahai Rasulullah, bagaimana jika engkau shalat sunnah bersama kami malam ini? ' Beliau menjawab: 'Jika seseorang shalat bersama imam hingga usai, maka Allah menuliskan baginya pahala menegakkan shalat malam'. Kemudian beliau tidak bangun (guna shalat malam) bersama kami. Ketika bulan (Ramadhan) tinggal tiga hari lagi, beliau bangun untuk shalat malam bersama kami, lalu mengumpulkan keluarga dan para istrinya hingga kami khawatir kehilangan Al Falah ini." Aku lalu bertanya; "Apakah (Al Falah) itu?" Ia menjawab; "Waktu sahur". HR. An Nasa’i 1587.

4) Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdul Malik bin Abu Asy Syawarib berkata, telah menceritakan kepada kami Maslamah bin Alqamah dari Dawud bin Abu Hind dari Al Walid bin 'Abdurrahman Al Jurasyi dari Jubair bin Nufair Al Hadlrami dari Abu Dzar ia berkata, "Kami puasa ramadlan bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, namun beliau tidak shalat malam sekalipun, hingga tersisa tujuh hari dari bulan tersebut. Beliau shalat malam bersama kami pada malam ke tujuh hingga lewat dari seperti malam. Pada malam ke enam beliau tidak shalat hingga masuk malam ke lima di hari berikutnya. Beliau lalu shalat malam bersama kami hingga lewat pertengahan malam. Aku berkata, "Wahai Rasulullah, bagaimana jika sisa malam ini kita manfaatkan untuk shalat nafilah?" beliau bersabda: "Barangsiapa shalat bersama imam hingga selesai, sesungguhnya hal itu telah menyamai shalat satu malam penuh. " Kemudian pada malam ke empat hari berikutnya beliau tidak shalat hingga masuk malam ke tiga di hari berikutnya. " Abu Dzar berkata, "Beliau mengumpulkan semua isteri dan keluarganya, dan orang-orang pun ikut berkumpul. " Abu Dzar berkata, "Beliau shalat bersama kami hingga kami khawatir kehilangan Al Falah, " dikatakan kepadanya, "Al Falah itu apa?" ia menjawab, "Sahur. " Abu Dzar berkata, "Setelah itu beliau tidak lagi shalat bersama kami hingga akhir bulan. " HR. Ibnu Madja 1317.

5) Telah menceritakan kepada kami Abdurrazaq telah mengabarkan kepada kami Sufyan dari Dawud bin Abu Hind dari Walid bin Abdurrahman Al Jursyi dari Jubair bin Nufair Al Hadlrami dari Abu Dzar ia berkata, "Kami berpuasa Ramadan bersama Rasulullah Shallalahu 'Alaihi Wasallam, dan beliau tidak pernah melaksanakan shalat malam bersama kami hingga tersisa tujuh hari terakhir. Beliau lalu melaksanakan shalat malam bersama kami hingga berlalu sepertiga malam. Setelah itu beliau tidak lagi melaksanakan shalat malam bersama kami pada malam keempat, tetapi beliau melaksanakannya bersama kami pada malam berikutnya hingga berlalu setengah malam." Abu Dzar berkata, "Kami lalu bertanya, 'Wahai Rasulullah, sekiranya engkau berkanan untuk shalat bersama kami di akhir sisa malam-malam ini? ' Beliau bersabda: "Jika seorang laki-laki shalat bersama imam hingga selesai, maka sisa malamnya akan ditulis dengan pahala shalat." Kemudian pada malam ke enam beliau tidak shalat bersama kami, beliau shalat bersama kami pada malam ke tujuh." Abu Dzar berkata, "Beliau memerintahkan keluarganya, dan orang-orang ikut berkumpul, beliau lalu shalat bersama kami hingga kami kawatir akan kehiangan Al falah." Perawai berkata, "Aku lalu bertanya, "Al Falah itu apa?" Abu Dzar menjawab, "Waktu sahur." HR. Ahmad 20474.

6) Telah menceritakan kepada kami Ali bin Ashim dari Dawud dari Al Walid bin Abdurrahman dari Jubair bin Nufair dari Abu Dzar dia berkata, "Kami melaksanakan puasa Ramadan bersama Rasulullah, dan selama satu bulan beliau tidak shalat malam bersama kami kecuali ketika masuk malam ke dua puluh empat beliau melaksanakan shalat malam bersama kami hingga hampir berlalu sepertiga malam. Pada malam berikutnya beliau tidak melaksanakan shalat bersama kami namun pada malam ke dua puluh enam beliau melaksanakan shalat malam bersama kami hingga hampir melewati separuh malam." Abu Dzar berkata, "Aku bertanya, "Wahai Rasulullah, sekiranya engkau tetap shalat malam bersama kami hingga sisa Ramadan selesai." Beliau menjawab: "Tidak, sesungguhnya apabila seseorang melaksanakan shalat malam bersama imam hingga selesai, maka akan di catat baginya shalat satu malam penuh." Pada malam berikutnya beliau tidak melaksanakan shalat bersama kami, namun pada malam ke dua puluh delapannya Rasulullah Shallalahu 'Alaihi Wasallam mengumpulkan keluarganya, dan orang-orangpun ikut berkumpul. Kemudian Rasulullah Shallalahu 'Alaihi Wasallam melaksanakan shalat malam bersama kami sehingga kami hampir tidak mendapatkan Al Falah." Jubair bin Nufair berkata, "Aku bertanya, 'Apa yang dimaksud Al Falah? ' dia menjawab, "Waktu sahur. Wahai anak saudaraku, kemudian beliau tidak pernah lagi melaksanakan shalat malam bersama kami hingga selesai bulan Ramadan." HR. Ahmad 20450.

