Adalah suatu yang tidak mengenakkan jika berhadats buang angin ketika shalat. Shalat menjadi batal dan harus dimulai kembali dari berwudhu. Bisa jadi berhadatsnya berulang karena mungkin memang kondisi perut yang kurang nyaman. Dan kita pun harus bolak- balik kembali berwudhu.
Berkaitan dengan ini Rasulullah sendiri pernah diriwayatkan dari Al Mughirah bin Syu'bah berulang hingga tiga kali berwudhu.
مسند أحمد ١٧٤٤٣: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُبَيْدٍ حَدَّثَنَا بُكَيْرٌ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي نُعْمٍ حَدَّثَنَا الْمُغِيرَةُ بْنُ شُعْبَةَ
أَنَّهُ سَافَرَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَدَخَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَادِيًا فَقَضَى حَاجَتَهُ ثُمَّ خَرَجَ فَأَتَاهُ فَتَوَضَّأَ فَخَلَعَ خُفَّيْهِ فَتَوَضَّأَ فَلَمَّا فَرَغَ وَجَدَ رِيحًا بَعْدَ ذَلِكَ فَعَادَ فَخَرَجَ فَتَوَضَّأَ وَمَسَحَ عَلَى خُفَّيْهِ فَقُلْتُ يَا نَبِيَّ اللَّهِ نَسِيتَ لَمْ تَخْلَعْ الْخُفَّيْنِ قَالَ كَلَّا بَلْ أَنْتَ نَسِيتَ بِهَذَا أَمَرَنِي رَبِّي عَزَّ وَجَلَّ
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ubaid Telah menceritakan kepada kami Bukair dari Abdurrahman bin Abu Nu'm Telah menceritakan kepada kami Al Mughirah bin Syu'bah, bahwa ia pernah bepergian bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Kemudian beliau memasuki suatu lembah dan buang hajat. Setelah beliau keluar Al Mughirah mendatangi beliau, maka beliau pun berwudlu. Beliau lalu melepas kedua khufnya dan berwudlu lagi. Selesai wudlu beliau kentut sehingga beliau pun kembali dan berwudlu lagi dan hanya mengusap kedua khufnya. Maka saya pun berkata: "Wahai Nabi Allah, engkau telah lupa! Engkau belum melepas kedua khufmu." Beliau bersabda: "Tidak, akan tetapi kamulah yang lupa akan perkara ini. Rabb-ku 'azza wajalla telah memerintahkanku." (Musnad Ahmad 17443)
Dari hadits diatas dapat dinyatakan bahwa berwudhu Rasulullah yang ketiga dipermudah tanpa melepas khuf beliau. Hal ini menjadi contoh atau qiyas ketika kita harus berulang berwdhu karena bolak balik buang angin.
Dan disamping itu terdapat juga hadits yang menyatakan keutamaan berwudhu pada saat-saat yang tidak disukai.
ثُمَّ قَالَ يَا مُحَمَّدُ فِيمَ يَخْتَصِمُ الْمَلَأُ الْأَعْلَى قَالَ قُلْتُ فِي الْكَفَّارَاتِ قَالَ وَمَا الْكَفَّارَاتُ قُلْتُ الْمَشْيُ عَلَى الْأَقْدَامِ إِلَى الْجَمَاعَاتِ وَالْجُلُوسُ فِي الْمَسْجِدِ خِلَافَ الصَّلَوَاتِ وَإِبْلَاغُ الْوُضُوءِ فِي الْمَكَارِهِ قَالَ مَنْ فَعَلَ ذَلِكَ عَاشَ بِخَيْرٍ وَمَاتَ بِخَيْرٍ وَكَانَ مِنْ خَطِيئَتِهِ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ وَمِنْ الدَّرَجَاتِ طِيبُ الْكَلَامِ وَبَذْلُ السَّلَامِ وَإِطْعَامُ الطَّعَامِ وَالصَّلَاةُ بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ قَالَ يَا مُحَمَّدُ إِذَا صَلَّيْتَ فَقُلْ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الطَّيِّبَاتِ وَتَرْكَ الْمُنْكَرَاتِ وَحُبَّ الْمَسَاكِينِ وَأَنْ تَتُوبَ عَلَيَّ وَإِذَا أَرَدْتَ فِتْنَةً فِي النَّاسِ فَتَوَفَّنِي غَيْرَ مَفْتُونٍ
lalu Dia berfirman, Wahai Muhammad, dalam masalah apa para Malaikat yang tinggi saling berselisih?, saya menjawab, dalam masalah kaffarat (penghapusan dosa-dosa). Apakah kafarat itu? Saya menjawab, berjalan kaki menuju jamaah shalat dan duduk di masjid untuk menanti shalat-shalat ditegakkan dan meratakan berwudlu saat-saat tidak suka. Beliau bersabda: "Barangsiapa yang melakukan hal itu maka dia akan hidup dengan baik dan meninggal dalam keadaan baik dan keadaannya dengan kesalahannya sebagaimana hari dia dilahirkan oleh ibunya, dan yang termasuk mengangkat derajat adalah perkataan yang baik, menyebarkan salam, memberi makanan, shalat malam saat manusia dalam keadaan tidur." Dia berfirman, "Wahai Muhammad, jika kamu shalat maka bacalah: Ya Allah, sesungguhnya saya meminta kepada-Mu kebaikan-kebaikan, meninggalkan kemungkaran, mencintai orang miskin dan kamu dalam keadaan bertaubat kepada-Ku, dan jika Engkau menghendaki fitnah pada manusia, tolong wafatkanlahku dalam keadaan tidak terkena fitnah. (Musnad Ahmad 16026) hadits ini dinilai syuaib al arnauth sanad nya namun jika dilihat para perwaniya tsiqah kecuali zuhair bin muhammad para ulama berbeda pendapat tentabg dirinya.
Berdasarkan hadits di atas dapat dinyatakan bahwa meratakan (menyempurnakan) berwudhu pada saat-saat tidak termasuk permasalahan yang diperselisihi malaikat yang tinggi. Maka dia akan hidup dengan baik dan meninggal dalam keadaan baik dan keadaannya dengan kesalahannya sebagaimana hari dia dilahirkan oleh ibunya, dan yang termasuk mengangkat derajat adalah perkataan yang baik, menyebarkan salam, memberi makanan, shalat malam saat manusia dalam keadaan tidur.
Hal ini menggambarkan kemudahan dan kelebihan yang diberikan Allah terhadap kesulitan yang kita jalani. Hal mengingatkan keseimbangan setiap balasan atas setiap pkerjaan kita.
وَلِكُلٍّ دَرَجَاتٌ مِّمَّا عَمِلُوا ۚ وَمَا رَبُّكَ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ
Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat (seimbang) dengan apa yang dikerjakannya. Dan Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan. (Qs. 6:132)
Demikian sekilas pembahasan Kajian Hadats Buang Angin, semoga bermanfaat.
subhanaka allahumma wa bihamdika asyhadu alla ilaaha illa anta astaghfiruka wa atubu ilaik
Posting Komentar
Posting Komentar