Zaman milenial penuh teknologi menjadi tantangan tersendiri bagi muslim untuk sukses dunia akhirat. Hidayah milik Allah semata. Belajar boleh dari siapa saja : guru, kiyai, habib, syeikh, ustadz, keluarga, sahabat dan boleh secara langsung atau lewat kitab-kitab, buku, gugling, web, medsos fb wa tw dan lainnya. Semua itu jalan menuju pintu-pintu hidayahNya.
Sebagai Muslim yang cerdas tentu ingin tegak di jalan yang lurus. Jalan orang-orang yang telah diberi nikmat, bukan mereka yang dimurkai dan bukan mereka yg sesat. (Qs.1:5-7) Jalan penuh nikmat bagi orang yg bertaqwa sebagai perpaduan ilmu dan amal. Dimurkai karena berilmu tapi tidak diamalkan atau untuk menyesatkan. Dan tersesat karena beramal tanpa ilmu.
Karenanya sangat penting bagi kita menjadi muslim yang cerdas. Belajar kepada siapapun lewat apapun, yang utama adalah tidak menerimanya secara mentah dan bulat. Ada tidak dalil alquran dan hadits shahih yang dijadikan dasarnya. Dengan melakukan ini kita akan terhindar dari pengkultusan terhadap orang-orang alim sebagai Tuhan. Lihat tulisan jauhkan prilaku menjadikan orang ulama sebagai sebagi Tuhan
Ingat dzalim juga bisa terjadi karena ilmu digunakan untuk menyesatkan. Dan kita bisa tersesat karena amalan tanpa ilmu yang benar. Ditangan orang fasik, kafir dan munafik, Alquran malah bisa menggiring kita ke neraka. Tidak heran jika ada ulama yang juga nyeleneh, sehingga perlu bagi kita memahami makna alim ulama dan 3 kelompok pembagiannya
Ayat dan hadits yang selaras akan membawa kepada ilmu dan amal yang berkah. Jikapun ada ayat atau hadits shahih yang beda atau lain tafsirnya, silahkan pilih salah satu yang diyakini. Atau jalani semua pilihan secara bergantian, insya Allah suatu saat kita akan dikuatkan pada satu pilihan.
Sulit memang merubah kebiasaan, dan jadi tantangan tersendiri untuk tampil beda. Sepanjang sesuai tuntunan Alquran dan hadits, insya allah dimudahkan.
إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. (Qs. 94:6)
Posting Komentar
Posting Komentar