Dalam pembahasan dapatkah Puasa Asyura dipersatukan? Dan sejarah tahap perkembangan puasa asyura dalam sejarah Nabi SAW didapatkan kesimpulan bahwa puasa asyura dilaksanakan tepat pada hari kesembilan bulan Muharram. Hal ini sebagai bentuk menyelisihi puasa dan hari raya Kaum Yahudi pada hari kesepuluh bulan Muharram. Nabi SAW mendahului puasa Asyura tanggal 9 dari hari Asyuranya sendiri tanggal 10 Muharram.
Muncul Pertanyaan : Apakah dasar Nabi SAW memajukan puasa Asyura dari tanggal 10 menjadi tanggal 9 Muharram? Bukankah dengan memajukan satu hari maka umat Islam berpuasa tidak pada hari asyura?
Padahal jelas bahwa ibadah-ibadah umat islam disyariatkan untuk dilakukan tepat pada waktunya. Tidak sah Shalat dikerjakan tidak pada waktunya kecuali ada alasan yang disyariatkan. Dan diutamakan dikerjakan diawal waktu.
Demikian juga penetapan awal bulan dengan melihat hilal, guna mendapatkan hari awal bulan yang tepat tanpa ada pengenapan hari atau kabisat. Sehingga ibadah puasa dan lainnya dapat sah dilakukan tepat pada waktunya.
Ketepatan hari ini juga tetap terjaga, dalam ibadah puasa Asyura. Sekalipun Rasulullah SAW memajukan puasa asyura dari tanggal 10 Muharram menjadi tanggal 9. Ternyata walaupun umat islam berpuasa pada hari asyura di tanggal 9 akan tetapi kemuliaan hari asyura di tanggal 10 juga tetap didapatkan. Kog bisa ?
Perlu kita ketahui bahwa kalender yahudi menggunakan sistem campuran antara kalender bulan dengan matahari. Kaum yahudi menjadikan maghrib sebagai awal sebuah hari atau pergantian hari.
Sedangkan kalender umat Islam berdasarkan peredaran bulan secara murni sebagai penanggalannya. Kemudian hari, penanggalan ini dikenal dengan nama kalender Hijriah. Untuk awal hari kalender hijriah terbagi setidaknya dalam dua kelompok yaitu Magrib sebagai awal hari seperti kalender yahudi dan Subuh sebagai awal hari.
Secara umum umat islam menggunakan maghrib sebagai awal hari. Dan penulis mengembangkan pendapat yang menjadikan subuh sebagai awal hari. Disamping didukung oleh banyak dalil Alquran dan hadits, Subuh sebagai awal hari juga mampu menyatukan kalender islam Dunia. Lihat Tulisan Saatnya menjadikan subuh sebagai awal hari. dan secara lengkap telah ditulis dalam buku.
Dan untuk menjawab pertanyaan: bagaimana mungkin Umat islam berpuasa pada hari kesembilan namun tetap dalam kemuliaan hari asyura di hari kesepuluh, penulis menggunakan pendapat subuh sebagai awal sebuah hari.
Bahwa karena perbedaan awal hari antara kalender yahudi (magrib) dengan kalender islam Dunia (Subuh), maka akan terjadi persinggungan hari. Tepatnya malam tanggal 10 kalender yahudi jatuh pada waktu yang bersamaan dengan tanggal 9 Muharram malam kalender Islam Dunia. Dan secara lebih lengkap dapat dilihat dalam gambar berikut :
Dari gambar diatas terlihat bahwa sekalipun umat islam berpuasa pada hari kesembilan namun tetap tetap mendapatkan hari kemuliaan tepatnya pada malam harinya. Bahkan dengan perubahan hari berpuasa asyura menjadi tanggal 9 Muharram, umat Islam mendapat porsi waktu yang paling mulia yaitu terangkum 1/3 akhir malam didalamnya. Dimana dalam kalender yahudi waktu ini adalah di awal harinya.
Hal ini tentu sejalan dengan riwayat Al Hakam bin Al A'raj yang pernah mendatangi ibnu Abbas dan bertanya tentan puasa Asyura. Ibnu Abbas menjawab hitung sejak melihat hilal muharam, dan puasa dilakukan sejak subuh hari kesembilan ( Lihat (HR. Muslim 1915; HR. Abu Daud 2090; HR Sunan At Tirmidhi 685; dan HR. Ahmad 2028, 2104, 2409, 3043, 3219)
Dari uraian diatas dapat dinyatakan bahwa Sekalipun Rasulullah memerintahkan puasa Asyura di majukan satu hari menjadi tanggal 9 Muharram, namun umat Islam tetap mendapatkan kemuliaan Hari Asyura tanggal 10nya.
Hal ini mengingatkan bagaimana Nabi SAW juga menyelisihi kebiasaan umat sebelumnya dalam berbuka puasa. Kita umat Islam diajarkan berbuka puasa pada awal masuk maghrib bukan pada akhir maghrib. Bahkan umat Islam dijamin Rasulullah SAW dalam kebaikan jika menyegerakan berbuka puasa pada waktu tersebut.
Demikian pembahasan tentang pembenaran Puasa Asyura tanggal 9 Muharram berdasarkan kriteria Kalender Islam Dunia. Semoga kita dapat termasuk , kita termasuk kaum yang telah diterima taubatnya atau akan diberikan taubat oleh Allah SWT dan mendapatkan kemuliaan hari Asyura.
Subhanaka Allahumma Wa Bihamdika Asyhadu Alla Ilaaha Illa Anta Astaghfiruka Wa Atubu Ilaik
Tulisan terkait :
Posting Komentar
Posting Komentar