Sebagai acuan standar waktu di dunia secara umum dikenal Standar waktu dunia (Universal Time Coordinated, UTC) yang menjadikan Greenwich Mean Time (GMT) sebagai waktu pertengahan dunia. UTC menjadikan tengah malam atau pukul 24:00/00:00 sebagai awal waktu. Waktu ini ditetapkan dengan mempertimbangkan bahwa pukul 12:00 siang matahari tepat di atas kota greenwich inggris. Oleh karenanya Bigben atau yang dikenal dengan nama Jam besar dibangun sebagai tonggak standar waktu dunia.
Sementara itu untuk waktu Islam, sudah saatnya pula Umat Islam dunia menjadikan Makkah Mean Time (MMT) sebagai waktu pertengahan dunia sebagai acuan Islamic Time Coordinated (ITC). Hal ini telah digambarkan dalam tulisan Saatnya Makkah Mean Time (MMT) dijadikan Waktu Islam
Dan untuk mewujudkan hal tersebut terdapat lima pilihan waktu dalam Islam yang dapat diterapkan (selengkapnya Saatnya Umat Islam menjadikan Jam 01.00 Dinihari sebagai waktu pergantian Hari) sebagai awal waktu pergantian hari yaitu :
- Mengikuti Standar Waktu Dunia sesuai GMT
- MMT Sama dengan Standar Waktu Dunia sesuai GMT
- MMT Lebih cepat satu jam dari Standar Waktu Dunia sesuai GMT
- MMT Lebih cepat dua jam dari Standar Waktu Dunia dunia sesuai GMT
- MMT Lebih cepat tiga jam dari Standar Waktu Dunia dunia sesuai GMT
Dan berdasarkan kelima plihan tersebut, penulis memberikan rekomendasi dua pilihan yang terbaik yaitu pilihan ketiga dan keempat. Pilihan ini menjadikan waktu Islam satu dan dua jam lebih cepat dari standar waktu dunia sesuai GMT. Dan kedua pilihan waktu ini telah digambarkan dalam peta perbandingan antara UTC dengan ITC. Sehingga pukul 01:00 atau 02:00 UTC sama dengan pukul 00:00 ITC. Waktu tersebut juga terbukti mampu menjadi dunia menjadi satu satu tanggal baik sesuai kalender masehi maupun kalender hijriah. Bahkan sesuai untuk kebutuhan ibadah dan kepentingan sipil Lihat selengkapnya dalam Makkah Mean Time (MMT) dalam Waktu Islam Dunia (Islamic Time Coordinated).
Dan untuk tonggak penyatuan waktu Islam, ternyata di tahun 2016 bersamaan dengan penulis menyelesaikan buku Masjidil Haram menyatukan Kalender Islam Dunia, Pemerintah Arab Saudi juga telah menyiapkan Jam besarnya. Sekilas Jam besar ini mirip dengan jam besar (bigben) di Greenwich Inggris, namun besarnya lebih lima kali. Jika bigben panjang lebarnya 15 meter, jam yang telah dipersiapkan ini memiliki panjang dan lebar 80 meter.
Jam yang menghiasi kota yang disucikan Umat islam ini dikenal dengan nama Mekkah Royal Clock (MRC). MRC ditempatkan diatas bangunan hotel di ketinggian 530 meter sehingga Jam masih dapat dilihat dari jarak 17 Km. MRC dan bangunan hotelnya tersebut merupakan bagian dari pengembangan Masjidil Haram yang dicanangkan Raja Abdullah bin Abdul Aziz.
MRC yang dibangun Saudi Bin ladin Group dengan rancangan arsitek Dar Al Handasah Architects pada awalnya memang menuai berbagai kontroversi. Dengan bangunan sebesar dan setinggi MRC tentu banyak hal yang harus dikorbankan. Diantaranya beberapa bangunan bersejarah dan ciri kota Mekkah sebelumnya harus dikorbankan.
Dan dibalik pembangunan MRC tersebut, ternyata ada hikmahnya yaitu bahwa MRC dapat dijadikan tonggak penyatuan Waktu hijriah atau waktu Islam Dunia (ITC). Demikian juga kalender Islam Dunia Insya Allah juga otomatis akan dapat disatukan juga.
Oleh karena itu penulis mengusulkan untuk menjadikan waktu islam dunia lebih cepat 1 atau 2 jam dari waktu dunia ( ITC = UTC +1 atau UTC+2). Insya Allah waktu untuk kepentingan sipil dan keperluan ibadah dapat terangkum didalamnya.
Posting Komentar
Posting Komentar