Mungkin ini kata yang tepat bagi saya untuk mengapresiasi kata hormati perbedaan penetapan 1 syawal. Kenapa kita mesti saling menghormati perbedaan penetapan 1 syawal? Kenapa Kata Pamungkas Hormati Perbedaan kita kibarkan ketika akan terjadi perbedaan pendapat terhadap penetapan 1 syawal ? Kenapa kita harus berlindung dibalik kata-kata hormati perbedaan penetapan 1 syawal?
Fakta perbedaan tentang jatuhnya 1 syawal sudah di depan mata. Muhammadiyah dan NU telah menetapakan 1 syawal 1436 H jatuh tanggal 17 Juli 2015, Persis telah menetapkan 1 syawal jatuh pada tanggal 18 Juli 2015. Pemerintah melalui Kementerian agama atau kemenag telah menyatakan keputusan Pemerintah ditentukan melalui sidang isbat tanggal 16 Juli 2015. Dan kalaupun tetap terjadi perbedaan jatuhnya 1 syawal, hormati perbedaan penetapan 1 syawal.
Kita akui kata-kata hormati perbedaan penetapan 1 syawal itu disampaikan Kementerian Agama dan tokoh-tokoh Islam. Namun saya sebagai umat islam kurang suka atau benci menggunakan kata hormati perbedaan penetapan 1 syawal. Saya sebagai umat islam memang kurang mengerti tentang hisab atau rukhyat sebagai dasar penetapan 1 syawal tersebut. Namun apakah karena perbedaan metode tersebut menjadikan penetapan jatuhnya 1 syawal menjadi berbeda? Bukankah hisab dan rukhyat hanyalah sebuah metode atau cara? Bukankah kita sebagai pelakunya yang lebih berperan menentukan jatuhnya 1 syawal tersebut ?
Oleh karenanya Ketika muncul kata hormati perbedaan penetapan 1 syawal, maka kita harus siap dengan segala konsekuensinya. Konsekuensi kata hormati perbedaan penetapan 1 syawal sungguh tidak mengenakkan. Konsekuensi kata hormati perbedaan penetapan 1 syawal membuat kita lemah dan berlindung dibalik kata-kata itu.
Apa saja rupanya konsekuensi kata-kata hormati perbedaan penetapan 1 syawal tersebut? Mari sama-sama kita lihat apa saja konsekuensi kata-kata hormati perbedaan penetapan 1 syawal tersebut yaitu sebagi berikut :
- Kita harus menerima ketika sebagian umat Islam masih bertarawih, sebagiannya lagi mengumandangkan takbir.
- Kita harus menerima ketika sebagian umat Islam masih bertadarus, sebagiannya lagi mengumandangkan takbir.
- Kita harus menerima ketika sebagian umat islam melaksanakan sholat ied, sebagiannya lagi masih menahan lapar dan dahaga.
- Kita harus menerima ketika sebagian umat islam sudah saling bermaaf-maaf-an, sebagiannya lagi masih menahan diri.
- Kita harus menerima ketika sebagian umat islam sudah bersuka cita dengan lebaran, sebagiannya lagi masih menahan godaan.
- Kita harus menerima ketika sebagian umat islam membuka makanan terlezatnya, sebagiannya lagi masih menutup rapat lemari makanannya.
- Kita harus menerima ketika sebagian umat islam saling membenarkan pilihan hari lebaranya yang paling benar.
Posting Komentar
Posting Komentar