Setidaknya terdapat 5 Orang dikutuk menjadi Kera dan Babi setelah meninggalnya yaitu
1) orang yang menghalalkan sutera
Abu Amir atau Abu Malik bahwasanya
أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَيَكُونَنَّ مِنْ أُمَّتِي أَقْوَامٌ يَسْتَحِلُّونَ الْخَزَّ وَالْحَرِيرَ وَذَكَرَ كَلَامًا قَالَ يُمْسَخُ مِنْهُمْ آخَرُونَ قِرَدَةً وَخَنَازِيرَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
ia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Benar-benar akan ada dari umatku orang-orang yang menghalalkan sutera." Lalu ia menyebutkan redaksi lain, beliau bersabda: "Salah seorang dari mereka diubah menjadi kera dan babi hingga hari kiamat."Sunan Abu Daud 3521
2) orang menyenbah taghut
Hewan kera dan babi disebutkan dalam firman Allah
قُلْ هَلْ أُنَبِّئُكُمْ بِشَرٍّ مِنْ ذَلِكَ مَثُوبَةً عِنْدَ اللَّهِ مَنْ لَعَنَهُ اللَّهُ وَغَضِبَ عَلَيْهِ وَجَعَلَ مِنْهُمُ الْقِرَدَةَ وَالْخَنَازِيرَ وَعَبَدَ الطَّاغُوتَ أُولَئِكَ شَرٌّ مَكَانًا وَأَضَلُّ عَنْ سَوَاءِ السَّبِيلِ (٦٠)
Katakanlah: "Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang-orang fasik) itu disisi Allah, Yaitu orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, di antara mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi dan (orang yang) menyembah thaghut?". mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus. (QS. Al Maidah ayat 60)
3) Orang yang menghalalkan yang haram, nyanyian, minum khamer, makan riba dan mengenakan sutera
Diriwayatkan dari 'Ubadah bin Ash Shami, dari 'Abdur Rahman bin Ghanm, dari Abu Umamah dari Ibnu 'Abbas dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa:
قَالَ وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَيَبِيتَنَّ نَاسٌ مِنْ أُمَّتِي عَلَى أَشَرٍ وَبَطَرٍ وَلَعِبٍ وَلَهْوٍ فَيُصْبِحُوا قِرَدَةً وَخَنَازِيرَ بِاسْتِحْلَالِهِمْ الْمَحَارِمَ وَالْقَيْنَاتِ وَشُرْبِهِمْ الْخَمْرَ وَأَكْلِهِمْ الرِّبَا وَلُبْسِهِمْ الْحَرِيرَ
"Demi jiwa yang Muhammad berada ditanganNya, sungguh beberapa orang dari ummatku bermalam dengan bersuka ria, menyalahgunakan nikmat dan bermain-main, di pagi harinya mereka menjadi kera dan babi karena mereka menghalalkan yang haram, nyanyian, minum khamer, makan riba dan mengenakan sutera." Musnad Ahmad 21725
4) orang yang minum khamr, bernyanyi disertai alat musik
dari Abu Malik Al Asy'ari dia berkata:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيَشْرَبَنَّ نَاسٌ مِنْ أُمَّتِي الْخَمْرَ يُسَمُّونَهَا بِغَيْرِ اسْمِهَا يُعْزَفُ عَلَى رُءُوسِهِمْ بِالْمَعَازِفِ وَالْمُغَنِّيَاتِ يَخْسِفُ اللَّهُ بِهِمْ الْأَرْضَ وَيَجْعَلُ مِنْهُمْ الْقِرَدَةَ وَالْخَنَازِيرَ
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sungguh, sebagian dari ummatku akan meminum khamr yang mereka namai dengan selain namanya, akan bernyanyi dengan para biduan disertai dengan alat musik. Allah akan menutupi kehidupan mereka dan akan menjadikan sebagian mereka kera dan babi." Sunan Ibnu Majah 4010
Hadits di atas menegaskan bahwa sebagian para biduan yang disertai dengan alat musik akan dijadikan kera atau babi. Hal ini sejalan dengan hadits dengan menyatakan bersenandung boleh tanpa alat musik dan justeru berpahala. Bahkan dalam kondisi perang disebutkan Amir bin Al-Akwa mendapatkan dua pahala.
