Al Maidah 51 adalah Ayat Keselamatan, Toleransi dan Rahmatan Lil Alamin

Al Maidah 51 adalah Ayat Keselamatan, Toleransi dan Rahmatan Lil Alamin

Untuk Anda yang sudah terlebih dahulu membaca tulisan Baru Tahap hafal, Ahok Berani Tegas fitnah Islam tentu telah memahami bahwa ahok telah melakukan fitnah terhadap Islam melalui Surat Almaidah 51. Maka wajib bagi kita untuk memeranginya dengan menjelaskan arti Surat Maidah 51 sesungguhnya.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَىٰ أَوْلِيَاءَ ۘ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ ۚ وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, Maka Sesungguhnya orang itu Termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. (Qs. Al Maidah 5:51)

Sebelum kita bahas ini, perlu diketahui bahwa ayat yang berkaitan dengan pemilihan pemimpin ini cukup banyak, sedangkan dengan pemimpin (auliya) saja ada sekitar 33 ayat. Dimana kesemua ayat tersebut saling mendukung dan berkaitan. Namun pada kesempatan ini Insya Allah saya  membahas Al Maidah 51 secara tunggal. 

Oke, mari kita lihat makna yang terkandung dalam Surat Al Maidah ayat 51 dalam 4 bagian yaitu sebagai berikut :

1. Surat Al Maidah ayat 51 ditujukan untuk Orang-orang yang beriman

2. Perintah Surat Al Maidah ayat 51 adalah melarang menjadikan orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu) dengan alasan sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain.

3. Bagi yang melanggar Surat Al Maidah ayat 51berarti termasuk dalam golongan orang-orang Yahudi dan Nasrani

4. Bagi yang melanggar Surat Al Maidah ayat 51 juga termasuk orang zalim, dimana Allah tidak akan memberi petunjuk bagi mereka.


Penjelasan 1

Perintah untuk tidak mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain sesungguhnya ditujukan untuk mukmin (orang-orang beriman) bukan untuk muslim (orang yang beragama islam) secara keseluruhan. 

Beda pengertian antara mukmin (orang beriman) dengan muslim (orang beragama islam). Orang yang beriman tentu orang yang beragama Islam, tapi orang beragama Islam belum tentu orang yang beriman. Islam sebagai agama bagi seseorang lebih bersifat status dan identitas diri, sedangkan iman pada seseorang bernilai pada Ucapan, Perbuatan dan Sikap (UPS). Sebagaimana hadits yang di riwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda “Iman itu ada 73 cabang lebih, yang paling rendah adalah menyingkirkan duri dari jalan, sedang yang paling tinggi adalah ucapan : LAA ILAAHA ILLA ALLAH.”(HR. Ahmad 9372)

Ada beberapa pengertian yang dapat mengarahkan pada makna orang yang beriman sesungguhnya yaitu 

1. Orang beriman adalah termasuk orang yang selamat sebagaimana dalam gambar (lihat tulisan 73 golongan umat islam). 

2. Orang yang beriman adalah golongan orang pertengahan antara muslim dengan muhsin (orang yang berakhlak islam) dalam umat islam (lihat tulisan 4 golongan umat islam).

3. Orang yang beriman adalah golongan orang mampu menyeimbangkan antara kepentingan akhirat dan kepentingan duniawi.

berdasarkan uraian diatas jelas bahwa surat Al Maidah 51 ditujukan kepada orang-orang benar menyakini dan melaksanakan islam secara baik. Surat Al Maidah 51 ditujukan kepada orang yang secara ucapan dan perbuatannya menyakini dan melaksanakan ajaran Islam. Surat Al Maidah 51 bukan ditujukan kepada orang yang beragama Islam secara keseluruhan. Dimana agama lebih melekat sebagai simbol dan identitas diri sebagai umat Islam. Oleh karenanya tidak benar jika ada yang mengatakan bahwa surat Al Maidah adalah ayat alquran yang primordial atau SARA. Justeru orang yang mengatakan Al Maidah 51 sebagai ayat primordial atau SARA perlu dipertanyakan niat dan tujuannya mengatakan hal tersebut ?

Penjelasan ke-2 

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. 

Perintahnya jelas bahwa dilarang bagi orang-orang yang beriman untuk menjadikan orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu) dengan 3 alasan yaitu 

1. Bahwa sebagian orang-orang yahudi dan Nashrani adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Hal ini yang harus dihindari oleh seorang pemimpin. Pemimpin adalah orang mampu berdiri diatas semua kepentingan orang-orang yang dipimpinnya. Pemimpin tidak memimpin hanya sebagian golongan orang yang dipimpinnya. Apapun latar belakang suku, agama, status sosial miskin kaya, pilihan politiknya baik pemilihnya atau bukan, seorang pemimpin harus mampu menjadi pemimpin bagi semua masyarakatnya. (untuk contoh Lihat Tulisan Ahok itu Gubernurnya Siape?)

