Tiga Orang Yang Masuk Neraka Tanpa Hisab Hanya Karena Ikut-Ikutan

Anda mungkin sudah sering mendengar ada kelompok orang yang masuk surga tanpa hisab. Seluruh dosa kesalahan dan amal perbuatannya tidak dihitung atau disidangkan lagi, hingga mereka masuk surga tanpa hisab. Mereka tentu adalah orang-orang pilihan dan terbaik diantara umat-umat yang terbaik. 

Namun ternyata terdapat juga orang-orang yang tidak dihisab tetapi mereka masuk neraka. Seluruh ibadah dan amal perbuatan serta dosa kesalahannya tidak lagi diperhitungkan atau disidangkan lagi, mereka langsung termasuk golongan ke neraka. Mereka dapat dipastikan adalah orang-orang paling ingkar (kufur)dan paling dzalim. Akan tetapi ternyata ada diantara mereka terdapat Tiga Orang Yang Masuk Neraka Tanpa Hisab Hanya Karena Ikut-Ikutan. 
Tiga Orang Yang Masuk Neraka Tanpa Hisab Hanya Karena Ikut-Ikutan

Adapun dalil-dalil yang menyatakan bahwa Tiga Orang Yang Masuk Neraka Tanpa Hisab Hanya Karena Ikut-Ikutan yaitu sebagai berikut : 

1. Dalil yang menyatakan adanya orang yang masuk neraka tanpa hisab 

وَعَرَضْنَا جَهَنَّمَ يَوْمَئِذٍ لِلْكَافِرِينَ عَرْضًا (١٠٠) 
dan Kami nampakkan Jahannam pada hari itu kepada orang-orang kafir dengan jelas, (QS. Alkhafi ayat 100) 
ayat di atas menjelaskan bahwa pada hari itu yaitu ketika di padang mahsyar orang-orang- kafir telah melihat dengan neraka. Mereka tidak menjalani hisab dan persidangan di padang mahsyar, karena dosa dan kesalahannya neraka langsung diperlihat dengan jelas. Dan ayat ini disebutkan setelah Ya’juj dan ma’juj dikumpulkan di bumi mahsyar. Dimana Ya’juj dan ma’juj adalah kaum yang pertama masuk neraka tanpa diberikan kitab catatan amal dan hisab. Dalam Buku Jejak Perjalanan akhirat dan Syafa’at bagian Alam Mahsyar sub bagian hari keempat hari hisab dijelaskan juga terdapat empat kelompok manusia di padang mahsyar sesuai hisabnya. 



2. Dalil yang menyatakan bahwa orang-orang yang hanya ikut-ikutan juga bisa masuk neraka tanpa hisab adalah sebagai berikut 

Bahwa pengikut-pengikut atau orang yang ikut-ikutan memohon kepada Allah agar para pemimpin yang telah menyesatkan mereka diberikan hukuman yang berlipat ganda karena telah menyesatkan mereka. 

قَالَ ادْخُلُوا فِي أُمَمٍ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِكُمْ مِنَ الْجِنِّ وَالإنْسِ فِي النَّارِ كُلَّمَا دَخَلَتْ أُمَّةٌ لَعَنَتْ أُخْتَهَا حَتَّى إِذَا ادَّارَكُوا فِيهَا جَمِيعًا قَالَتْ أُخْرَاهُمْ لأولاهُمْ رَبَّنَا هَؤُلاءِ أَضَلُّونَا فَآتِهِمْ عَذَابًا ضِعْفًا مِنَ النَّارِ قَالَ لِكُلٍّ ضِعْفٌ وَلَكِنْ لا تَعْلَمُونَ (٣٨) 
Allah berfirman: "Masuklah kamu sekalian ke dalam neraka bersama umat-umat jin dan manusia yang telah terdahulu sebelum kamu. Setiap suatu umat masuk (ke dalam neraka), Dia mengutuk kawannya (menyesatkannya); sehingga apabila mereka masuk semuanya berkatalah orang-orang yang masuk kemudian di antara mereka kepada orang-orang yang masuk terdahulu: "Ya Tuhan Kami, mereka telah menyesatkan Kami, sebab itu datangkanlah kepada mereka siksaan yang berlipat ganda dari neraka". Allah berfirman: "Masing-masing mendapat (siksaan) yang berlipat ganda, akan tetapi kamu tidak Mengetahui". (QS. Al A’raaf ayat 38) 

3. Dalil yang menyatakan Tiga Orang Yang Masuk Neraka Tanpa Hisab Hanya Karena Ikut-Ikutan yaitu 

Bahwa mereka tidak akan menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di telaga. dari Ka'b bin 'Ujrah, ia berkata: 

خَرَجَ إِلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ تِسْعَةٌ خَمْسَةٌ وَأَرْبَعَةٌ أَحَدُ الْعَدَدَيْنِ مِنْ الْعَرَبِ وَالْآخَرُ مِنْ الْعَجَمِ فَقَالَ اسْمَعُوا هَلْ سَمِعْتُمْ أَنَّهُ سَتَكُونُ بَعْدِي أُمَرَاءُ مَنْ دَخَلَ عَلَيْهِمْ فَصَدَّقَهُمْ بِكَذِبِهِمْ وَأَعَانَهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ فَلَيْسَ مِنِّي وَلَسْتُ مِنْهُ وَلَيْسَ يَرِدُ عَلَيَّ الْحَوْضَ وَمَنْ لَمْ يَدْخُلْ عَلَيْهِمْ وَلَمْ يُصَدِّقْهُمْ بِكَذِبِهِمْ وَلَمْ يُعِنْهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ فَهُوَ مِنِّي وَأَنَا مِنْهُ وَسَيَرِدُ عَلَيَّ الْحَوْضَ 
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam keluar kepada kami dan kami berjumlah sembilan, lima dan empat, salah satu dari dua kelompok dari Arab dan yang lainnya dari orang selain Arab. Kemudian beliau bersabda: "Apakah kalian pernah mendengar bahwa akan ada setelahku para pemimpin, barang siapa yang menemui mereka dan membenarkan kedustaan mereka serta membantu kezhaliman mereka maka ia bukan termasuk golonganku dan aku bukan darinya. Ia tidak akan menemuiku di telaga, serta tidak menemui mereka dan barang siapa yang tidak mempercayai kedustaan mereka dan tidak membantu kezhaliman mereka maka ia termasuk golonganku dan aku bagian darinya, ia akan menemuiku di telaga." Sunan Nasa'i 4137 

