Mendamaikan Amalan Rajab (2) Beribadah karena Allah bukan karena Bulannya

Dalam tulisan sebelumnya telah disampaikan adanya perbedaan dalam menyikapi amalan di bulan Rajab. Disatu pihak ada amalan shalat, puasa, dzikir khusus yang dilakukan pada waktu dan tanggal tertentu pada bulan rajab dengan berbagai balasan atau pahala. Dipihak lain menganggap amalan tersebut tidak berdasarkan dalil yang kuat bahkan diada-adakan, sehingga tidak dibenarkan untuk melakukan amalan tersebut.

Lalu bagaimana mendamaikan amalan Rajab tersebut? 

وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ ۚ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah sembah matahari maupun bulan, tapi sembahlah Allah Yang menciptakannya, Jika Ialah yang kamu hendak sembah. (QS. 41:37)

Ayat diatas menjelaskan bahwa Semua yang diciptakan Allah adalah tanda kekuasaan-Nya. Maka hendaklah kita menyembah hanya kepada-Nya. Oleh karenanya amalan dan ibadah seperti Shalat, Dzikir dan Puasa dilakukan hanya karena Allah bukan karena bulan Rajab. Karena tidak ada perintah khusus dari Allah dan RasulNya untuk melaksanakan ibadah tersebut pada saat bulan Rajab. 

Mengingat tidak terdapatnya amalan-amalan khusus tersebut yang dikerjakan pada bulan Rajab dalam hadits shahih. Oleh karenanya kita dapat merujuk setidaknya ada empat pesan Rasulullah berkiatan Bulan Rajab yang dapat kita perhatikan yaitu 
  1. Dalam bulan haram termasuk Rajab di dalamnya, Rasulullah SAW justeru mengingatkan untuk tidak kembali tersesat dan tidak saling berselisih. baca juga  : Bulan Haram dan Peringatan Rasulullah
  2. Rasulullah mengubah tradisi jahiliyah yaitu sembelihan kambing untuk sembahan menjadi sedekah dan qurban. baca juga: Cara Rasulullah mengganti sesembahan Rajab menjadi sembelihan karena Allah untuk sedekah (insya Allah)
  3. Rasulullah Pernah berpuasa Rajab dan tidak dan juga memerintahkan untuk mengerjakannya dan meninggalkannya baca juga : Puasa Rajab dan Larangan Rasulullah SAW
  4. Rasulullah mengajarkan doa yang dibaca saat masuk bulan Rajab
Mendamaikan Amalan Rajab (2) Beribadah karena Allah bukan karena Bulannya

Bagaimana jika kita memang mau tetap mengamalkan ibadah tersebut ?

Tidak ada larangan untuk beribadah, asalkan sesuai dengan syariat dan memang hanya karena Allah. Berdasarkan kajian empat pesan Rasulullah tersebut, dapat disampaikan bahwa puasa, dzikir dan shalat pada bulan Rajab masih tetap dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
  1. Puasa pada bulan Rajab dikerjakan dengan mengikuti ibadah puasa yang sudah diperintahkan Rasulullah SAW. Ada puasa satu hari, 3 hari dalam sebulan, atau puasa 3 hari dalam sepekan atau puasa dawud yang dilakukan dengan sehari berpuasa sehari berbuka.
  2. Shalat pada bulan Rajab juga sama seperti shalat pada bulan lainnya. Shalat wajib 5 waktu masih dapat ditambah dengan shalat sunnat mulai dari sunnat rawatib, dhuha, tahajud, witir dan lainnya. Terlebih perintah shalat 5 waktu diturunkan pada bulan Rajab, tentu bulan ini bisa menjadi momentum untuk selalu menjaga lima waktunya dan senantiasa memperbaiki kualitas shalat kita.
  3. Dzikir pada bulan Rajab juga sama seperti dzikir pada bulan lainnya. Allah tidak membatasi kita untuk berdzikir baik dalam keadaan sewaktu berdiri, sewaktu duduk maupun sewaktu berbaring. waktunya bisa pagi sore, mau tidur, selesai sholat dan tengah atau sepertiga akhir malam dan masih banyak waktu lainnya untuk berdzikir yang diperintahkan Allah dan Rasulnya.

Dari hal ini jelas bahwa amalan dan ibadah yang dicontohkan atau diperintahkan Rasulullah cukup lengkap dan mudah untuk dilaksanakan. Seperti halnya doa yang dicontohkan Rasulullah pada waktu bulan Rajab cukup singkat, اللهم بارك لنا في رجب وشعبان وبارك لنا في رمضان "ALLAHUMMA BARIK LANA FI RAJABI WA SYA'BAN WA BARIK LANA FI RAMADLAN (ya Allah, berkahilah kami di rajab dan sya'ban dan berkahilah kami di ramadhan) (Musnad Ahmad 2228). 

Semoga melalui kajian ini kita bisa berintropeksi diri dan saling menjaga ukhuwah sesama mukmin, muslim sebagaimana peringatan Rasulullah di Bulan Haram. dan senantiasa kita berdoa agar selalu berada di atas jalan lurusNya. Dan Semoga amal dan ibadah kita semakin berkah dan membawa kita ke tempat terbaik disisi Allah SWT.

Waallahu a’lam Bishawab

Subhanaka allahumma wa bihamdika asyhadu alla ilaaha illa anta astaghfiruka wa atubu ilaik
Bang  Afdoli
Bukan Siapa siapa bisa jadi siapa siapa untuk siapa siapa berbagi untuk kebaikan bersama

Related Posts

Posting Komentar