Islam begitu tegas terhadap kemunafikan. Dalam Surat At Tawba ayat 80 dinyatakan bahwa tidak ada bedanya bagi orang munafik dimintakan ampunan atau tidak bagi mereka.
اسْتَغْفِرْ لَهُمْ أَوْ لَا تَسْتَغْفِرْ لَهُمْ إِن تَسْتَغْفِرْ لَهُمْ
Kamu memohonkan ampun bagi mereka atau tidak kamu mohonkan ampun bagi mereka (adalah sama saja)... (9:80)
Dengan demikian ampunan yang kita panjatkan untuk orang munafik tidak pengaruhnya. Hal ini ditegaskan juga melalui hadits bahwa orang munafik kedudukan ada di neraka walaupun dengan amalan jihad. Dengan berjihad harta dan jiwa dan terbunuh ketika berperang, jika ia seorang munafik maka balasannya tetap di neraka. Kemuliaan mati syahid tidak dapat menghapus kemunafikan.
Hal itu menggambarkan tegasnya Islam terhadap sifat munafik, sebagaimana lebih jelas dalam hadits dari riwayat 'Utbah bin 'Abd As Sulami sebagaimana berikut
سنن الدارمي ٢٣٠٤: اخبرنا محمد بن المبارك حدثنا معاوية بن يحيى هو الصدفي قال حدثنا صفوان بن عمرو عن ابي المثنى الاملوكي عن عتبة بن عبد السلمي قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم القتلى ثلاثة مومن جاهد بنفسه وماله في سبيل الله اذا لقي العدو قاتل حتى يقتل قال النبي صلى الله عليه وسلم فيه فذلك الشهيد الممتحن في خيمة الله تحت عرشه لا يفضله النبيون الا بدرجة النبوة ومومن خلط عملا صالحا واخر سييا جاهد بنفسه وماله في سبيل الله اذا لقي العدو قاتل حتى يقتل قال النبي صلى الله عليه وسلم فيه ممصمصة محت ذنوبه وخطاياه ان السيف محاء للخطايا وادخل الجنة من اي ابواب الجنة شاء ومنافق جاهد بنفسه وماله فاذا لقي العدو قاتل حتى يقتل فذاك في النار ان السيف لا يمحو النفاق قال عبد الله يقال للثوب اذا غسل مصمص
Telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Al Mubarak telah menceritakan kepada kami Mu'awiyah bin Yahya yaitu Ash Shadafi, ia berkata; telah menceritakan kepada kami Shafwan bin 'Amr dari Abu Al Mutsanna Al Umluki dari 'Utbah bin 'Abd As Sulami, ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Orang yang terbunuh (dalam peperangan) ada tiga macam, yaitu; orang mukmin yang berjihad dengan jiwa dan hartanya di jalan Allah, apabila ia bertemu dengan musuh, ia berperang hingga terbunuh." Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata mengenai orang ini: "Maka itulah orang yang syahid dan mendapatkan ujian, ia berada dalam kemah Allah di bawah 'Arsy, para nabi tidak lebih utama daripada mereka kecuali dengan derajat kenabian, dan seorang mukmin yang mencampurkan amalan shalih dan yang lainnya adalah amalan keburukan, ia berjihad dengan jiwa dan hartanya di jalan Allah. Apabila ia bertemu musuh, maka ia berperang hingga terbunuh." Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda mengenai orang ini: "Satu gerakan telah menghapus dosa-dosa serta kesalahannya, sesungguhnya pedang menghapuskan kesalahan-kesalahannya. Dan ia dimasukkan di dalam Surga dari pintu Surga manapun yang ia kehendaki. Dan seorang munafik yang berjihad dengan jiwa dan hartanya, apabila ia bertemu musuh, maka ia berperang hingga terbunuh. Maka orang itu ada dalam Neraka. Sesungguhnya pedang tidak menghapuskan kemunafikannya." Abdullah berkata; Apabila baju telah dicuci, maka disebut mushmisha." (Sunan Darimi 2304)
مسند احمد ١٦٩٩٨: حدثنا معاوية بن عمرو قال حدثنا ابو اسحاق يعني الفزاري عن صفوان يعني ابن عمرو عن ابي المثنى عن عتبة بن عبد السلمي وكان من اصحاب النبي صلى الله عليه وسلم قال
