Mendamaikan amalan Rajab (3) Berkaca pada Cara Rasulullah menyelisihi Tradisi persembahan Jahiliyah

Mendamaikan amalan Rajab (3) Berkaca pada Cara Rasulullah menyelisihi  Tradisi persembahan Jahiliyah

Dalam tulisan mendamaikan amalan bulan Rajab (1) boleh atau tidak.  telah digambarkan bagaimana mendamaikan perbedaan Amalan pada bulan Rajab. Kedua perbedaan tersebut seperti tidak ketemu, karena yang satu mengamalkan dan yang lainnya melarang. Pendapat yang satu menyatakan amalan tersebut dikerjakan akan meraih pahala yang besar, namun sebaliknya pendapat satu lagi justeru jika dikerjakan dapat menyebabkan dosa. 

Sedangkan dalam tulisan mendamaikan amalan bulan Rajab (2) Beribadah karena Allah bukan karena Bulannya disebutkan bagaimana amalan dan ibadah tetap dapat dilaksanakan pada bulan Rajab. Insya Allah Berpahala dan tidak menambah dosa karena menjalankan sesuai yang diperintahkan Allah dan Rasulullah SAW. Terlebih amalan di Bulan Haram hari ini seperti telah diingatkan Rasulullah lihat tulisan Bulan Haram dan Peringatan Rasulullah SAW

Maka pada kesempatan ini, tulisan memberikan gambaran sebuah bagaimana Rasulullah mengubah tradisi persembahan di bulan Rajab. Gambaran tentang kedudukan amalan dan ibadah di bulan Rajab. dapat dilihat dari cara Rasulullah menyelisih tradisi Jahiliyah. 
 
Terdapat sebuah tradisi pada zaman jahiliyah, yaitu menyediakan fara' (anak hewan pertama yang dipersembahkan untuk berhala) dan 'atirah (hewan persembahan pada tanggal sepuluh bulan Rajab)pada setiap bulan Rajab tepatnya sepuluh hari pertamanya.
  
Dan ada beberapa hadits yang dapat ditafsirkan bahwa Islam mengikuti tradisi jahiliyah tersebut diantaranya (Sunan Nasa'i 4152), (Sunan Tirmidzi 1438), (Sunan Abu Daud 2406, 2450), (Sunan Ibnu Majah 3116). Hal ini dapat terjadi jika hadits-hadits ini dimaknai secara tunggal maka Umat islam dibolehkan mengikuti penyembelihan untuk sembahan pada sepuluh hari pertama rajab.

Namun Jika kita melihat hadits-hadits yang lain yang berkaitan terlihat bahwa ada pergeseran pola dalam mengubah kebiasaan masyarakat yang dilakukan Rasulullah adalah sebagai berikut 



a. Mengganti menjadi  sedekah dan qurban pada bulan apa saja
b. Mengganti menjadi qurban pada bulan Idul Adha dan sedekah daging pada bulan Rajab
c. Mengganti menjadi qurban dan sedekah pada bulan Idul Adha

Dari gambaran diatas dapat difahami bahwa Rasulullah memberikan banyak cara untuk mengubah tradisi fara’ dan atirah sebagai sembahan. Hal ini berkenaan dengan prinsip dilarangnya umat islam mengikuti kebiasaan atau tradisi umat terdahulu, tanpa menyelisihinya. Demikian juga perubahan kebiasaan masyarakat cara yang dilakukan Rasulullah sesuai dengan tingkatan penerimaan umatnya. 

Semoga kita dapat mengambi hikmah dari cara Rasulullah menyelisihi tradisi jahiliyah.

Bang  Afdoli
Bukan Siapa siapa bisa jadi siapa siapa untuk siapa siapa berbagi untuk kebaikan bersama

Related Posts

Posting Komentar