dari Salamah bin Al Akwa' radliyallahu 'anhu ia berkata:
خَرَجْنَا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى خَيْبَرَ فَسِرْنَا لَيْلًا فَقَالَ رَجُلٌ مِنْ الْقَوْمِ لِعَامِرٍ يَا عَامِرُ أَلَا تُسْمِعُنَا مِنْ هُنَيْهَاتِكَ وَكَانَ عَامِرٌ رَجُلًا شَاعِرًا فَنَزَلَ يَحْدُو بِالْقَوْمِ يَقُولُ اللَّهُمَّ لَوْلَا أَنْتَ مَا اهْتَدَيْنَا
وَلَا تَصَدَّقْنَا وَلَا صَلَّيْنَا
فَاغْفِرْ فِدَاءً لَكَ مَا أَبْقَيْنَا
وَثَبِّتْ الْأَقْدَامَ إِنْ لَاقَيْنَا
وَأَلْقِيَنْ سَكِينَةً عَلَيْنَا
إِنَّا إِذَا صِيحَ بِنَا أَبَيْنَا
وَبِالصِّيَاحِ عَوَّلُوا عَلَيْنَا
فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ هَذَا السَّائِقُ قَالُوا عَامِرُ بْنُ الْأَكْوَعِ قَالَ يَرْحَمُهُ اللَّهُ قَالَ رَجُلٌ مِنْ الْقَوْمِ وَجَبَتْ يَا نَبِيَّ اللَّهِ لَوْلَا أَمْتَعْتَنَا بِهِ فَأَتَيْنَا خَيْبَرَ فَحَاصَرْنَاهُمْ حَتَّى أَصَابَتْنَا مَخْمَصَةٌ شَدِيدَةٌ ثُمَّ إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى فَتَحَهَا عَلَيْهِمْ فَلَمَّا أَمْسَى النَّاسُ مَسَاءَ الْيَوْمِ الَّذِي فُتِحَتْ عَلَيْهِمْ أَوْقَدُوا نِيرَانًا كَثِيرَةً فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا هَذِهِ النِّيرَانُ عَلَى أَيِّ شَيْءٍ تُوقِدُونَ قَالُوا عَلَى لَحْمٍ قَالَ عَلَى أَيِّ لَحْمٍ قَالُوا لَحْمِ حُمُرِ الْإِنْسِيَّةِ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَهْرِيقُوهَا وَاكْسِرُوهَا فَقَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَوْ نُهَرِيقُهَا وَنَغْسِلُهَا قَالَ أَوْ ذَاكَ فَلَمَّا تَصَافَّ الْقَوْمُ كَانَ سَيْفُ عَامِرٍ قَصِيرًا فَتَنَاوَلَ بِهِ سَاقَ يَهُودِيٍّ لِيَضْرِبَهُ وَيَرْجِعُ ذُبَابُ سَيْفِهِ فَأَصَابَ عَيْنَ رُكْبَةِ عَامِرٍ فَمَاتَ مِنْهُ قَالَ فَلَمَّا قَفَلُوا قَالَ سَلَمَةُ رَآنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ آخِذٌ بِيَدِي قَالَ مَا لَكَ قُلْتُ لَهُ فَدَاكَ أَبِي وَأُمِّي زَعَمُوا أَنَّ عَامِرًا حَبِطَ عَمَلُهُ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَذَبَ مَنْ قَالَهُ إِنَّ لَهُ لَأَجْرَيْنِ وَجَمَعَ بَيْنَ إِصْبَعَيْهِ إِنَّهُ لَجَاهِدٌ مُجَاهِدٌ قَلَّ عَرَبِيٌّ مَشَى بِهَا مِثْلَهُ
Kami mengadakan perjalanan malam bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menuju Khaibar, lalu seorang laki-laki dari rombongan berkata kepada 'Amir: "Wahai 'Amir, apakah tidak sebaiknya engkau perdengarkan kepada kami bait-bait sya'irmu?" -'Amir adalah seorang ahli penyair- Maka dia mulai melantunkan sya'ir kepada rombongan itu. Katanya: "Ya Alah, kalau bukan karena Engkau, tentu kami tidak akan mendapat petunjuk. Kami tidak akan bershadaqah dan juga tidak akan shalat. Berilah ampunan sebagai tebusan untuk-Mu atas apa yang telah kami lalaikan. Teguhkan kaki-kaki kami bila bertemu musuh. Berikanlah ketenangan atas kami. Sesungguhnya jika diserukan kepada kami, niscaya kami enggan mengikutinya Namun dengan seruan itu mereka datang kepada kami." Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya: "Siapakah yang sedang bersenandung itu?" Mereka menjawab: "'Amir bin Al Akwa'." Beliau bersabda: "Semoga Allah merahmatinya." Tiba-tiba seorang laki-laki berkata: "Sudah semestinya wahai Nabiyullah. (Bagaimana jadinya) sekiranya engkau tidak menyenangkan kami dengannya." Lalu kami mengepung Khaibar, hingga kami ditimpa rasa lapar yang sangat. Kemudian Allah Ta'ala menaklukannya. Di sore harinya, yaitu di hari (pertama) Khaibar ditaklukkan, orang-orang menyalakan api, melihat itu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya: "Apakah api-api itu? Untuk apa dinyalakan?" Mereka menjawab: "Untuk memasak daging." Beliau bertanya: "Daging apa?" Mereka menjawab: "Daging keledai jinak." