Setidaknya ada dua golongan orang yang tidak bershalawat ketika disebut Nama Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yaitu orang celaka terhina (Raghima) dan Orang yang Kikir ( Bakhiil). Keduanya adalah sebagai berikut
1) orang yang tidak bershalawat ketika disebut Nama Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam termasuk orang yang celaka/ terhina (Raghima)
dari Abu Hurairah dari
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ وَرَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ فَانْسَلَخَ قَبْلَ أَنْ يُغْفَرَ لَهُ وَرَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ أَدْرَكَ عِنْدَهُ أَبَوَاهُ الْكِبَرَ فَلَمْ يُدْخِلَاهُ الْجَنَّةَ قَالَ رِبْعِيٌّ وَلَا أَعْلَمُهُ إِلَّا قَدْ قَالَ أَوْ أَحَدُهُمَا
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam beliau bersabda: "Rugilah seorang laki-laki yang namaku disebut disisinya kemudian ia tidak bershalawat untukku, dan rugilah seorang laki-laki yang datang padanya bulan ramadlan kemudian telah berakhir sedang dia belum mendapat ampunan, dan rugilah seorang laki-laki yang mendapati kedua orangtuanya dalam usia lanjut tetapi tidak bisa menjadikan dia masuk surga." Rib'i berkata: "aku tidak mengetahuinya kecuali dia telah berkata: 'atau salah satu dari keduanya.'" Musnad Ahmad 7139, Shahih Ibnu Hibban 908, dan Sunan Tirmidzi 3468
2) orang yang tidak bershalawat ketika disebut Nama Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam termasuk Orang yang Kikir ( Bakhiil)
dari Ali bin Abu Thalib ia berkata:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْبَخِيلُ الَّذِي مَنْ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Orang yang bakhil adalah orang yang apabila aku disebutkan di hadapannya maka ia tidak mengucapkan shalawat kepadaku." Sunan Tirmidzi 3469 Abu Isa berkata: hadits ini adalah hadits hasan shahih gharib.
Ali bin Husain dari Bapaknya,
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْبَخِيلُ مَنْ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ ثُمَّ لَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Orang yang bakhil itu adalah orang yang jika namaku disebut di dekatnya, namun dia tidak bershalawat kepadaku." Yaitu bacaan: shallallahu 'alaihi wa sallam. Musnad Ahmad 1645
dari Ali bin Husain, dari ayahnya,
عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: إِنَّ الْبَخِيلَ مَنْ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ، فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ.
dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Sesungguhnya orang yang kikir adalah orang yang saat namaku disebutkan didekatnya, ia tidak mau membaca shalawat untukku.” Shahih Ibnu Hibban 909
Abu Hatim RA berkata, “Hadits ini serupa dengan hadits yang diriwayatkan dan Al Husain bin Ali. Sedangkan Husain saat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam wafat berumur tujuh tahun kurang satu bulan. Bahwa ia dilahirkan pada malam bulan Sya’ban tahun keempat Hijriyah, dan ia berumur enam tahun lebih satu bulan saat ia sudah mulai cakap berbicara.”