7) Telah menceritakan kepada kami Zakariya bin 'Adi telah menceritakan kepada kami Yazid bin Zurai' dari Daud bin Abu Hindun dari Al Walid bin Abdurrahman dari Jubair bin Nufair dari Abu Dzar, ia berkata; kami pernah berpuasa bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada bulan Ramadhan namun beliau tidak melakukan shalat malam bersama kami pada bulan tersebut hingga tinggal tujuh hari. Abu Dzar melanjutkan; "Kemudian beliau melakukan shalat malam bersama kami sampai berlalu sepertiga malam." Abu Dzar melanjutkan; "Tatkala malam keenam (yaitu malam ke dua puluh empat dari awal Ramadhan), beliau tidak melakukan shalat malam bersama kami, dan tatkala malam kelima (yaitu malam ke dua puluh lima dari awal Ramadhan) beliau melakukan shalat malam bersama kami hingga berlalu setengah malam terakhir. Kami bertanya; "Wahai Rasulullah, seandainya anda tambahkan shalat sunah bagi kami pada sisa malam ini, maka itu lebih baik bagi kami." Beliau bersabda: "Sesungguhnya apabila seseorang melakukan shalat bersama imam hingga selesai, maka akan dihitung baginya semalam suntuk untuk shalat malam." Tatkala malam ke empat yaitu malam ke dua puluh enam dari awal Ramadhan, beliau tidak melalukan shalat malam bersama kami, dan ketika malam ke tiga (yaitu hari ke dua puluh tujuh dari awal Ramadhan), beliau mengumpulkan keluarga dan para isterinya serta para wanita, setelah itu beliau melakukan shalat bersama kami hingga kami khawatir tertinggal falah." Kami bertanya; "Apakah falah itu?" Abu Dzar menjawab; "yaitu sahur." Abu Dzar berkata; "Kemudian beliau tidak melakukan shalat malam bersama kami di sisa hari, pada bulan tersebut." Telah menceritakan kepada kami 'Ubaidullah bin Musa dari Sufyan dari Daud dari Al Walid bin Abdurrahman Al Jurasyi dari Jubair bin Nufair Al Hadhrami dari Abu Dzar seperti hadits di atas. HR. Ad Darimi 1712.

2. Sedangkan Nu'man bin Basyir meriwayatkan 2 hadits (HR. An Nasa’i 1588 dan HR. Ahmad 17676) tentang 3 Shalat Malam Rasulullah bersama sahabat di Bulan Ramadhan. Dimana secara lengkap hadits tersebut adalah sebagai berikut :

1) Telah mengabarkan kepada kami Ahmad bin Sulaiman dia berkata; telah menceritakan kepada kami Zaid bin Al Hubab dia berkata; telah mengabarkan kepadaku Mu'awiyah bin Shalih dia berkata; telah menceritakan kepadaku Nu'aim bin Ziyad Abu Thalhah dia berkata; "Aku mendengar Nu'man bin Basyir berkata di atas mimbar di daerah Himsh, 'Kami bangun untuk shalat malam bersama Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam di bulan Ramadlan pada malam dua puluh tiga sampai sepertiga malam pertama. Kemudian kami bangun (shalat malam) lagi bersama beliau pada malam kedua puluh lima sampai pertengahan malam. Kemudian kami bangun (shalat malam) lagi bersama beliau pada malam kedua puluh tujuh hingga kami mengira bahwa kami tidak mendapatkan kemenangan itu'. Mereka menamakan kemenangan (Al Falah) itu dengan sahur." HR. An Nasa’i 1588.

2) Telah menceritakan kepada kami Zaid bin Al Hubab Telah menceritakan kepada kami Mu'awiyah bin Shalih telah menceritakan kepadaku Nu'aim bin Ziyad Abu Thalhah Al Anmari bahwa ia mendengar An Nu'man bin Basyir berkata di atas mimbar Himsh, "Kami pernah shalat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada malam kedua puluh tiga bulan Ramadlan hingga sepertiga malam pertama. Kemudian kami shalat lagi bersama beliau pada malam kedua puluh lima hingga pertengahan malam. Kemudian pada malam kedua puluh tujuh, beliau shalat bersama kami hingga kami menyangka bahwa kami tidak akan mendapati waktu (makan) sahur." An Nu'man berkata, "Dulu kami menyebut sahur itu Al Falah. Dan kami mengatakan malam ke tujuh dengan malam dua puluh tujuh, sedangkan kalian menyebut malam dua puluh tiga dengan dengan malam ke tujuh. Lalu siapakah yang benar, kami atau kalian?" HR. Ahmad 17676.

Berdasarkan urai tentang 3 Shalat Malam Rasulullah bersama sahabat di Bulan Ramadhan dapat disimpulkan berkaiatan waktu sahur adalah bahwa batas waktu shalat malam yang dilakukan Rasulullah terkahir pada saat waktu sahur atau pada zaman Rasul disebut Al Falah (Kemenangan).

Semoga hal ini dapat mengingatkan kita tentang tentang keberkahan bersahur terletak pada pada 3 yaitu waktunya, makanan/minuman sahurnya dan bersahurnya itu sendiri. Dan semoga kita termasuk orang-orang yang selalu mendapat mengambil hikmahNya.


Tulisan terkait :
Bang  Afdoli
Bukan Siapa siapa bisa jadi siapa siapa untuk siapa siapa berbagi untuk kebaikan bersama

Related Posts

Posting Komentar