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tumpahkan dan pecahkanlah (periuk-periuknya)." Seorang laki-laki bertanya: "Wahai Rasulullah, tidakkah kita menumpahkannya lalu mencucinya?" Beliau bersabda: "Atau seperti itu." Ketika rombongan pasukan sudah saling berhadapan, saat itu 'Amir membawa pedangnya yang pendek, lalu dia mengayunkannya untuk menebas betis kaki seorang Yahudi. Namun pedangnya berbalik mengenai kakinya dan tepat melukai mata kaki 'Amir hingga menyebabkan dia gugur. Salamah berkata: Ketika mereka kembali, Salamah berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melihatku lalu memegang tanganku seraya berkata: "Ada apa denganmu?" Aku berkata kepada beliau: "Demi bapak ibuku sebagai tebusan anda. Orang-orang menganggap bahwa 'Amir telah melakukan amalan yang sia-sia." Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya: "Mereka berdusta. Siapa yang mengatakannya? Sesungguhnya dia mendapatkan dua pahala." -Beliau mengumpulkan dua jarinya- "Sungguh dia seorang mujahid yang telah berjuang dengan gigih. Sedikit sekali orang Arab yang dapat melakukan seperti yang dia lakukan." Shahih Bukhari 3875
5) kaum yahudi yang melanggar hukum sabat
Dan hewan kera adalah hewan yang disematkan bagi kaum yahudi yang melanggar hukum sabat yaitu hari khusus beribadah.
وَلَقَدْ عَلِمْتُمُ الَّذِينَ اعْتَدَوْا مِنْكُمْ فِي السَّبْتِ فَقُلْنَا لَهُمْ كُونُوا قِرَدَةً خَاسِئِينَ (٦٥)
dan Sesungguhnya telah kamu ketahui orang-orang yang melanggar diantaramu pada hari Sabtu, lalu Kami berfirman kepada mereka: "Jadilah kamu kera yang hina". (QS. Al baqarah ayat 165)
Perubahan wujud menjadi kera dan babi karena murka Allah. Dari Ibnu Mas'ud ia berkata:
سَأَلْنَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الْقِرَدَةِ وَالْخَنَازِيرِ أَمِنْ نَسْلِ الْيَهُودِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ لَمْ يَلْعَنْ قَوْمًا قَطُّ فَمَسَخَهُمْ وَكَانَ لَهُمْ نَسْلٌ حَتَّى يُهْلِكَهُمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ غَضِبَ عَلَى الْيَهُودِ فَمَسَخَهُمْ وَجَعَلَهُمْ مِثْلَهُمْ
Kami bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengenai kera dan babi, apakah ia merupakan keturunan yahudi? Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Sesungguhnya Allah tidak melaknat sebuah kaum mana pun lalu merubah mereka menjadi keturunan hingga mereka dihancurkan, tetapi Allah murka kepada kaum yahudi, lalu Dia merubah mereka menjadi seperti mereka." Musnad Ahmad 3580
Namun bukan berarti kera dan babi berasal dari orang-orang dikutuk. Karena kera dan babi memang telah ada sejak dulu
dari Ibnu Mas'ud: Ia berkata:
فَقَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ الْقِرَدَةُ وَالْخَنَازِيرُ هِيَ مِمَّا مُسِخَ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمْ يَمْسَخْ اللَّهُ قَوْمًا أَوْ يُهْلِكْ قَوْمًا فَيَجْعَلَ لَهُمْ نَسْلًا وَلَا عَاقِبَةً وَإِنَّ الْقِرَدَةَ وَالْخَنَازِيرَ قَدْ كَانَتْ قَبْلَ ذَلِكَ
Seorang laki-laki berkata: Wahai Rasulullah, apakah kera dan babi adalah karena perubahan. Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya Allah tidak merubah suatu kaum atau menghancurkannya lalu merubah anak cucu mereka dan tidak pula generasinya. Sesungguhnya Kera dan babi itu telah ada sejak dahulu." Musnad Ahmad 3731
Oleh karenanya Ummul Mukminun menggunakan kata saudara kera dan babi untuk menyebutkan orang yahudi yang jahil.