Adapun Adzab atas mereka yang tidak bershalawat ketika disebut Nama Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yaitu
1) Jika termasuk Celaka (Raghima) maka ia akan termasuk penghuni neraka dan dijauhi Allah
Malik bin Al Hasan bin Malik bin Al Huwairits menceritakan kepada kami, dari ayahnya, dari kakeknya, ia berkata,
صَعِدَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمِنْبَرَ، فَلَمَّا رَقِيَ عَتَبَةً، قَالَ: آمِينَ ثُمَّ رَقِيَ عَتَبَةً أُخْرَى، فقَالَ: آمِينَ ثُمَّ رَقِيَ عَتَبَةً ثَالِثَةً، فقَالَ: آمِينَ ثُمَّ، قَالَ: أَتَانِي جِبْرِيلُ، فقَالَ: يَا مُحَمَّدُ، مَنْ أَدْرَكَ رَمَضَانَ فَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ، فَأَبْعَدَهُ اللَّهُ، قُلْتُ: آمِينَ، قَالَ: وَمَنْ أَدْرَكَ وَالِدَيْهِ أَوْ أَحَدَهُمَا، فَدَخَلَ النَّارَ، فَأَبْعَدَهُ اللَّهُ، قُلْتُ: آمِينَ، فقَالَ: وَمَنْ ذُكِرْتَ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيْكَ، فَأَبْعَدَهُ اللَّهُ، قُلْ: آمِينَ، فَقُلْتُ: آمِينَ.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam suatu ketika naik ke atas mimbar. Ketika beliau menaiki tangga mimbar, beliau berucap: Amin. Kemudian beliau naik tangga berikutnya dan berucap: Amin. Lalu saat menaiki tangga berikutnya, beliau pun berucap: Amin. Setelah beliau bersabda, “Jibril datang kepadaku, ia berkata, “Wahai Muhammad, barangsiapa yang mendapati bulan Ramadhan, kemudian dosa-dosanya tidak terampuni (karena tidak berpuasa atau beribadah dengan sunguh-sungguh), maka Allah SWT akan menjauhinya". Aku berucap: Amin. Jibril berkata lagi: “ Dan barangsiapa yang (sempat) menemui kedua orang tuanya atau salah seorang darinya (pada masa hidupnya), kemudian ia masuk neraka (karena ia tidak berbakti kepada kedua orang tuanya atau salah satu darinya), maka Allah SWT akan menjauhinya. ” Aku berucap: Amin. Jibril berkata lagi: “ Barangsiapa yang ketika diucapkan namamu, kemudian ia tidak bershalawat kepadamu, maka Allah SWT akan menjauhinya. Katakanlah wahai Muhammad: “Amin". Lalu aku berucap: Amin.”
139 Abu Hatim berkata, Di dalam Hadits ini terdapat dalil yang menunjukkan bahwa seseorang disunahkan untuk meninggalkan memberikan kedudukan untuk dirinya. Terlebih jika ia termasuk orang yang diikuti tindak tanduknya oleh orang-orang. Maka demikianlah, ketika Jibril berkata kepada Mushthafa shallallahu 'alaihi wa sallam, "Barangsiapa yang mendapati bulan Ramadhan, kemudian dosa-dosanya tidak terampuni (oleh karena tidak berpuasa atau beribadah dengan sunguh-sungguh), maka Allah SWT akan menjauhinya”. Beliau cepat-cepat berucap: "Amin." Begitu juga ketika Jibril berkata, “Dan barangsiapa yang (sempat) menemui kedua orang tuanya atau salah seorang darinya (pada masa hidupnya), kemudian ia masuk neraka (oleh karena ia tidak berbakti kepada kedua orang tuanya atau salah satu darinya), maka Allah SWT akan menjauhinya”. Namun, tatkala Jibril berkata, "Barangsiapa yang ketika diucapkan namamu, kemudian ia tidak bershalawat kepadamu, maka Allah SWT akan menjauhinya. Beliau tidak langsung mengucap: Amin, saat terdapat bagian (kebaikan) untuk dirinya di dalamnya, hingga Jibril menyuruh beliau mengucap: Amin. Dan baru beliau berucap: Amin. Dari sini dapat diketahui, bahwa beliau menghendaki untuk memberi contoh di dalam meninggalkan memberikan kemenangan (kedudukan) untuk dirinya dengan dirinya sendiri. Karena Allah SWT adalah Zat yang memberikan pertolongan kepada para kekasih-Nya di dunia maupun di akhirat. Sekalipun mereka tidak senang mendapat pertolongan (kedudukan) diri di dalam dunia. Shahih Ibnu Hibban 409
