Umumnya Kalender Islam menjadikan magrib sebagai permulaan sebuah hari atau pergantian hari. Sebagian lainnya mengikuti kalender syamsiah masehi yang menjadikan pertengahan malam atau pukul 24:00 atau 00:00 UTC (Universal Time Coordinated/ Waktu Standard Dunia) sebagai waktu pergantian hari. Dan satu negara yaitu Libya yang menjadi subuh sebagai pergantian hari untuk kalender hijriahnya. Oleh karenanya ada tiga kelompok perbedaan awal sebuah hari bagi umat Islam di dunia.
Sementara dalam buku Palingkan Wajahmu ke arah Masjidil Haram untuk Menyatukan Kalender Islam, penulis membagi pergantian hari dalam Islam atas dua keperluan yaitu ibadah dan administrasi sebagaimana berikut:
1) ibadah, kalender atau waktu pergantian hari dalam Islam adalah terbitnya fajar atau subuh.
2) administrasi, kalender atau waktu pergantian hari dalam Islam adalah satu jam lebih cepat dari waktu standard dunia yaitu pukul 24:00 atau 00:00 ITC (Islamic Time Coordinated/ Waktu Islam) atau 01:00 UTC (Universal Time Coordinated/ Waktu Standard Dunia)
Dalam buku tersebut, diuraikan bagaimana pukul 01.00 dini hari awal sebuah hari dapat mempersatukan kalender hijriah sebagai kalender Islam. Dan seluruh wilayah di dunia dapat dijadikan satu hari satu tanggal sebagai persyaratan kalender yang baik dan mapan.
Namun pada tulisan hikmah 313 kali ini, penulis insya Allah akan menyampaikan Hikmah Kalender Hijriah sebagai Kalender Mudah. Tidak menjadi persoalan apakah Kalendernya menggunakan Magrib sebagai awal hari atau terbit Fajar (subuh) sebagai awal hari. Keduanya memberi kemudahan yang sama untuk di terapkan. (Lihat 3 waktu berbeda sebagai awal hari dalam Kalender Islam dan Dunia)
Adapun salah satu hikmahnya adalah mengingatkan datangnya waktu hari pertengahan bulan (Yaumul Bidh). Yaumul bidh terdiri atas 3 hari yaitu pada tanggal 13, 14 dan 15. Pada waktu ini Bulan memperlihatkan visibilitas purnama yang sempurna. Pada tiga hari ini umat Islam disunnahkan berpuasa yaumul bidh atau puasa tiga hari dalam sebulan. (Insya Allah lihat tulisan macam-macam puasa tiga hari setiap bulan).
Dalam data yang dikumpulkan penulis bahwa visibilitas bulan purnama sempurna terjadi dalam 4 (empat) malam. Bagi yang menjadikan magrib sebagai awal hari yaitu maka purnama terlihat pada tanggal 13, 14, 15 dan 16 setiap bulannya. Sedangkan Kalender yang menjadi pukul 01:00 dinihari subuh sebagai awal hari, bulan purnama terlihat pada tanggal 12, 13, 14 dan 15 setiap bulannya. Sedangkan bulan purnama sempurna terjadi pada salah satu tanggal dipertengahan antara empat tanggal tersebut. sebagai contoh berikut penulis gambarkan penampakan bulan purnama pada tahun 1436 H sebagai berikut :
Dari uraian di atas jelas bahwa terdalam Hikmah mudahnya Kalender Hijriah. Baik yang menjadikan Magrib, pukul 01:00 dinihari atau subuh sebagai awal hari, kalender hijriah mengingatkan terlebih dahulu akan kedatangan yaumul bidh.
Bahwa awal yaumul bidh atau tanggal 13 sebagai awal puasa tiga hari diingatkan pada malam (sebelumnya) . Awal terjadi bulan purnama adalah tanda esok pagi adalah tanggal 13. Tentunya ini menjadi pengingat bagi umat Islam untuk bersahur yang mau melaksanakan puasa sunnah yaumul bidh esok harinya.
Cara ini cukup mudah dilakukan karena hanya melihat penampakan bulan di malam hari, tanpa harus melihat kalender. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada seorang anak SD atas inspirasi tulisan ini (Insya Allah lihat Tulisan Anak SD Mengingatkan datangnya Yaumul Bidh).
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita, terutama bagi yang menjadikan kalender hijriah sebagai tuntunan dalam menjalankan ibadah. Wallahu A'lam Bishawab
Hikmah 313, Ahad, 16 Rabi’ul Akhir 1438 H
Posting Komentar
Posting Komentar