dari Aisyah berkata:
بَيْنَا أَنَا عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذْ اسْتَأْذَنَ رَجُلٌ مِنْ الْيَهُودِ فَأَذِنَ لَهُ فَقَالَ السَّامُ عَلَيْكَ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَيْكَ قَالَتْ فَهَمَمْتُ أَنْ أَتَكَلَّمَ قَالَتْ ثُمَّ دَخَلَ الثَّانِيَةَ فَقَالَ مِثْلَ ذَلِكَ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَيْكَ قَالَتْ ثُمَّ دَخَلَ الثَّالِثَةَ فَقَالَ السَّامُ عَلَيْكَ قَالَتْ فَقُلْتُ بَلْ السَّامُ عَلَيْكُمْ وَغَضَبُ اللَّهِ إِخْوَانَ الْقِرَدَةِ وَالْخَنَازِيرِ أَتُحَيُّونَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمَا لَمْ يُحَيِّهِ بِهِ اللَّهُ قَالَتْ فَنَظَرَ إِلَيَّ فَقَالَ مَهْ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْفُحْشَ وَلَا التَّفَحُّشَ قَالُوا قَوْلًا فَرَدَدْنَاهُ عَلَيْهِمْ فَلَمْ يَضُرَّنَا شَيْءٌ وَلَزِمَهُمْ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ إِنَّهُمْ لَا يَحْسُدُونَا عَلَى شَيْءٍ كَمَا يَحْسُدُونَا عَلَى يَوْمِ الْجُمُعَةِ الَّتِي هَدَانَا اللَّهُ لَهَا وَضَلُّوا عَنْهَا وَعَلَى الْقِبْلَةِ الَّتِي هَدَانَا اللَّهُ لَهَا وَضَلُّوا عَنْهَا وَعَلَى قَوْلِنَا خَلْفَ الْإِمَامِ آمِينَ
"Ketika saya berada di sisi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, ada seorang lelaki yahudi meminta izin kepada beliau, maka beliau mengizinkannya." Kemudian dia (lelaki yahudi) Berkata: "ASSAMU ALAIKA (celaka bagimu)." Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "WA ALAIKA (dan atasmu)." (Aisyah) Berkata: (kejadian itu menjadikan saya) sangat ingin menyampaikan uneg-unegku. (Aisyah) Berkata: kemudian datang lagi Yahudi kedua dan berkata seperti itu. Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: WA'ALAIKA (dan atasmu juga kecelakaan). (Aisyah) Berkata: kemudian datang lagi Yahudi ketiga dan berkata: ASSAAMU 'ALAIKA (Semoga kecelakaan atasmu). (Aisyah) Berkata: saya berkata: "Bahkan kecelakaan dan kemurkaan Allah semoga atasmu wahai saudara kera dan babi. Apakah kalian akan memberi salam kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dengan suatu salam yang belum pernah Allah berikan?" (Aisyah) Berkata: lalu orang Yahudi tersebut melihat kepadaku dan berkata: 'Ah, Allah tidak menyukai perkataan keji dan perilaku yang mencerminkan kekejian. Mereka (orang-orang yahudi) itu mengatakan suatu hal yang selanjutnya kami membalasnya, dan kami tidak menimpa bahaya sedikitpun. Dan sampai hari kiamat ditetapkan atas mereka bahwa mereka tidak dengki terhadap kami karena apapun sebagaimana kedengkian mereka kepada kami karena hari jum'at yang Allah memberi petunjuk kepada kami kepada hari itu dan mereka disesatkan daripadanya, dan karena kiblat yang Allah memberi petunjuk kepada kami dan mereka disesatkan daripadanya, dank arena ucapan kami 'Amiiin" di belakang imam." Musnad Ahmad 23880
Posting Komentar
Posting Komentar