sejalan dengan itu disebutkan dari Abu Hurairah,
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَعِدَ الْمِنْبَرَ، فَقَالَ: آمِينَ آمِينَ آمِينَ. قِيلَ: يَا رَسُولَ اللهِ، إِنَّكَ حِينَ صَعِدْتَ الْمِنْبَرَ قُلْتَ: آمِينَ آمِينَ آمِينَ.، قَالَ: إِنَّ جِبْرِيلَ أَتَانِي، فَقَالَ: مَنْ أَدْرَكَ شَهْرَ رَمَضَانَ وَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ فَدَخَلَ النَّارَ فَأَبْعَدَهُ اللَّهُ، قُلْ: آمِينَ، فَقُلْتُ: آمِينَ. وَمَنْ أَدْرَكَ أَبَوَيْهِ أَوْ أَحَدَهُمَا فَلَمْ يَبَرَّهُمَا، فَمَاتَ فَدَخَلَ النَّارَ فَأَبْعَدَهُ اللَّهُ، قُلْ: آمِينَ، فَقُلْتُ: آمِينَ. وَمَنْ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيْكَ فَمَاتَ فَدَخَلَ النَّارَ فَأَبْعَدَهُ اللَّهُ، قُلْ: آمِينَ، فَقُلْتُ: آمِينَ.
bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam suatu ketika naik ke atas mimbar lalu mengucap, “Amin Amin Amin." Beliau ditanya, “Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, sesungguhnya saat tadi engkau menaiki mimbar, engkau mengucap Amin Amin Amin" Beliau menjawab, “Sesungguhnya Jibril tadi datang kepadaku, ia berkata, “Barangsiapa yang menjumpai bulan Ramadhan namun ia tidak mendapatkan ampunan, maka ia masuk kedalam neraka dan Allah SWT menjauhkannya. Katakanlah: “Amin." Maka aku pun mengucap: “Amin." (Jibril berkata) Barangsiapa yang menjumpai kedua orangtuanya, atau salah satu darinya, namun ia tidak berbuat baik kepada mereka hingga ia mati, maka ia masuk kedalam neraka dan Allah SWT menjauhkannya. Katakanlah: “Amin." Maka aku pun mengucap: “Amin." (Jibril berkata) Barangsiapa yang saat namamu disebutkan disisinya, lalu ia tidak mau bershalawat kepadamu, kemudian ia mati, maka ia masuk neraka dan Allah SWT menjauhkannya. Katakanlah: “Amin. ” Maka aku pun mengucap: "Amin." Shahih Ibnu Hibban 907
2) Jika termasuk orang yang kikir (Bakhil) maka ia orang yang tidak beriman dan hapus amal pahalanya
أَشِحَّةً عَلَيْكُمْ فَإِذَا جَاءَ الْخَوْفُ رَأَيْتَهُمْ يَنْظُرُونَ إِلَيْكَ تَدُورُ أَعْيُنُهُمْ كَالَّذِي يُغْشَى عَلَيْهِ مِنَ الْمَوْتِ فَإِذَا ذَهَبَ الْخَوْفُ سَلَقُوكُمْ بِأَلْسِنَةٍ حِدَادٍ أَشِحَّةً عَلَى الْخَيْرِ أُولَئِكَ لَمْ يُؤْمِنُوا فَأَحْبَطَ اللَّهُ أَعْمَالَهُمْ وَكَانَ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرًا (١٩)
mereka bakhil terhadapmu, apabila datang ketakutan (bahaya), kamu Lihat mereka itu memandang kepadamu dengan mata yang terbalik- balik seperti orang yang pingsan karena akan mati, dan apabila ketakutan telah hilang, mereka mencaci kamu dengan lidah yang tajam, sedang mereka bakhil untuk berbuat kebaikan. mereka itu tidak beriman, Maka Allah menghapuskan (pahala) amalnya. dan yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Qs. Al Ahzab ayat 19)
Kebakhilan menghancurkan umat terdahulu
