Hikmah Kasus dibohongi Pakai Almaidah 51

Kasus dibohongi Pakai Almaidah 51 memang telah menghentak ummat tidak hanya di dalam negeri bahkan hingga luar negeri. Konsentrasi negeri seperti tertuju kepada kasus ini. Berbagai reaksi muncul baik melalui opini, agitasi dan solusi dilakukan untuk mengatasi efek kasus dibohongi Pakai Al Maidah51 baik secara perorangan, kelompok, lembaga dan lainnya bahkan institusi pemerintah. 

Reaksi yang muncul tidak hanya di Dunia maya bahkan dunia nyata reaksinya juga tidak kalah hangat. Sangatlah wajar reaksi begitu besar muncul terhadap kasus dibohongi pakai Al Maidah51. Diantaranya karena dilakukan oleh seorang gubernur di Ibukota Negara terhadap keyakinan mayoritas (semu) ummat negeri pancasila. Hal ini semakin memanas DKI Jakarta termasuk salah satu sebagai propinsi yang akan pilkada pada Februari 2017. 

Kasus sensitif yang menyentuh ummat dengan kekhawatiran kejadian serupa akan secara massive dapat terulang.ditambah bumbu aroma politik dalam dan luar negeri yang membuat kasus ini semakin memanas. 
Hikmah Kasus dibohongi Pakai Almaidah 51

Masyarakat seakan terbelah dua kelompok. satu kelompok menuduh kelompok lain akan membawa ke kanan, dan satu kelompok menuduh akan membawa ke kiri. Padahal Ideologi Pancasila adalah ideologi pertengahan, tidak kiri tidak kanan. Negara Indonesia tidak agama/tidak beragama (Teis/Ateis) sebagai dasarnya, namun menjadikan agama sebagai sila pertamanya. 

Dengan menyinggung hati umat Muslim melalui Kasus dibohongi Pakai Almaidah 51, maka otomatis juga telah mencederai Pancasila dengan Bhineka Tunggal Ika. 

walaupun Kasus dibohongi Pakai Almaidah 51 telah menyinggung hati ummat. Namun kita dapat berkaca pada ayat yang menyatakan : 
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Kutipan ayat ini cukup relevan digunakan dalam kasus dibohongi Pakai Almaidah 51. Hal ini karena banyak hikmah yang dapat di ambil dari kejadian ini, diantaranya : 

1. Secara pribadi - pribadi, kasus ini dapat menjadi titik tolak bagi masyarakat Indonesia untuk dapat naik pangkat menjadi umat beriman melalui ucapan, sikap dan perbuatan yang adil terhadap diri, negeri dan Tuhannya. Bagi Umat Islam ini adalah kesempatan lebih besar untuk berjihad dengan amar Ma'ruf Nahi Mungkar.
2. Secara Instusi Pemerintahan, kasus ini dapat menjadi titik tolak bagi pemerintah untuk menunjukkan sikap adilnya bagi masyarakat dan negara. 
3. Secara Negara, kasus ini dapat menjadi titik tolak bagi negeri ini untuk bangkit melalui kekuatan kebhinekaan yang dimilikinya. 

Hikmah itu dapat diraih jika kita mampu mengelola secara baik kejadian yang menyita energi ini, dengan menempatkannya dan menyelesaikannya secara adil dan bijaksana. 

Bang  Afdoli
Bukan Siapa siapa bisa jadi siapa siapa untuk siapa siapa berbagi untuk kebaikan bersama

Related Posts

Posting Komentar