Siapa sich, sebenarnya yang Munafik ? yang sini atau yang sana? Aku Dimana?

Dalam tulisan sebelumnya telah disampaikan bahwa hari kemunculan Dajjal ditandai dengan terpolarisasinya (terbaginya) manusia dalam dua kelompok yaitu kelompok mukmin dan Munafik. Dicontohkan bahwa bibit pembagian manusia dalam dua kelompok sudah terjadi di Pilpres 2014 di Indonesia dan Pilpres Amerika Serikat 2016. Indonesia membuat sejarah baru pilpres langsung hanya diikuti oleh dua pasangan calon. Sedangkan Amerika Serikat memang sudah terbiasa dengan dua pasangan calon, namun pada pilpres 2016 tidak hanya sekedar politik kekuasaan namun sudah melibatkan muatan kepercayaan, keyakinan dan agama didalamnya.

Dan itu tidak hanya pada level negara, dilevel daerah juga ada fenomena polarisasi masyarakat dalam dua kelompok. Dalam hal ini terkait pilkada DKI Jakarta Tahun 2017. Umat islam sejatinya sudah terbagi dalam dua kelompok sejak pilkada masih dikuti tiga pasang calon. Dan semakin terlihat polarisasinya ketika mengerucut menjadi dua pasang calon pada putaran ke dua. Dan menjadi menarik karena kedua kelompok saling menuduh pihak lainnya adalah orang-orang munafik.

Kita sebagai umat islam sendiri tentu bingung, siapa sebenarnya yang munafik? yang sini atau yang sana? Sementara 3 (tiga) tanda orang munafik telah jelas disebutkan bahwa jika berkata dia berbohong, jika berjanji dia mengingkari dan jika dipercaya dia berkhianat. Sementara keduanya saling mengemukakan argumen dan alasannya masing-masing. Ada yang berita, ada video, atrikel macam untuk menyatakan bahwa pihak lainlah yang munafik.

Sebagai umat islam, jika terjadi perbedaan pendapat untuk jawabannya kembalikan kepada Alquran dan hadits. Sebagaimana Firman Allah :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنكُمْ ۖ فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

Ayat di atas telah jelas menyatakan untuk mentaati Allah, Rasul dan Ulil Amri diantara kita. Dan jika terjadi perbedaan pendapat, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya). Dan melihat Siapa sich, sebenarnya yang Munafik ? yang sini atau yang sana? Aku Dimana? Kita kembalikan kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya). 

Oleh karenanya dalam beberapa tulisan ke depan, akan dibahas apa dan siapa yang dimaksud munafik berdasarkan Alquran dan hadits. 

Dan sebelum kita mencari ayat yang berhubungan dengan munafik, ternyata ayat di atas sudah memberi jawaban pertama, Siapa sich, sebenarnya yang Munafik ? Mungkin sudah ada bisa menjawab.

Mungkin para sahabat Hikmah 313 telah ada bisa menjawabnya. Ya benar ! 

bahwa siapa yang munafik sudah tergambar dalam Surat An Nisaa ayat 59. Bahwa ayat tersebut ditujukan kepada orang mukmin untuk 3 (tiga) hal yaitu :

1. Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kita,

2. kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya) jika terjadi perbedaan pendapat tentang sesuatu

3. dua perintah sebelumnya sebagai tanda kita benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian


Maka jika diantara dua kelompok umat Islam diatas, tidak mau menjalankan perintah ayat ini, maka otomatis dialah pihak yang munafik karena ayat tersebut ditujukan untuk orang yang beriman.

Allahu A'lam

Bang  Afdoli
Bukan Siapa siapa bisa jadi siapa siapa untuk siapa siapa berbagi untuk kebaikan bersama

Related Posts

Posting Komentar