Shalat mempunyai hubungan yang sangat erat dengan berwudhu. Dalam Alquran diperintahkan untuk berwudhu yang meliputi membasuh muka, tangan sampai siku dan menyapu kepala serta membasuh kaki hingga mata kaki. Dari sini muncullah hukum wajib berwudhu ketika akan shalat.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ ۚ
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, (QS. 5:6)
Hukum wajib ini semakin dipertegas dengan hadits yang menyatakan tidak ada shalat bagi yang tidak berwudhu.
مسند احمد ٩٠٥٠: حدثنا قتيبة بن سعيد حدثنا محمد بن موسى يعني المخزومي عن يعقوب بن سلمة عن ابيه عن ابي هريرة قال
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم لا صلاة لمن لا وضوء له ولا وضوء لمن لم يذكر اسم الله عليه
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id berkata: telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Musa -yaitu Al Makhzumi- dari Ya'qub bin Salamah dari bapaknya dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak ada shalat bagi yang tidak berwudhu, dan tidak ada wudhu bagi yang tidak menyebut nama Allah." (Musnad Ahmad 9050) hadits dengan redaksi yang hampir sama (Musnad Ahmad 22152)
Dan dalam hadits tersebut juga dijelas bahwa tidak ada berwudhu bagi yang tidak menyebut nama Allah. Dan menyebut nama Allah secara spesifik disebutkan sebagai kalimat basmallah. Hal ini telah dibahas dalam tulisan Untuk Sahnya Shalat Lebih terjamin dan afdol mulai berwudhu dengan Basmallah. dimana inti tulisan tersebut adalah Rasulullah SAW mencontohkan dan memerintahkan agar berwudhu diawali dengan membaca Bismillah. Dan Beliau menyatakan tidak sah wudhu tanpa membaca basmalah.
Oleh karenanya dapat dipahami alasan mengapa membaca Alfatiha dalam shalat Rasulullah dan Sahabat dilakukan tanpa membaca basmallah. lihat tulisan bagian ke (4). Kalimat basmallah telah dibaca ketika akan berwudhu, sehingga tidak diulang ketika shalat. Hal ini sesuai dengan fungsi kalimat basmallah sebagai ayat pembuka.
Dan antara shalat dengan berwudlu adalah satu rangkaian yang tidak terpisahkan.
Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya aku diperintahkan untuk berwudhu hanya ketika aku hendak menunaikan shalat." (Sunan Tirmidzi 1770)
Hal ini juga dikuatkan dengan menyatakan bahwa langkah setelah berwudhu menuju masjid untuk dihitung sebagai pahalanya yang dapat meningkatkan derajat sekaligus menghapus dosa. Hal ini sebagaimana disebutkan dengan hadits dari Abu Hurairah bahwa
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Shalat seseorang dengan berjama'ah melebihi dua puluh sembilan derajat dari shalat seseorang yang dikerjakan di rumahnya dan di pasarnya, demikian itu karena bila salah seorang diantara mereka berwudhu' dengan menyempurnakan wudlu'nya, lalu mendatangi masjid, dan tidak ada yang mendorongnya kecuali untuk shalat, maka tidaklah ia melangkah satu langkah, kecuali akan ditinggikan derajatnya dan dihapus kesalahannya, hingga ia masuk masjid, jika ia telah masuk masjid, maka ia dihitung dalam shalat selama ia tertahan oleh shalat, dan malaikat terus mendoakan salah seorang diantara kalian selama ia dalam majlisnya yang ia pergunakan untuk shalat, malaikat akan berdoa: "Ya Allah, rahmatilah dia, Ya Allah, ampunilah dia, Ya Allah maafkanlah dia, " selama ia tidak melakukan gangguan dan belum berhadats." (Shahih Muslim 1059)
Bahkan dengan berwudhu menjadikan shalat bernilai sunnah.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Wudhu menghapus kesalahan sebelumnya kemudian shalat menjadi sunnah." (Musnad Ahmad 21141)
Dari uraian diatas dapat dinyatakan Kalimat basmallah tidak dibaca ketika shalat karena telah dibaca pada waktu akan berwudhu. Hal ini mempertegas bahwa kesimpulan cara yang paling utama dalam membaca alfatiha ketika shalat adalah dengan tidak membaca basmallah.
Semoga bermanfaat dan berkah. Subhanaka allahumma wa bihamdika asyhadu alla ilaaha illa anta astaghfiruka wa atubu ilaik.
Posting Komentar
Posting Komentar