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menegaskan bahwa barangsiapa menemui pemimpin dan membenarkan kedustaannya serta membantu kezhalimannya, maka mereka bukan termasuk golongannya dan Nabi juga bukan termasuk didalam golongan mereka. Dan sebaliknya orang-orang yang tidak melakukan tiga perbuatan itu dinyatakan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai golongannnya dan nabi juga merupakan golongannya. 

Orang-orang yang tidak bertemu dengan Nabi di telaga dan bukan termasuk golongan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dan Nabi juga bukan termasuk didalam golongan mereka, maka itu termasuk bagian dari ciri orang-orang yang tidak melewati sirath. Dan mereka termasuk kelompok orang-orang yang masuk neraka tanpa hisab. lihat buku Jejak Perjalanan Akhirat dan Syafa'at

Sejalan dengan hal tersebut, perbuatan atau dosa para pengikut pemimpin dapat dibagi atas tiga tingkatan yaitu : 

1) Dosa kefasikan bagi mereka yang menemui pemimpin 
2) Dosa kekafiran bagi mereka yang membenarkan kedustaan pemimpin 
3) Dosa kemusyrikan bagi mereka yang membantu kezhaliman pemimpin. 


Adapun pengertian pemimpin disini adalah pemimpin Pemerintahan yang bodoh adalah pemimpin negara sesudah zaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang tidak mengikuti petunjuknya, yang tidak berjalan dengan sunnahnya dan dan pemimpin menyuruh masyarakatnya apa yang tidak mereka lakukan. 

dari Jabir bin Abdullah bahwa 
Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada Ka'b bin' Ujroh, "Semoga Allah melindungimu dari pemerintahan orang-orang yang bodoh", (Ka'b bin 'Ujroh Radliyallahu'anhu) bertanya, apa itu kepemerintahan orang bodoh? (Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam) bersabda: "Yaitu para pemimpin negara sesudahku yang tidak mengikuti petunjukku dan tidak pula berjalan dengan sunnahku, barangsiapa yang membenarkan mereka dengan kebohongan mereka serta menolong mereka atas kedholiman mereka maka dia bukanlah golonganku, dan aku juga bukan termasuk golongannya, mereka tidak akan datang kepadaku di atas telagaku, barang siapa yang tidak membenarkan mereka atas kebohongan mereka, serta tidak menolong mereka atas kedholiman mereka maka mereka adalah golonganku dan aku juga golongan mereka serta mereka akan mendatangiku di atas telagaku. Wahai Ka'b bin 'Ujroh puasa adalah perisai, sedekah memadamkan api neraka dan sholat adalah persembahan. Atau beliau bersabda: penerang. Wahai Ka'b bin Ujroh sesungguhnya tidak akan masuk syurga daging yang tumbuh dari hal yang di murkai Allah (haram), dan neraka adalah paling tepat untuknya, Wahai Ka'b bin 'Ujroh manusia berpagi dengan dua keadaan: yaitu ia terjual dirinya kemudian ia membebaskannya atau ia menjual dirinya kemudian ia menghancurkan dirinya. Musnad Ahmad 13919 

Pemimpin Negara bodoh adalah pemimpin yang menyuruh masyarakatnya apa yang tidak mereka lakukan, diceritakan dari Ibnu Umar bahwa 

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيَكُونُ عَلَيْكُمْ أُمَرَاءُ يَأْمُرُونَكُمْ بِمَا لَا يَفْعَلُونَ فَمَنْ صَدَّقَهُمْ بِكِذْبِهِمْ وَأَعَانَهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ فَلَيْسَ مِنِّي وَلَسْتُ مِنْهُ وَلَنْ يَرِدَ عَلَيَّ الْحَوْضَ 

Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda: "Akan ada para pemimpin yang berkuasa atas kalian, mereka menyuruh kalian apa yang tidak mereka lakukan. Barangsiapa membenarkan kedustaan mereka, dan mendukung kelaliman mereka berarti dia bukan golonganku dan aku bukan dari golongannya, dan ia tidak akan memasuki telaga." Musnad Ahmad 5444 

Dan dalam era informasi dan teknologi, tiga perbuatan dosa karena ikut-ikutan menemui pemimpin, dan membenarkan kebohongannya serta mendukung kedzalimannya bisa dilakukan dengan mudah dilakukan melalui sosial media. Dan bahkan perbuatan dosa itu juga dapat terjadi karena ketiga perbuatan dilakukan terhadap pemimpin orang lain. 

Bijak dalam perbuatan dan bersosmed akan menyelematkan diri dari siksa akhirat. 

Bang  Afdoli
Bukan Siapa siapa bisa jadi siapa siapa untuk siapa siapa berbagi untuk kebaikan bersama

Related Posts

Posting Komentar