Rasululllah Terbuka dengan Kritik


Terbayang Rasulullah sebagai suri tauladan umat juga terbuka dengan kritik. Rasulullah sebagai uswatun hasanah juga memberikan contoh dalam menerima kritik dari para sahabat dan lainnya. Rasulullah yang ucapan, perbuatan dan sikapnya diukuti oleh para sahabat dan umat justeru tetap terbuka dengan kritik.

Untuk melihat bahwa Rasulullah terbuka dengan kritik, dapat kita lihat pada hadits tentang batasan waktu minimal untuk mengkhatamkan Alquran. Rasul bersedia mengkoreksi jawaban yang telah disampaikan. Namun pada akhirnya Rasulullah memberikan batasan akhir sebagai bentuk ketegasan.

Adapun hadits terkait batasan mengkhatamkan Alquran yaitu

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepdaku: Bacalah (Khatamkanlah) Al Quran sekali pada setiap bulannya. Saya berkata, Saya masih kuat dari itu. beliau bersabda: Kalau begitu, pada setiap dua puluh hari sekali. Saya berkata lagi, Saya masih kuat kurang dari itu. beliau bersabda: Kalau begitu, bacalah (khatamkanlah) pada setiap tujuh hari sekali, dan jangan kamu menguranginya lagi. (HR. Muslim 1964)

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Bacalah Al Qur`an itu dalam satu bulan. Aku berkata, Sesungguhnya aku lebih mampu dari itu. Beliau bersabda: Kalau begitu, bacalah (khatamkanlah) ia dalam tujuh hari, dan janganlah melewati batas itu. (HR. Bukhari 4666)

Di lain riwayat ada yang megatakan lima hari dan tiga hari.

Hal ini memperlihatkan bahwa Rasulullah menerima bahwa ada kelebihan yang dimiliki para sahabat yang mampu menyelesaikan membaca Alquran kurang dari satu bulan. Namun sampai juga hal tersebut memberatkan bagi umat islam. dan demikian juga membaca alquran perlu diikutin dengan pemahamanan makna yang terkandung dalam ayat- ayat tersebut. 

Melalui hadits ini kita dapat mengambil hikmah bahwa kita lebih mengetahui kemampuan yang kita miliki. Jika kita yakin maka kita akan bisa melakukannya. Untuk hal tersebut kita tidak perlu pembenaran dari orang lain. Namun kita tetap memiliki batasan yang harus kita ikuti. Sebagai umat Islam ada batasan norma sebagaimana dalam Alquran dan Al hadits. Sedangkan sebagai warga negara adalah hukum konstitusi dan peraturan perundang-undangan. 

Wallahu A'lam Bishawab

Informasi terkait :

Bang  Afdoli
Bukan Siapa siapa bisa jadi siapa siapa untuk siapa siapa berbagi untuk kebaikan bersama

Related Posts

Posting Komentar