dari Abdullah bin 'Amru bin al Ash, dia berkata:
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ الظُّلْمُ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَإِيَّاكُمْ وَالْفُحْشَ فَإِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْفُحْشَ وَلَا التَّفَحُّشَ وَإِيَّاكُمْ وَالشُّحَّ فَإِنَّ الشُّحَّ أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ أَمَرَهُمْ بِالْقَطِيعَةِ فَقَطَعُوا وَأَمَرَهُمْ بِالْبُخْلِ فَبَخِلُوا وَأَمَرَهُمْ بِالْفُجُورِ فَفَجَرُوا قَالَ فَقَامَ رَجُلٌ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الْإِسْلَامِ أَفْضَلُ قَالَ أَنْ يَسْلَمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِكَ وَيَدِكَ فَقَامَ ذَاكَ أَوْ آخَرُ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الْهِجْرَةِ أَفْضَلُ قَالَ أَنْ تَهْجُرَ مَا كَرِهَ رَبُّكَ وَالْهِجْرَةُ هِجْرَتَانِ هِجْرَةُ الْحَاضِرِ وَالْبَادِي فَهِجْرَةُ الْبَادِي أَنْ يُجِيبَ إِذَا دُعِيَ وَيُطِيعَ إِذَا أُمِرَ وَالْحَاضِرِ أَعْظَمُهُمَا بَلِيَّةً وَأَفْضَلُهُمَا أَجْرًا
Aku mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda: "Kezaliman akan mendatangkan kegelapan pada hari kiamat, dan janganlah kalian berbuat keji karena Allah tidak menyukai kekejian dan perbuatan keji, dan janganlah kalian bakhil karena kebakhilan menghancurkan kaum sebelum kalian, dia menyuruh mereka untuk memutuskan (silaturrahim) maka merekapun memutuskannya, ia menyuruh mereka untuk bersikap bakhil maka merekapun berlaku bakhil, ia menyuruh mereka untuk melakukan dosa maka merekapun berbuat dosa." Musnad Ahmad 6199
Ibnu Umar berkata: Kemudian ada seorang lelaki yang berdiri dan bertanya, "Wahai Rasulullah, perbuatan apakah yang paling utama dalam Islam?" Beliau menjawab, "Jika kaum muslimin selamat dari lisanmu dan tanganmu." Lalu lelaki itu berdiri lagi atau ada lelaki lain yang berdiri dan bartanya, "Wahai Rasulullah, hijrah apakah yang paling utama?" Beliau menjawab: "Hendaklah kamu meninggalkan apa yang dibenci oleh Rabbmu. Dan hijrah itu ada dua: hijrahnya orang kota dan orang badui, adapun hijrahnya orang badui adalah memenuhi undangan jika dipanggil dan taat jika diperintahkan. Adapun hijrahnya orang kota adalah yang paling besar musibahnya dan paling utama pahalanya."
Oleh karena itu Nabi selalu berdoa agar terhindar dari sifat bakhil sebagaimana disebutkan dalam hadits dari Anas bin Malik radliyallahu 'anhu bahwa
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَدْعُو
أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْبُخْلِ وَالْكَسَلِ وَأَرْذَلِ الْعُمُرِ وَعَذَابِ الْقَبْرِ وَفِتْنَةِ الدَّجَّالِ وَفِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdoa: "A'UUDZU BIKA MINAL BUKHLI WAL KASALI, WA ARDZALIL 'UMURI WA'ADZAABIL QABRI WAFITNATID DAJJAAL WAFITNATIL MAHYAA WAL MAMAAT" (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kekikiran, kemalasan, kepikunan, siksa kubur, fitnah Dajjal serta fitnah kehidupan dan kematian)." Shahih Bukhari 4338
semoga kita termasuk orang yang selalu dapat bershalawat ketika disebut nama Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. dan terhindar dari golongan orang yang tercela (raghima) dan kikir (Bakhiil).. aamiin
Posting Komentar
Posting Komentar