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم القتل ثلاثة رجل مومن قاتل بنفسه وماله في سبيل الله حتى اذا لقي العدو قاتلهم حتى يقتل فذلك الشهيد المفتخر في خيمة الله تحت عرشه لا يفضله النبيون الا بدرجة النبوة ورجل مومن قرف على نفسه من الذنوب والخطايا جاهد بنفسه وماله في سبيل الله حتى اذا لقي العدو قاتل حتى يقتل محيت ذنوبه وخطاياه ان السيف محاء الخطايا وادخل من اي ابواب الجنة شاء فان لها ثمانية ابواب ولجهنم سبعة ابواب وبعضها افضل من بعض ورجل منافق جاهد بنفسه وماله حتى اذا لقي العدو قاتل في سبيل الله حتى يقتل فان ذلك في النار السيف لا يمحو النفاق
حدثنا يعمر بن بشر حدثنا عبد الله اخبرنا صفوان بن عمرو ان ابا المثنى الاملوكي حدثه انه سمع عتبة بن عبد السلمي وكان من اصحاب النبي صلى الله عليه وسلم يحدث عن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال القتل ثلاثة فذكر معناه
Telah menceritakan kepada kami Mu'awiyah bin Amru ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Abu Ishaq yakni Al Fazari dari Shafwan -yakni Ibnu Amru- dari Abul Mutsanna dari Utbah bin Abdu As Sulami salah seorang dari sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, ia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya peperangan itu ada tiga macam. Seorang laki-laki mukmin berperang dengan jiwa dan hartanya di jalan Allah, hingga ketika ia bertemu dengan musuh, ia perangi mereka hingga dirinya terbunuh. Itulah orang yang mati syahid, ia berada di dalam kemah Allah di bawah Arys-Nya. Para Nabi tidak lebih mulia dari mereka kecuali karena derajat kenabian saja. Kemudian seorang laki-laki mukmin yang mengharamkan perbuatan dosa dan segala kesalahan atas dirinya, ia berjihad dengan jiwa dan hartanya di jalan Allah, hingga ketika ia bertemu dengan musuh, ia maju menyerbu hingga dirinya terbunuh. Maka dosa dan segala kesalahan-kesahalannya akan dihapus. Sesungguhnya pedang itu merupakan penghapus atas segala kekhilafan. Kemudian ia akan dimasukkan ke dalam surga dari pintu mana saja yang ia kehendaki, surga memiliki delapan pintu sedangkan neraka jahannam mempunyai tujuh pintu, yang sebagian lebih baik dari sebagian yang lain. Sebagiannya adalah lebih utama dari sebagian yang lain. Kemudian (yang ketiga) adalah seorang munafik yang berjihad dengan jiwa dan hartanya sampai saat ia berhadapan dengan pasukan musuh ia pun berperang di jalan Allah hingga ia terbunuh, maka ia akan ditempatkan di dalam neraka. Sesungguhnya pedang itu tidaklah mampu menghapus kemunafikan." Telah menceritakan kepada kami Ya'mar bin Bisyr Telah menceritakan kepada kami Abdullah telah mengabarkan kepada kami Shafwan bin Amru bahwa Abul Mutsanna Al Umluki menceritakan kepadanya, bahwa ia pernah mendengar Utbah bin Amir As Salumi salah seorang sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Peperangan itu ada tiga macam ….lalu ia menyebutkan makna hadits tersebut." (Musnad Ahmad 16998)
Hal itu berbeda ketika orang mukmin terbunuh dalam perang, maka balasannya adalah surga. Yaitu surga dengan derajat tinggi, yangdapat dimaksuki dari pintu mana saja. Bahakn dengan keimanannya yang tinggi, maka baginya surga yang sama dengan surga para nabi.
Semoga bisa terhindar dari sifat munafik dan Insya Allah dapat termasuk golongan orang dapat masuk surga bersama para Nabi.
Posting Komentar
Posting Komentar