2. Orang yang beriman (Mukmin) dan orang yang bertaqwa (muttaqin) sebagai umat yang terbaik dan Insya Allah selamat dari siksa api neraka, tentunya akan memilih pemimpin yang terbaik juga yang diyakininya dapat membawanya pada keselamatan dunia akhirat.  

3. Bahwa untuk menjadi mukmin dan muttaqqin tidak menjadikan pemimpin yang dapat membawa mereka pada kesesatan atau kezaliman lihat gambar 73 golongan umat Islam

Berdasarkan hal ini jelas bahwa Al Maidah bukanlah ayat SARA karena tidak melarang orang-orang beragama Yahudi dan Nashrani secara mutlak. Ada alasan-alasan yang diberikan kenapa orang beragama Yahudi dan Nashrani dilarang dipilih sebagai pemimpin bagi orang-orang beriman dan orang-orang bertaqwa. 

Penjelasan 3

“Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, Maka Sesungguhnya orang itu Termasuk golongan mereka.”

Jika dilihat gambar pada 73 golongan umat Islam dapat terlihat bahwa bagaimana golongan umat yang mengikuti umat sebelumnya. Golongan mukmin atau muttaqin yang mengikuti umat sebelumnya akan membawanya pada kesesatan atau kezaliman. Yang pada akhirnya membawa pada siksa api neraka karena menjadi sama dengan orang yang dipilihnya atau diikutinya tersebut.

Secara fakta anda dapat melihat seorang pemimpin melalui para pengikutnya, atau pendukungnya. Sifat Pemimpin yang pembohong, pendustas, sombong, kasar, kejam atau zalim akan dapat terlihat pada prilaku pada pendukung atau pemilihnya. Dalam analogi sederhananya : "berteman dengan penjual Parfum, anda akan wangi Parfum, berteman dengan penjual ikan, anda juga akan kebagian bau ikan."

Hal ini juga sesuai dengan sabda Rasulullah SAW bahwa “Sesungguhnya akan keluar dari umatku beberapa kaum yang mengikuti hawa nafsunya seperti anjing mengikuti tuannya.” (HR. Abu Daud 3981)

Penjelasan 4

“Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim”

Kalimat ini adalah penegasan bahwa orang yang mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpinnya termasuk orang-orang zalim. Dan Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang-orang yang demikian. Subhanallah, semoga kita tidak termasuk golongan orang-orang zalim sebagaimana dalam gambar adalah pengikut umat sebelumnya.

Dari penjelasan tentang surat Al Maidah ayat 51 yang jelas dan tegas bukannya ayat Primordial atau SARA. Surat Al Maidah ayat 51 justeru mengajarkan dan membawa keselamatan dunia akhirat. Keselamatan di dunia adalah terpilih pemimpin yang mengayomi dan melindungi masyarakatnya dengan adil. Keselamatan di akhirat terhindar dari siksa api neraka. 

Surat Al Maidah ayat 51 adalah ayat yang agung, tidak bermain ditataran primordial ataupun SARA, baik dari sisi tujuan ayat tersebut yakni orang beriman bukan umat islam secara keseluruhan maupun objeknya. Dan orang Yahudi dan Nasrani yang dilarang untuk dipilih sebagai pemimpin bukanlah mutlak ada alasan yang melatarbelakanginya. Sehingga disamping membawa pesan keselamatan, Al Maidah 51 ternyata tidak meninggalkan pesan bahwa setiap orang memiliki hak yang sama untuk memilih dan dipilih sepanjang pantas, layak dan baik. 

Hal ini semakin menegaskan bahwa Surat Al Maidah 51 adalah ayat yang mengajarkan kebaikan bukan hanya bagi umat Islam atau mukmin saja tapi kebaikan bagi semua umat sekalian alam. Dimana tujuan ayat Al maidah 51 adalah terpilihnya pemimpin yang adil bagi semua masyarakatnya dengan penuh amanah dan tanggung jawab.

Semoga sahabat afdol dapat mengambil hikmah dari Surat Al Maidah 51 yang awalnya dijadikan fitnah oleh orang-orang menyukai kezaliman, sehingga kita dapat menyadari bahwa ayat ini adalah ayat yang Rahmatan Lil Alamin.

Informasi terkait

Bang  Afdoli
Bukan Siapa siapa bisa jadi siapa siapa untuk siapa siapa berbagi untuk kebaikan bersama

Related Posts

Posting Komentar